Banjarmasin, Sonora.ID - Kebiasaan ngopi di pagi hari nampaknya sudah jadi tradisi di hampir seluruh daerah di Indonesia. Mulai dari Sabang sampai Merauke, tradisi tersebut turun temurun dilakukan hingga saat ini.
Jika di Aceh dikenal tradisi ngopi di warung dengan cara minum yang unik, yakni kupi khop atau meminum kopi dengan gelas yang tertelungkup, masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan punya tradisi 'mawarung' atau nongkrong di warung.
Meski zaman sudah berubah dan teknologi berkembang pesat, mawarung tetap jadi kebiasaan yang tak dapat dihilangkan dari kehidupan masyarakat Banjar, terutama yang masih tinggal di kawasan hulu sungai.
Seperti di wilayah Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, masih banyak ditemui warung-warung yang buka sejak selepas salat Subuh.
Baca Juga: Ramai Dicari Para Pemudik, Pengusaha Kopi di Wonogiri Siapkan Stok
Jangan heran jika pada jam tersebut warung sudah dipenuhi banyak orang. Baik yang ingin menikmati kopi atau teh, sarapan, hingga hanya sekadar ngobrol dengan tetangga atau masyarakat sekitar.
Menunya pun beragam. Sejak subuh, sudah tersedia berbagai jajanan pasar, seperti roti pisang, untuk, hingga nasi kuning dengan berbagai lauk. Minumannya tentu saja kopi hitam dan teh panas yang jadi andalan.
Tak ditemukan secara pasti, kapan tradisi itu mulai dilakukan oleh masyarakat Banjar. Namun hingga saat ini, mawarung seolah jadi sebuah keharusan sebelum memulai hari yang padat.
Mawarung juga jadi tempat kumpul masyarakat dari berbagai latar belakang. Dari tempat itu, berbagai informasi dan interaksi jadi satu sebagai tambahan semangat para pengunjung memulai aktivitas hari itu.
"Kalau tidak ke warung pagi itu rasanya kurang," ucap Hamid, pensiunan salah satu instansi pemerintahan di Kota Kandangan.