BEM se-Kalsel Tuntut Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Pendidik & Buruh

3 Mei 2024 13:40 WIB
Aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional di Kalsel
Aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional di Kalsel ( )

Banjarmasin, Sonora.ID – Tuntutan terkait kesejahteraan guru honorer dan buruh yang masih sangat minim, menjadi salah satu masalah yang disampaikan oleh massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalimantan Selatan, dalam aksi yang digelar Kamis (02/05) siang.

Aksi berlangsung di ruas Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin, tepat di depan Gedung DPRD Kalimantan Selatan.

“Persoalan pendidikan di Kalimantan Selatan harus menjadi perhatian wakil rakyat,” tutur Ahmad Sunir Ridha, Koordinator Pusat BEM se-Kalimantan Selatan, di sela-sela aksi.

Gaji guru honorer yang hanya ratusan ribu perbulan yang bahkan dibayarnya per beberapa bulan sekali, dinilai tidak manusiawi.

Belum lagi jomplangnya kesetaraan antara sekolah noninklusi dengan sekolah inklusi, yang terlihat dengan sangat jelas.

“Kami juga menuntut sinkronisasi kerja antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, agar hasil kerja mereka tidak rancu,” tambah Sunir.

Sementara yang terkait dengan masalah ketenagakerjaan, pihaknya meminta agar penyelenggara pemerintahan dapat membuat kebijakan yang berpihak kepada para pekerja.

Termasuk soal pengupahan yang masih di bawah sejahtera di tengah naiknya harga barang dan jasa.

“Kami menolak upah murah dan meminta Upah Minimum Provinsi (UMP) dinaikkan dengan mempertimbangkan kondisi kenaikan harga yang saat ini semakin pesat dan tidak mencukupi kebutuhan hidup layak,” tegasnya lagi.

Di sisi lain, masih diterapkannya UU Cipta Kerja oleh pemerintah, didesak untuk dicabut karena dinilai terlalu rancu dan berimbas pada banyak lini kehidupan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan, Muhammad Lutfi Saifuddin, berjanji akan menyampaikan tuntutan tersebut kepada Pemerintah Provinsi dan juga Pemerintah Pusat.

“Apapun yang namanya aspirasi, wajib hukumnya ditindaklanjuti dan menjadi kewajiban kami di sini, sebagai wakil rakyat,” tegasnya.

Lutfi menyebut akan membagikan poin-poin tuntutan ke komisi yang ada di DPRD Provinsi, sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing.

“Yang pasti, kami siap memperjuangkan tuntutan dari teman-teman mahasiswa,” tegas Lutfi.

Dalam aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional, massa dari BEM se-Kalimantan Selatan menuntut sejumlah hal.

Total ada 3 tuntutan terkait Hari Pendidikan Nasional dan 7 tuntutan untuk Hari Buruh Internasional, yakni:

Poin Tuntutan Hardiknas:

  1. Menuntut sinkronisasi kerja antar-stakeholder dalam pendidikan untuk menciptakan kualitas pendidikan yang layak di Kalsel, mulai dari pendidikan menengah hingga perguruan tinggi.
  2. Mendesak pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan guru honorer di wilayah Provinsi Kalsel.
  3. Meminta pemerintah untuk melakukan pemerataan dan penyetaraan antara pendidikan inklusi dan non-inklusi dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.

Poin Tuntutan Mayday:

  1. Menuntut Pemerintah Provinsi Kalsel untuk menyampaikan pencabutan pasal ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja No. 6 Tahun 2023 kepada DPR-RI.
  2. Mendesak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalsel untuk lebih serius dalam melakukan controlling dan monitoring secara berkala kepada para pelaku usaha (perusahaan) dalam menegakan hukum.
  3. Menuntut Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk menaikkan UMP demi keberlangsungan para pekerja di Kalsel.
  4. Mendesak pemerintah untuk segera mensahkan RUU PPRT (Perlindungan Pekerja Rumah Tangga) menjadi UU.
  5. Menuntut DPRD Provinsi Kalimantan Selatan untuk mengawasi realisasi perencanaan penambahan volume subsidi pupuk 54 triliun agar tidak terjadi penyalahgunaan. anggaran.
  6. Menuntut Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan agar memperhatikan kesejahteraan petani dan buruh.
  7. Menuntut pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan agar tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan politik dan elitnya. 

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: RSUD Ulin Banjarmasin Temui DPRD Terkait Dugaan Malapraktik Persalinan

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm