“Dari BI sangat senang, karena belum lama ini kami sudahmenggelar HLM TPID se Minahasa yang digelar di Amurang, di mana salah satu rekomendasinya adalah meningkatkanproduksi cabe, bawang, tomat. Panen cabai keriting ini pun merupakan salah satu implementasi dari kesepakatan pada HLM tersebut,” kata Darmawan.
Baca Juga: Oknum ASN Kabupaten Minahasa Utara Terbukti Langgar Netralitas Pilkada
Ia mengatakan, lahan yang diolah oleh Friends Farming untukmenanam cabai keriting dan tomat yang luasnya 2 hektar akansangat membantu penanganan inflasi di saat ada kenaikanpermintaan.
“Tadi disampaikan produksi cabai keriting bisamencapai 20 ton.
Ini luar biasa karena paling tidak dapatmenahan harga komoditas cabai keriting karena tersedianyapasokan yang cukup,” jelasnya.
Ketua Kelompok Tani Friends Farming, Tonsea Lama, Jansen Pondaag mengatakan, lahan yang digunakan untuk menanamcabai keriting seluas 1 hektar.
“Di lahan ini kami menanam 12 ribu pohon dengan produksi hasil total 20 ton.
Dan dalamsetahun bisa dilakukan dua kali masa tanam, Sedangkan untuktomat yang ditanam menurut Jansen sebanyak 1.000 pohondengan hasil 3 kg per pohon.
Sehingga produksi total mencapai 3 ton dalam sekali panen, dan dalam setahun tigakali musim tanam" ujar nya.
Saat ini harga cabai keriting cukup bagus.
Beberapa hari lalupihaknya menjual ke pengepul dengan harga Rp20 per kg,sebelumnya hanya Rp17ribu per kg.
Begitu juga dengantomat, saat ini harga satu kas Rp400 ribu per kg, sebelumnyahanya di kisaran Rp180 ribu per kg.
Dalam penanganan inflasi, BI menetapkan empat program 4K, yaitu Ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif.
Panenkomoditas cabai, tomat dan komoditas lainnya yang dilakukanBI bersama pemerintah kabupaten/kota selama ini pun merupakan implementasi dari 4K tersebut.
Baca Juga: Andry Prasmuko: BI Sulut Hadir Berkontribusi Meningkatkan Ketahanan Pangan di Sulut
Penulis: Steve Rawis
Penulis : Jeje