25 Puisi tentang Alam: Pendek, Indah, Menarik, dan Menyentuh Hati

17 Mei 2024 15:31 WIB
Kumpulan contoh puisi tentang alam yang singkat, pendek, menarik, dan tentu menyentuh hati.
Kumpulan contoh puisi tentang alam yang singkat, pendek, menarik, dan tentu menyentuh hati. ( Freepik)

Sonora.ID - Dalam menulis puisi, hal yang pertama dilakukan oleh pengarang adalah menentukan tema.

Apa itu tema dalam puisi? Tema adalah gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh pengarang.

Tema puisi ini sebenarnya tersebar luas di sekitar kita. Artinya, di sekitar kita bahkan di dalam diri kita sebenarnya telah siap sejumlah tema untuk kita ekspresikan menjadi puisi.

Salah satunya adalah puisi dengan tema alam. Seperti apa tema puisi sesuai dengan alam itu? Misalnya, tema keindahan laut, gunung, sawah, hingga bencana alam.

Di bawah ini kami sajikan kumpulan contoh puisi tentang alam yang singkat, pendek, menarik, dan tentu menyentuh hati, dikutip dari berbagai sumber.

Baca Juga: 4 Contoh Puisi Perpisahan Anak TK untuk Guru yang Menyentuh Hati

Puisi tentang Alam: Pendek, Indah, Menarik, dan Menyentuh Hati

Puisi 1

Kesegaran Udara Pegunungan

Kubentangkan kedua tanganku

Di puncak gunung berwarna biru

Memandang dari ketinggian

Hamparan bumi penuh keindahan

Kupejamkan mata kuhirup udara

Udaranya pun kuhirup dalam dalam

Agar memenuhi rongga dada

Aku pun merasakan kesegarannya

Inilah alam pegunungan

Sangat bersih dan segar

Jauh dari polusi

Yang bisa menyakiti diri

Puisi 2

Keindahan Alam di Pagi Hari

Ku buka mata

Cahaya pagi menembus kaca jendela

Semerbak mawar merah dan putih merekah

Ku buka jendela

Ku hirup udara nan segar

Melihat kabut tebal yang masih menyelimuti bumi

Setetes embun membasahi daun

Kicauan indah terdengar di telinga

Angin menembus halus menembus kulit

Ku lihat awan seputih melati

Dan langit sebiru lautan samudra

Kini ku siap menghadapi hari yang baru dan indahnya bumi

Puisi 3

Hutan yang Indah

Air dangkal kujalani

Tubuh yang basah mulai kukeringkan

Akar-akar pohon memakan air dan hujan telah tiada

Kemarau menyambut

Untuk keseimbangan alam

Merdunya burung-burung bernyanyi

Hari baru sebagai tandanya

Aku terpana akan buaian ini

Hanya millikku saja

Sejenak aku menutup mata

Sejenak membentangkan tanganku

Bahagia kurasakan, sejuk, dan bahagia

Puisi 4

Lukaku Diusap Sang Bulan

Aku melihat senyuman manis sang bulan seakan-akan menyapaku

Senyumannya terlihat sangat indah membuat hatiku serasa mekar

Aku pun terdiam

Memandang indah sang bulan yang tidak pernah jemu

Sinarnya seakan-akan mengusir gelap malam ini

Kunikmati cahayanya menghangatkan tubuh dan malamku

Serta hati ini terasa bahagia karena ia menyinari malam ini

Bulan, kenapa kau memandangku seperti itu?

Membuatku tidak mengerti dibuatnya

Bahwa setiap keindahan tidak harus senantiasa didekati

Bahwa keindahan tidak harus senantiasa dimiliki

Namun hanya sekedar untuk dipandang dan dikagumi dari kejauhan

Puisi 5

Kemana Perginya Alam Lestari

Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biru

Kiri kanan sawah, tengahnya sungai

Di antara gunung matahari terbit malu-malu

Namun sekarang kemana?

Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan

Kini tanahku berwarna abu

Lama kucari tanah becekku

Tapi kenapa sekarang tak nampak?

Cemara kehidupan tinggi menjulang

Menjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan

Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh

Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu

Mengapa bisa begitu?

Sering banjir, sering longsor

Di barat ada asap bikin marah tetangga

Padahal dahulu tidak begitu

Ibu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu

Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih

Menanggung pilu sambil tertatih

Anak-anaknya nakal semua

Biar dimarahi tapi tak pernah jera

Puisi 6

Pantai

Di tepi pantai kupejamkan mata

Lelah tak tau harus berbuat apa

Tergeletak di hamparan pasir

Dihiasi dengan ribuan sampah

Puisi 7

Dari Bentangan Langit

Dari bentangan langit yang semuIa

Kemarau itu datang kepadamu

Tumbuh perlahan

Berhembus amat panjang

Menyapu lautan

Mengekal tanah berbongkahan menyapu hutan!

Mengekal tanah berbongkahan! Datang kepadamu

Ia, kemarau itu dari Tuhan, yang senantiasa diam dari tangan-Nya.

Dari tangan yang dingin dan tak menyapa yang senyap.

Yang tak menoleh barang sekejap

Puisi 8

Senja Yang Indah

Keemasan cahaya di cakrawala

Di ufuk barat saat hari mulai senja

Terbelalak mata saat memandangnya

Keindahan dari sang maha pencipta

Sang surya bersiap untuk tenggelam

Menjemput mesra ketenangan malam

Meneguk cahaya dalam-dalam

Menyempurnakan keindahan malam

Lembayung indah tampak kekuningan

Gradasi warna bagaikan lukisan

Di sudut langit yang tipis berawan

Hiasan terbesar sepanjang zaman

Puisi 9

Sang Bulan Mengusap Lukaku

Senyuman manis sang bulan menyapaku

Begitu indah mekarkan suasana hatiku

Sejenak ku terdiam termangu

Memandang indahnya yang tak pernah jemu

Sinarmu terpancar mengusir gelap

Menembus malam hadirkan terang

Kunikmati cahayamu hangatkan malamku

Bahagiakan rongga hati ini yang tersinari

Bulan, belailah jiwaku ini

Yang begitu tegang menjalani hari

Usaplah sesaknya asmara di dada ini

Keringkanlah luka menganga dihati ini

Bulan, memandangmu membuatku mengerti

Bahwa keindahan tak harus selalu didekati

Bahwa keindahan tak harus selalu dimiliki

Namun hanya untuk sekedar di pandang dan dikagumi

Puisi 10

Senja, Keindahan Yang Tidak Terganti

Siang mulai berganti

Warna langit pun berubah menjadi jingga

Burung-burung silih berganti terbang di tengah warna jingga yang kian melebur di langit sana

Siapa saja yang melihatnya, akan takjub dibuatnya

Waktu terus berlari

Warna jingga pun terkikis secara perlahan

Puisi 11

Potongan Surga Nusantara

Masih dalam renungan pagi

Saat burung berkata merdu

Menyanyi kicau sendu

Tentang alam hari ini

Disana terhampar potongan surga

Terlukis dalam ranah keindahan

Langit selaksa biru nan indah

Awan berarak mengikuti sang angin

Padi menunduk dalam kebersahajaan

Terhampar di atas permadani kuning alam persawahan

Gunung terlihat gagah menjulang penuh digdaya

Pepohonan hijau berbaris menanti sang matahari

Inilah Indonesiaku, potongan surga yang Tuhan kirimkan kepada rakyat kita

Inilah Indonesiaku, keindahan lukisan Tuhan yang tergores di kanvas negeriku

Inilah Indonesiaku, hamparan keindahan yang menghias tanah airku

Inilah Indonesiaku, tanah kebanggaan hingga maut mengakhiri perpisahan

Puisi 12

Awan

Bertebaran di angkasa

Putih, kelabu, dan hitam

Warna -warna menawan

Bergelombang mengombak-ombak

Tebal dan sangat indah

Bahkan sang bagaskara tak terlihat

Pelangi terlihat tak penuh

Karena sang selimut menutupinya

Jauh disana

Menyelimuti jagat raya

Tebal tipis

Beredar dimana-mana

Indah bukan buatan

Ingin rasanya memeluknya

Lembut dan menawan

Indah tak terperikan

Puisi 13

Sawah

Sawah di bawah emas padu

Padi melambai, melalai terkulai

Naik suara salung serunai

Sejuk didengar, mendamaikan kalbu

Sungai bersinar, menyilaukan mata

Menyemburkan buih warna pelangi

Anak mandi bersuka hati

Berkejar-kejaran berseru gempita

Langit lazuardi bersih sungguh

Burung elang melayang-layang

Sebatang kara dalam udara

Desik berdesik daun buluh

Di buai angin dengan sayang

Ayam berkokok sayup udara

Puisi 14

Panorama Gunung Pagi Hari

Udara dingin amat membeku

Kabut tipis masih melayah-layah

Perlahan-lahan bangkit sang surya

Cahayanya menembus alam semesta

Kicau burung mulai terdengar

Menemani pagi yang datang

Suasana pun disemarakkan

Agar manusia penuh kebahagiaan

Dari rumah-rumah penduduk

Terlihat asap mulai mengepul

Menanak nasi di pagi hari

Untuk sarapan di pagi ini

Puisi 15

Keindahan Kaki Gunung

Di kaki gunung nun jauh di sana

Ada hamparan dari sawah

Warnanya menghijau

Menyejukkan pandangan mata

Angin semilir tiada henti

Menerpa ke wajah para petani

Sembari membersihkan padi

Agar panen di tahun ini membuahkan hasil

Burung-burung berlarian

Dari pucuk-pucuk dahan

Kadang-kadang mereka menggoda

Petani yang istirahat di Gubuk Tua

Puisi 16

Bukan Sekedar Indah

Oleh: Abdul Harish Faqih

Panggilan itu seperti terdengar jelas di telinga.

Seperti mengajak untuk melihat betapa indahnya dunia

Mungkin semua mengira tempat itu hanyalah dongeng yang fana

Namun siapalah menyangka jika teluk hijau memanggil istimewa

Seperti telah membisikkan berjuta kata penuh makna

Bahwa inilah sesungguhnya sihir panorama

Iya, alam menyihir semua dan meyakinkan "jika aku memang nyata"

Seketika menjadikan bibir ini tak kunjung berhenti mengucap kata puja

Ketika engkau tahu semuanya dengan mata kepala

Intuisi seakan memaksa agar tetap berada dan menjaga

Kau tahu kenapa?

Karena siapalah yang akan menjaga jika bukan diri kita

Puisi 17

Bedugul Itulah Namanya

Oleh: Adeng Septi Irawan

Tirta nan luas, dilingkari tonggak-tonggak tinggi

Menyatu, terikat kuat oleh bumi bak rantai penyambung baja

Kembang kenanga, kembang melati mekar

Tampak oleh kedua pelupuk mata nan bundar

Harum aroma embun di senja hari

Menusuk kedua lubang indra

Sejuk rasanya di dalam tubuh mungil ini

Mentari mulai redup, ditelan kegelapan

Siang telah berganti malam, saat terang telah menjadi gelap

Angin membelah danau bak pisau belah daun

Lurus tanpa goresan sedikit pun

Gelombang tirta berlabuh menuju daratan

Bertolak dari pelabuhan, kembali ke tengah lautan

Ketenangan hati cermin keikhlasan diri simbol keindahan

Sungguh hebat pena Tuhan sang pelukis keindahan

Bedugul itulah namanya, danau di pulau Dewata

Dunia terasa berputar bak roda, semua tak ada yang kekal

Segores pena Tuhan bisa menjadi suatu petaka bagi insan

Luapan tirta nan dahsyat menyapu seisi daratan

Bak banjir bandang menghabisi ribuan nyawa

Syukur sebagai simbol keindahan antara insan dan Tuhan

Penolak segala marabahaya, murka Sang pelukis keindahan

Puisi 18

Danau Buatan di Tengah Pabrik

Oleh: Ahmad Zaini

Pagi itu, ditemani cahaya mentari yang masih suci memancar ke bumi

Berdiri, ku menikmati pemandangan di tepi danau buatan, di tengah pabrik,

Yang dihiasi tembok-tembok pabrik menjulang tinggi..

Kontras dibuatnya...

Pohon-pohon rindang berdesakan di tepian lainnya, terlihat menari-nari bersama desiran angin

Burung-burung pun tak ketinggalan bernyanyi saling bersahutan..

Gelombang air merayap ke tepian, lembut terdengar bercikannya

Pantulan cahaya ke air mengenai pinggiran gedung pabrik. menambah keindahannya

Paparan cahaya mengenai dasaran air, indah kilauannya

Sejuk terasa menusuk batin ditemani suara desiran angin seraya bergesekan dengan dedaunan

Air kecoklatan nan tenang membawa kedamaian

Entah mengapa, serasa hanyut diriku terbawa suasana

Melamun jauh kubayangkan kebesaran-Nya

Meskipun hanya lewat sebuah Danau Buatan

Puisi 19

Ombak Pantai

Di pantai ini

Kulihat banyak orang sedang bermain disini

Mereka menunggu petang datang

Untuk melihat matahari masuk ke rumahnya

Aku termenung di pinggiran

Ku pandangi pantai itu dengan dalam

Kulihat ombak yang menari-nari

Seakan meminta untuk diperhatikan

Kini petang mulai tiba

Matahari telah bersiap pulang

Semuanya sempurna

Pemandangan ini sukses memanjakan mataku

Puisi 20

Alamku

Malam yang sunyi

Kulangkahkan kakiku perlahan

Menyusuri jalanan persawahan

Dengan ditemani dinginnya malam

Kugenggam senter ini dengan erat

Sebagai penerang jalanku

Kudengar suara jangkrik yang nyaring

Namun tetap seirama

Di malam ini

Aku memang berencana

Untuk melihat pemandangan desaku

Pemandangan dengan hamparan sawah

Aku baru menyadari satu hal

Pemandangan ini sangatlah indah

Didukung oleh suasana malam yang sejuk

Alamku memang luar biasa

Puisi 21

Sang Rembulan

Malam yang sunyi ini

Ku duduk di depan teras

Ku rasakan sejuknya malam

Ku pandangi langit gelap

Banyak titik titik kecil di langit sana

Dan sebuah bulatan indah yang menerangi langit gelap

Kupandangi bulatan yang disebut rembulan itu

Betapa indahnya pemandangan di langit tersebut

Aku hampir saja terhipnotis oleh kecantikannya

Semakin ku merenung

Rasa nyaman semakin merasuk ke jiwaku

Menikmati pemandangan malam yang indah di langit itu

Puisi 22

Air Terjun Nan Indah

Kami berkumpul bersama disini

Mempersiapkan diri setiap kami

Untuk berangkat

Menuju ke suatu tempat

Kami sangat tidak sabar

Melihat keindahan alam yang akan kami tuju

Yaitu sebuah air terjun

Air terjun yang menyejukkan

Kami daki jalanan ini dengan penuh semangat

Lelah mulai membaluti kami

Tapi kami tetap semangat

Demi bertemu dengan keindahan alam itu

Kami melihatnya

Air terjun itu di depan mata kami

Betapa indah dan sejuknya

Alamku nan cantik

Puisi 23

Keindahan Pantai

Aku mengunjungi sebuah tempat

Tempat yang menurutku paling nyaman

Tempat yang bisa dijadikan wadah

Untuk menenangkan hati

Dan menikmati indahnya alam

Ditempat ini ombak bergemuruh bisa terlihat

Pohon yang melambai dan batuan besar

Serta pasir putih

Menambah keindahan pantai ini

Sore hari

Adalah waktu yang paling ditunggu

Waktu yang akan menambah keindahan alam

Yaitu pertunjukan dimana matahari

Akan kembali ke tempatnya

Dan disinilah aku

Menunggu sunset itu

Puisi 24

Pemandangan Gunung Pagi Hari

Sebuah pemandangan yang indah

Pagi hari di pegunungan

Disambut oleh udara yang dingin

Menusuk hingga ke tubuh

Sang surya yang mulai menampakkan dirinya perlahan

Menampilkan cahaya

Yang membuat dingin sedikit tergantikan

Oleh kehangatan dari mentari

Kicauan burung mulai terdengar

Ditemani oleh pohon di sekitar gunung yang melambai

Menyambut pagi yang datang

Membuat siapa saja terkagum

Puisi 25

Gunung Nan Jauh Disana

Dari kejauhan

Ku pandangi gunung indah itu

Gunung yang diselimuti oleh kabut asap

Dan dikelilingi oleh banyak pepohonan hijau

Ingin rasanya berada di puncak gunung

Menikmati keindahan bumi dari sana

Merasakan seluruh keindahan tiada tanding

Membiarkan diri ini bersatu dengan alam

Pemandangan yang sangat indah

Yang mampu menghilangkan penat

Dan bisa mengubahnya

Menjadi sebuah kebahagiaan.

Demikianlah paparan mengenai kumpulan contoh puisi tentang alam yang menarik sebagai referensi. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Perbedaan Puisi Diafan dan Prismatis Lengkap dengan Contohnya

Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm