Lalu, tetiba wajah kami kembar menjadi Kartini Masa Kini
Dengan tubuh huruf menempel di sana-sini
Puisi 4
Kau Wariskan Aksara
Oleh: Diana Lestari
Tanganmu wariskan aksara
Kisah rintihan hati wanita
Mengikis beban peradaban
Ikat erat tali persahabatan
Habis gelap terbitlah terang
Walau memakan durasi panjang
Nyali mendobrak pasungan
Memutus rantai perbudakan
Ah.., Wanita itu
Tak lelah kobarkan api
Yang jauh dari kepergiannya
Masih terasa hangat peluknya
Bagaimana ia bisa begitu gigih
Bukankah kebaya dan kain
Begitu ketat kau bawa berlari
Semua tertulis di benak saat ini
Aku yang sama sepertimu
Tapi tak dengan kerja kerasmu
Dengan suasana awan kelabu
Wanita yang kukenal di gambar
Membongkar dapur sumur kasur
Kan kukirimkan salam hangat
Dalam tidur abadimu yang lelap
Puisi 5
Surat Kartini
Oleh: Wanda Listiani
Berulang kali kubaca suratmu
Tidak ada pilihan, selain maju
Kubuang sejenak ragu
Tak ada lagi masa lalu
Bergemuruh rindu
Bertalu-talu
Namun kau tak membiarkanku
Membisu
Pada waktu
Surat-suratmu
Bagai taksu
Mencerabutku
Bergerak ku
Dari bayang semu
Gelap pun berlalu
Sejak itu
Tumbuh semangat baru
Selalu
Puisi 6
Guruku, Kartiniku
Oleh: Efa Madani
Wahai guruku, Ibu Kartiniku..
Pengeja langkah yang buta akan setiap ilmu
Membuka luas wawasan jendela pengetahuanku
Panutan negeri dalam bertindak dan bertutur baku
Penuh kasih, santun, dan cerdas layaknya ibundaku
Wahai guruku, Ibu Kartiniku..
Aku terlahir dengan banyak kebutaan aksara
Ditempa dengan beragam cara untuk menghadapi dunia
Ibu kartini, keinginan di masa lalu mu kini menjadi nyata
Meski ragamu tiada, tetapi kami rasakan jiwamu tetap ada
Wahai Ibu Raden Ajeng Kartini,
Banggakah kau akan guru penerusmu di masa kini?
Tak ada lagi yang membelenggu hati nurani
Bebas berekspresi dan mendidik diri, mencari diri
Dan ibu guruku, penuntun menuju setiap mimpi
Keabadian jiwa dalam tiap-tiap literasi
Membangkitkan kami dari gelapnya sisi
Kini pemuda bangsa bangkit turut mengabdi
Demi membangkitkan pendidikan negeri
Menghapus kebodohan di zaman teknologi
Kulihat banyak buku dari berbagai nusantara
Atau bahkan negara untuk mencerdaskan bangsa
Kini semua akses terbuka untuk kita membuka mata
Bukan hanya bangsawan yang bisa belajar dan membaca
Di kota dan semoga pelosok desa
Puisi 7
Kartini Milenial
Oleh: Azwar Aswin