Solo, Sonora.ID – Dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia, Institut Seni Indonesia (ISI) Solo kembali mengadakan acara 24 Jam ISI Surakarta Menari, pada Senin-Selasa (29-30/4/2024).
Acara yang telah diselenggarakan ke-18 kali di lingkungan ISI Solo itu, tahun ini mengusung tema "Skena Menari: Bersua, Bercengkerama, Berkelana" untuk tahun ini.
Terdapat tiga agenda utama yang akan diselenggarakan, yakni Skena Menari, Festival 24 Jam Menari, dan Penari 24 Jam. Sebanyak 131 komunitas atau kelompok tari dari seluruh Indonesia, serta satu dari mancanegara, akan berpartisipasi dengan jumlah penari mencapai lebih dari 3.000 orang.
Hari Mulyatno, selaku Ketua Umum Hari Tari Dunia ISI Solo, menyebutkan bahwa ada 8 penari dari berbagai kota di Indonesia yang akan menari secara terus-menerus selama 24 jam, bersama tiga musisi yang juga akan bermusik selama 24 jam nonstop.
"Bila sesuai dengan skenario, akan ada seorang penari 24 jam yang akan mulai menari sejak turun dari Stasiun Solo Balapan dan berjalan ke Kampus ISI Solo di Kentingan," ujar Hari didampingi Ketua Jurusan Tari, Dwi Rahmani, pada saat konferensi pers, Jumat (26/4/2024).
Ia juga mengungkapkan bahwa Perayaan 24 Jam Menari ISI Solo tahun ini akan menjadi spesial karena selain adanya festival 24 Jam Menari, akan ada enam panggung skena yang bersua dan bercengkrama tentang Gendhon Legacy, Kid Dancing, Contemporer, International, Folk Dance, dan Disable Dancing.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Republik Indonesia, Hilmar Farid, memberikan orasi budaya, pada Senin pagi (29/4) setelah upacara pembukaan oleh Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna.
Eko Supriyanto, Ketua Program Studi Koreografi Inkuiri, mengungkapkan bahwa Skena Menari merupakan inisiatif akademisi untuk mendorong pemikiran kritis.
"Bagaimana melihat dinamika seni tari dan pertunjukan pada umumnya yang selalu diposisikan sebagai obyek, kami ingin membangun konstruksi, seni ada subyek,” kata Eko.
Panitia Hari Tari Dunia, 24 Jam Menari ISI Solo juga tak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam segala hal sehingga acara ini siap terselenggara.
"Terima kasih kepada Kemendikbudristek RI, Kemenparekraf RI, Rektor dan Jajaran Pimpinan ISI Solo, serta sejumlah sponsor yang telah mendukung kami secara material maupun spirit untuk terus “berkelana” dalam kerangka kemajuan dan pemajuan seni budaya Indonesia," tambah Eko.
Secara keseluruhan, rangkaian acara terdiri dari Opening Ceremony yang dilanjutkan dengan Orasi Budaya oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemenristekdikt, yaitu Hilmar Farid.
Panggung Skena ; Gendon Legacy, Kid Dancing, Contemporer, International, Folk Dance, Disable Dancing. Dalam Pertunjukan Festival, akan tampil ; Keraton; Kasultanan Yogyakarta, Pura Paku Alaman, Pura Mangkunegaran.
Penari yang menari selama 24 Jam nonstop ; Jarot Budi - Solo, Hanna Sulisyia – Bandung, Adi Putra – Jombang, Tonny Broer - Bandung, Ni Nyoman Yuliarmaheni – Solo, M. Safrizal - Aceh, Tyoba Armey – Bandung, Yuliana Meneses Orduno – Mexiko.
Pada WDD Tahun 2024 juga tampil pemusik selama 24 jam nonstop, yaitu ; Nur Handayani – Solo, Misbahidun – Makasar, dan R. Choirul Slamet – Yogyakarta.
Seluruh rangkaian acara diakhiri dengan pentas closing, di Teater Kapal Kampus ISI Surakarta.
Penulis : Kharissa Herawati
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: MNC Resmi Izinkan Nobar Timnas U23 di Balai Kota Solo, Berikut Syaratnya