Karakteristik dan Cara Berkembang Biak Komodo, Kadal Raksasa yang Unik

21 Mei 2024 20:35 WIB
Komodo berkembang biak dengan cara
Komodo berkembang biak dengan cara ( Grid.kids)

Sonora.ID – Komodo merupakan hewan endemik yang hidup di Asia dan Australia. Bagaimana karakteristik dan cara berkembang biak komodo?

Komodo adalah hewan yang termasuk dalam golongan reptil dan memiliki nama lain Varanus komodoensis.

Komodo sering disebut sebagai kadal terbesar di dunia karena memiliki bobot hingga 80 kilogram.

Di Indonesia, habitat komodo berada di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Satwa endemik ini hanya memiliki sebaran yang terbatas dan hidup di beberapa tempat saja, seperti Pulau Komodo, Rinca, Padar, Nusa Kode, dan Gili Motang.

Komodo merupakan hewan karnivora atau hewan pemakan daging.

Baca Juga: 10 Hewan Langka di Indonesia yang Dilindungi Karena Terancam Punah!

Mereka bisa memakan mangsa dari kecil hingga besar, mulai dari serangga, hingga kuda dan kerbau.

Melansir Kompas.com, komodo dewasa, berburu dengan strategi menunggu di balik semak-semak, dan menyergap di saat mangsa melintas.

Bila gagal, mangsa yang sempat digigit komodo, dalam hitungan hari bisa mati akibat luka dan infeksi dari bakteri yang terkandung dari air liur komodo.

Komodo dapat berlari hingga 18 kilometer per jam untuk mengejar mangsanya.

Bagian tubuh komodo

Kulit komodo memiliki sisik. Tiap sisiknya memiliki jaringan tulang di bawahnya yang disebut osteoderm.

Komodo dewasa di Taman Nasional Komodo berwarna cokelat gelap. Sedangkan komodo dewasa di bagian utara Pulau Flores, berwarna lebih cerah, dengan aksen kekuningan, terutama di bagian leher dan wajahnya.

Rahang komodo yang dilengkapi dengan 60 gigi tajam berbentuk pipih, melengkung dan runcing dengan bagian dalam yang bergerigi.

Gigi dapat tumbuh hingga dua sentimeter yang berfungsi mencengkeram dan mengoyak mangsa.

Selain itu, air liur komodo mengandung beberapa jenis mikroba bakteri. Komodo juga mempunyai kelenjar bisa.

Indra penciuman komodo sangat tajam karena adanya organ Jacobson di bagian langit-langit rongga mulut.

Organ ini merupakan sensor syaraf, yang berfungsi mendeteksi partikel kimia atau aroma yang ditangkap oleh ujung lidah dari udara, maupun permukaan tanah, untuk selanjutnya diinformasikan ke otak.

Komodo memiliki dua jenis kelopak mata. Kelopak mata bagian luar berfungsi untuk menutup mata, sedangkan kelopak bagian dalam berupa lapisan kartilago, yang secara rutin menyapu permukaan mata dari arah samping.

Selanjutnya, komodo memiliki empat kaki. Masing-masing dilengkapi lima jari dengan cakar runcing yang melengkung tajam.

Cakar runcing tersebut berfungsi untuk mencengkeram mangsa, menggali sarang, dan pada komodo anakan, berfungsi untuk memanjat pohon.

Baca Juga: 7 Fauna Indonesia Bagian Tengah, Ada Komodo dan Monyet Hitam

Cara berkembang biak

Komodo berkembangbiak sekitar bulan Mei hingga Agustus.

Selama musim itu, komodo jantan akan saling berduel dengan cara berdiri di atas kaki belakangnya.

Komodo yang kalah akan terjatuh dalam kondisi terluka akibat gigitan atau cakarannya.

Uniknya, sebelum berkelahi, komodo-komodo jantan ini akan memuntahkan isi perutnya atau mengeluarkan kotoran dari anusnya.

Komodo jantan yang menang dalam duel akan menjulurkan lidah kepada komodo betinanya.

Selama proses pendekatan itu, komodo betina akan menunjukkan sikap agresif pada komodo jantan dengan menggunakan gigi dan cakarnya

Jadi, bisa dibilang komodo jantan harus bisa menguasai keadaan dan memastikan komodo betina jinak supaya bisa melanjutkan proses perkembangbiakannya.

Uniknya komodo betina tidak hanya bisa bertelur dari proses perkawinan dengan komodo jantan, tapi juga lewat proses partenogenesis.

Kondisi ini diketahui dari temuan telur dari komodo betina diketahui tidak bisa memiliki kromosom komodo jantan di dalamnya.

Baca Juga: Nasib Miris di Balik Indahnya Pulau Komodo, Tidak Ada Sekolah?

Telur-telur hasil dari proses partenogenesis ini hanya menghasilkan komodo jantan.

Komodo betina akan menggali lubang sedalam satu meter untuk menyimpan telurnya.

Tiap lubang berisikan sekitar 20 telur, tapi tidak tiap lubang ini berisikan telur.

Hanya lubang berisi telur yang dilindungi oleh komodo untuk mengelabui predator.

Setelah menetas, anak-anak komodo akan hidup mandiri tanpa didampingi induknya sampai mereka dewasa.

Hal ini disebabkan karena ketika induk komodo tak berhasil memeroleh makanan, maka induk akan memangsa anak-anaknya sendiri.

Inilah mengapa anak-anak komodo akan hidup di atas pohon selama 2-3 tahun sampai cukup mandiri untuk bertahan hidup di atas tanah.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm