Sonora.ID - Simak bacaan surat Al-Isra ayat 5 lengkap dalam tulisan Arab, latin, artinya, beserta tafsirnya.
Al-Isra merupakan surat yang terdiri dari 111 ayat dan tergolong sebagai surat Makiyah karena diturunkan di Mekkah sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah.
Dalam mushaf Al-Qur'an, surat ini menjadi surat urutan ke-17 dan termasuk dalam juz 15.
Adapun Al-Isra artinya "memperjalankan hari malam".
Dikutip dari laman Qur'an.co, hal itu berkaitan dengan peristiwa Isra' Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis yang dicanangkan dalam ayat pertama surat ini.
Baca Juga: Surat An-Nisa Ayat 54: Arab, Latin, Arti, dan Tafsirnya
Surat Al-Isra Ayat 5
فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ اُوْلٰىهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ اُولِيْ بَأْسٍ شَدِيْدٍ فَجَاسُوْا خِلٰلَ الدِّيَارِۗ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُوْلًا ٥
Arab-latin: fa idzâ jâ'a wa‘du ûlâhumâ ba‘atsnâ ‘alaikum ‘ibâdal lanâ ulî ba'sin syadîdin fa jâsû khilâlad-diyâr, wa kâna wa‘dam maf‘ûlâ
Artinya: Apabila datang saat (kerusakan) yang pertama dari keduanya, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Itulah janji yang pasti terlaksana.
Tafsir Surat Al-Isra Ayat 5
Tafsir surat Al-Isra ayat 5 ini bisa dilihat dari sudut pandang tafsir Tahlili. Apa itu tafsir Tahlili?
Dikutip dari Jurnal Shaut Al-'Arabiyah, Volume 4, Nomor 2, Juni 2016: Konsep Metode Tahlili dalam Penafsiran Al-Qur’an, tafsir Tahlili adalah metode menafsirkan ayat Al-Qur'an yang berusaha menjelaskan dengan menguraikan berbagai seginya dan apa yang dimaksudkan.
Adapun tafsir Tahlili surat Al-Isra ayat 5 dilansir dari NU Online yakni sebagai berikut.
Dalam ayat ini (surat Al-Isra ayat 5) dijelaskan bahwa Allah telah mewahyukan kepada Musa a.s., sebagaimana termaktub dalam Kitab Taurat, bahwa Bani Israil akan membuat keonaran dua kali di bumi Palestina, sehingga Allah meng-gerakkan musuh-musuh mereka untuk membunuh, merampas, dan meng-hancurkan negeri mereka.
Sesudah bertobat, mereka dilepaskan Allah dari kesengsaraan ini, kerajaan mereka dikembalikan, dan dianugerahi kekayaan dan kekuatan, baik dalam bidang harta benda, maupun kekuatan dalam bidang keturunan dan pertahanan negara.
Baca Juga: Surat Al-Baqarah Ayat 7: Arab, Latin, Arti, beserta Tafsirnya
Akan tetapi, mereka kembali membuat keonaran, maka Allah swt mengerahkan kembali musuh-musuh mereka untuk menghancurkannya. Ini sebagai azab di dunia, dan di akhirat kelak mereka akan mendapat azab neraka Jahanam.
Di antara pembangkangan mereka ialah: Pertama, tidak mengindahkan perintah Allah dan mengubah isi kitab Taurat.
Kedua, Kekejian mereka membunuh Zakaria dan Yahya serta usaha mereka untuk membunuh Nabi Isa a.s. Mereka melakukan pembangkangan itu dengan menyombongkan diri dan menampakkan keangkuhan.
Ini menunjukkan bahwa kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan itu telah melampaui batas peri kemanusiaan.
Allah lalu menjelaskan akibat yang akan menimpa mereka, karena pembangkangan yang pertama, yaitu mereka akan mengalami kehancuran pada saat hukuman yang telah dijanjikan Allah tiba sebagai balasan yang setimpal atas kejahatan-kejahatan mereka.
Baik juga diterangkan di sini, bahwa Bani Israil mulai tahun 975 SM telah terbagi menjadi dua kerajaan.
Pertama, kerajaan Yahudza di bagian selatan, yang terdiri atas dua suku Bani Israil, yaitu suku Yahudza dan Benyamin.
Rajanya yang pertama ialah Rehoboam, putera Nabi Sulaiman. Kedua, kerajaan Israil di bagian utara yang terdiri atas 10 suku lainnya.
Rajanya yang pertama bernama Jeroboam bin Nebat.
Baca Juga: Surat Ibrahim Ayat 7 Lengkap Arab, Latin, Arti, beserta Tafsirnya
Pada tahun 70 SM kerajaan Israil diserang oleh raja 'Asyur yang bernama Sanharib.
Raja ini dapat memasuki kota Samurra ibu kota kerajaan Israil, menawan Bani Israil, dan membawa mereka ke 'Asyur.
Dengan demikian, runtuhlah kerajaan Bani Israil sesudah hidup selama 250 tahun.
Disebabkan oleh keonaran Bani Israil yang tidak juga berhenti, maka Allah mengerahkan tentara Babilonia di bawah pimpinan rajanya Bukhtanashshar yang dikenal juga dengan nama Nebukadnezar.
Tentara ini memperluas negerinya dengan jalan membunuh, merampas, dan merampok penduduk-penduduk negeri yang ditaklukkan.
Mereka menyerang Bani Israil, membunuh para ulama dan pembesar dari kalangan mereka, merusak dan membakar kitab Taurat, dan bahkan menghancurkan kota suci mereka, Baitul Makdis (Yerusalem).
Itulah nasib yang diderita Bani Israil karena telah menyimpang dari bimbingan wahyu Allah, dan cenderung menuruti kehendak hawa nafsu.
Bahkan mereka mengalami nasib yang lebih jelek lagi, yaitu di antara Bani Israil ada yang dibawa ke Babilonia. Tiga kali mereka ditawan oleh Nebukadnezar.
Penawanan yang ketiga dan terakhir terjadi pada tahun 558 SM. Akibat dari serangan Nebukadnezar ini runtuhlah kerajaan Yahudza.