Kinerja Perbankan Di Jabar Hingga Maret 2024 Tumbuh Positif

15 Mei 2024 08:05 WIB
Kepala OJK Jabar Imansyah saat media update di Bandung, Senin (13/5/2024).
Kepala OJK Jabar Imansyah saat media update di Bandung, Senin (13/5/2024). ( Indra Gunawan)

Bandung, Sonora.ID - Hingga Maret 2024 Kinerja sektor jasa keuangan di provinsi Jawa Barat (Jabar) menunjukkan kondisi yang stabil dan positif serta profil risiko yang terjaga.

Peningkatan literasi, edukasi keuangan, dan perlindungan konsumen, yang dilakukan Lembaga Jasa Keuangan (LJK), masih terus berlangsung.

"Data Maret 2024, kinerja perbankan di Jabar tumbuh positif secara yoy. Ini terlihat dari beberapa indikator, seperti realisasi kredit Bank Umum sebesar Rp126 triliun, tumbuh 7,88 persen yoy," ungkap Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jabar Imansyah di Bandung, Senin (13/5/2024).

“Pertumbuhan kredit juga lebih rendah dibandingkan perbankan di Jabar sebesar 9,21 persen yoy dan nasional sebesar 12,52 persen,” ucap Imansyah.

Dikemukakan juga mengenai pertumbuhan penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan per Maret 2024 di Jabar mencapai Rp598 triliun yang ditopang oleh 63 entitas BU/BUS dan 252 BPR/BPRS.

Baca Juga: Jelang Pilgub Jabar 2024, Sosok Ridwan Kamil Masih Dianggap Berpengaruh  

Menurutnya, nominal ini setara dengan porsi 8,25 persen dari total kredit nasional atau terbesar kedua setelah DKI Jakarta.

“Tingkat NPL terjaga di level 3,17 persen, membaik dibanding posisi bulan Merat 2023 (yoy) yang tercatat sebesar 3,47 persen,” ungkapnya.

Kredit Perbankan mencapai Rp625 triliun dan tumbuh 9,21 persen (yoy). Rasio NPL gross juga terjaga pada level 3,17 persen. Sementara pembiayaan Bank Umum Syariah mencapai Rp67,1 triliun serta memiliki porsi sebesar 10,73 persen dibanding seluruh kredit di Jabar dan tumbuh 12,52 persen (yoy). NPF juga terjaga pada level 2,76 persen.

Imansyah juga menyebut, bank umum yang berkantor Pusat di Jabar juga mencatatkan kinerja pertumbuhan yang cukup baik dibanding rata-rata perbankan di Jabar, seperti pertumbuhan aset 10,38 persen, Dana Pihak Ketiga tumbuh 13,51 persen dan Kredit tumbuh 7,68 persen.

"Kinerja ini didukung oleh dua Bank Umum, yaitu Bank BJB dan Krom Bank Indonesia, serta satu Bank Umum Syariah, yaitu Bank BJB Syariah," kata Imansyah.

Sementara kinerja BPR dan BPRS tergolong moderat yang tercermin dari pertumbuhan Aset dan DPK secara berurutan sebesar 6,07 persen dan 5,94 persen (yoy).

Sementara itu, penyaluran kredit/pembiayaan BPR & BPR Syariah mencapai Rp23,11 triliun serta memiliki porsi sebesar 3,70 persen dibanding seluruh kredit di Jawa Barat, dan tumbuh 8,52 persen (yoy). Mayoritas kredit BPR & pembiayaan BPRS disalurkan untuk kredit modal kerja.

"Namun demikian, kualitas kredit BPR dan BPRS tergolong tinggi yang tercermin dari rasio NPL gross dan NPF gross sebesar 11,46% dan 7,18%,” papar Imansyah.

Total penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional per Maret 2024 mencapai Rp 49,9 triliun, sedangkan KUR di Jabar mencapai Rp5,3 triliun yang disalurkan kepada 93.836 pelaku usaha atau memiliki porsi 9,84 persen dibandingkan total penyaluran KUR Nasional.

Berdasarkan skema pembiayaan KUR, sektor mikro memiliki porsi paling besar yaitu mencapai Rp3,47 triliun atau 64,9 persen dibandingkan total penyaluran KUR di Jabar.

Imansyah juga memaparkan mengenai piutang pembiayaan di Jawa Barat pada Maret 2024 mencapai Rp77,4 triliun atau tumbuh positif sebesar 9,96 persen yoy, NPF masih terjaga di level 2,87 persen. Berdasarkan jenis penggunaan, piutang pembiayaan didominasi oleh pembiayaan multiguna sebesar 62,4 persen disusul dengan pembiayaan investasi sebesar 23,2 persen, pembiayaan modal kerja 8,5 persen, dan pembiayaan dengan prinsip syariah sebesar 5,9 persen.

"Kinerja Perusahaan Pembiayaan tersebut ditopang oleh 1.331 kantor perusahaan pembiayaan baik kantor cabang maupun kantor pemasaran," kata Imansyah.

Pada Februari 2024, lanjut Imansyah, jumlah perusahaan fintech peer to peer lending yang berizin sebanyak 101 perusahaan dengan oustanding pembiayaan di Jawa Barat mencapai Rp16,68 triliun kepada 4,73 juta debitur. Dari sisi tingkat wanprestasi di atas 90 (sembilan puluh) hari sejak jatuh tempo (TWP 90) yaitu sebesar 3,90 persen. Secara outstanding, pembiayaan fintech lending di Jawa Barat merupakan yang terbesar Nasional.

lalu dalam paparannya mengenai kinerja Pasar Modal, Imansyah mengatakan, hingga Maret 2024, total Single Investor Identification (SID) di Jabar mencapai 2,7 juta, atau tumbuh 15,6 persen dibanding periode tahun sebelumnya. Jawa Barat menjadi Provinsi dengan jumlah SID terbanyak atau mencapai 22,1 persen secara Nasional.

Hal ini menunjukkan antusiasme warga untuk mengakses produk keuangan Pasar Modal. Selama dua bulan pertama tahun 2024, total transaksi saham dari Jawa Barat mencapai Rp36,6 triliun, terbesar ketiga setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur.

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm