7 Pidato Hari Lahir Pancasila Singkat, Cocok Jadi Amanat Upacara

27 Mei 2024 19:53 WIB
7 Pidato Hari Lahir Pancasila Singkat, Cocok Jadi Amanat Upacara
7 Pidato Hari Lahir Pancasila Singkat, Cocok Jadi Amanat Upacara ( BPIP RI)

Assalamualaikum warakhmatullahi wabarakkatuh.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pada pagi hari ini kita dapat berkumpul menyelenggarakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila. Upacara ini meneguhkan komitmen kita agar kita lebih mendalami, lebih menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, sebagai dasar berbangsa dan bernegara.

Pancasila merupakan hasil dari sebuah rangkaian proses, yaitu rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945, yang dipidatokan oleh Ir. Soekarno. Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 dan rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah jiwa besar para "founding fathers" kita, para ulama, para tokoh agama, dan para pejuang kemerdekaan dari seluruh Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan yang mempersatukan kita.

Harus diingat bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah kodrat keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah keberagaman.

Berbagai etnis, berbagai bahasa lokal, berbagai adat istiadat, berbagai agama, kepercayaan serta golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah Bhinneka Tunggal Ika kita, Indonesia. Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara kita, selalu mengalami tantangan. Kebinekaan kita selalu diuji. Ada pandangan dan tindakan yang selalu mengancamnya. Ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi lain selain Pancasila.

Semua itu diperparah oleh penyalahgunaan media sosial, oleh berita bohong, oleh ujaran kebencian yang tidak sesuai dengan bangsa kita. Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme dan konflik sosial, yang dihantui oleh terorisme dan perang saudara.

Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah-masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri ini.

Dengan Pancasila, Indonesia adalah rujukan masyarakat internasional untuk membangun kehidupan yang damai, yang adil, yang makmur di tengah kemajemukan dunia. Oleh karena itu, saya mengajak peran aktif para ulama, ustad, pendeta, pastur, biksu, pedanda, pendidik, budayawan, pelaku seni, pelaku media, TNI dan POLRI serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga Pancasila.

Baca Juga: 40 Contoh Poster Hari Lahir Pancasila 2024, Desain Menarik dan Keren

Pemahaman dan pengamalan Pancasila harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan, dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus kita lakukan. Telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.

Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan.

Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Hadirin yang saya hormati, tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu-membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran, dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan. Tidak ada pilihan lain, kecuali kita harus kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong royong, dan toleran.

Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur, dan bermartabat di mata internasional. Namun demikian, kita juga harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila.

Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang anti-Pancasila, anti-UUD 1945, anti-NKRI, anti-Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah pasti bertindak tegas jika masih ada paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi Indonesia.

Sekali lagi, jaga perdamaian, jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu bergotong royong demi kemajuan Indonesia.

Selamat Hari Lahir Pancasila. Kita Indonesia. Kita Pancasila. Semua Anda Indonesia, semua Anda Pancasila. Saya Indonesia. Saya Pancasila. Terima kasih.

Wasalammualaikum warahmatullahi wabarakaatuhh.

4. Pidato Hari Lahir Pancasila 

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Alhamdulillah wa syukurillah. Hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih.

Yang terhormat, Bapak/Ibu Kepala Sekolah (nama sekolah)

Yang saya hormati, Bapak/Ibu Dewan Guru

Dan teman-teman yang berbahagia,

Pertama di atas yang paling utama, marilah kita bersyukur kepada Allah atas curahan nikmat yang begitu besar sehingga kita bisa berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat walafiat.

Selawat berbingkaikan salam, tiada lupa kita curahkan kepada Rasulullah Al-Akhirul Anbiya, Muhammad saw. Semoga dengan seringnya berselawat kita akan mendapatkan pertolongan beliau di hari kiamat nanti.

Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berbahagia,

Tiada terasa hari-hari begitu cepat berganti dan saat ini kita kembali mendapat kesempatan untuk singgah di momentum yang spesial.

Ya, tanggal 1 Juni adalah momentum bersejarah bagi bangsa ini karena merupakan hari peringatan lahirnya Pancasila.

Tepatnya pada tanggal 1 Juni tahun 1945, Bung Karno sempat menyampaikan pidato tentang usulan dasar negara yang pada akhirnya menjadi tonggak lahirnya Pancasila.

Namun, apa dan bagaimana cara kita memaknai peringatan Hari Lahir Pancasila yang sejatinya terus-menerus dirayakan setiap tahunnya?

Bila kita berbicara tentang upacara, rasanya cukup banyak dari para pelajar, generasi muda, serta masyarakat bangsa ini yang mengikuti upacara.

Bila kita berbicara tentang siapa-siapa saja yang hafal dengan kelima sila Pancasila maka sungguh ada ratusan juta orang di Indonesia yang hafal dan mampu mengucapkannya dengan lantang.

Namun, ketika kita berbicara apakah kesemua masyarakat Bumi Pertiwi sudah mampu memaknai dan mengamalkan setiap butir nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka untuk menjawab "iya" rasanya cukup sulit.

Bukan tanpa alasan. Bila kita saksikan di media sosial, media televisi, maupun media cetak masih banyak fenomena dan penyimpangan sosial yang mengarah kepada pelanggaran nilai-nilai Pancasila.

Sebut saja seperti berita pelajar yang kurang beradab kepada guru di sekolah, seorang anak yang memaksa orang tuanya memberikan uang untuk membeli kuota game online, tawuran, saling umpat di media sosial, dan masih banyak lagi.

Perilaku-perilaku menyimpang tersebut barang kali terlihat sepele dan masih bisa diatasi. Namun, tanpa kita sadari, makin bertambahnya kenakalan remaja dan perbuatan menyimpang di Indonesia adalah wujud dari kurang seriusnya bangsa ini dalam memaknai dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

Maka itu, setiap kali peringatan-peringatan nasional seperti Hari Lahirnya Pancasila tiba, kita harus menggelorakan kembali semangat nasionalisme dan semangat Pancasila.

Teman-teman yang berbahagia,

Ada banyak cara untuk memaknai peringatan hari lahirnya Pancasila:

Pertama, mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila.

Ketika 1 Juni tiba, baik itu di sekolah, di rumah, ataupun di media sosial, kita akan sering menjumpai ucapan-ucapan bertema Pancasila.

Ini adalah momentum yang bagus dan tepat bagi kita untuk mendaur ulang kembali pengetahuan tentang Pancasila, terutama pelajaran tentang apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila.

Nilai-nilai seperti toleransi beragama, menerima keragaman, perilaku cinta tanah air, hingga semangat musyawarah perlu kita pelajari untuk kemudian dijadikan dasar dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

Cara kedua dalam memaknai Hari Lahir Pancasila adalah memantapkan diri untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah sebelumnya kita belajar tentang apa saja butir nilai-nilai Pancasila, setiap materi yang kita pelajari itu perlu kita amalkan karena jika cuma belajar, tapi tidak mengamalkan ilmu, kita sama saja seperti pohon yang tumbuh, tapi tak berbuah. Sangat sedikit manfaat dari pohon tersebut.

Ketiga, menyikapi setiap permasalahan dengan bijaksana dan meningkatkan semangat gotong royong.

Pancasila adalah dasar negara kita, maka dalam menyikapi permasalahan, fenomena, penyimpangan, dan semua hal yang berhubungan dengan bangsa dan negara kita haruslah bijaksana.

Terhadap berita heboh, jangan kita terlalu cepat termakan oleh isu. Periksa dulu sebelum di-share kepada orang lain. Selain itu, sebagai bangsa yang besar kita perlu terus menggaukan semangat gotong royong.

Keempat, bangga dengan budaya, adat-istiadat, bahasa dan keanekaragaman daerah sendiri.

Teman-teman yang berbahagia,

Adapun cara berikutnya untuk memaknai Hari Lahir Pancasila adalah bangga dengan budaya, adat istiadat, bahasa, dan keanekaragaman dari kita sendiri.

Sebagai pelajar dan generasi muda, kita semestinya jangan terlalu mudah mengikuti budaya barat atau budaya barat. Sebaiknya kita memajukan budaya lokal supaya aset negara ini tidak punah.

Teman-teman yang berbahagia,

Selain cara yang saya sampaikan tadi, tentu banyak jalan lain yang bisa kita tempuh dalam memaknai peringatan Hari Lahir Pancasila.

Pancasila memang lahir dan diperingati setiap tanggal 1 Juni, tapi bagi kita mengamalkan nilai-nilainya adalah setiap hari, kapan pun, dan di mana pun kita berada.

Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berbahagia,

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan dalam rangka memetik momentum peringatan Hari Lahirnya Pancasila. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah.

Saya akhiri,

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

5. Pidato Hari Lahir Pancasila
 
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.

Pertama-tama, marilah kita bersyukur kepada Allah SWT karena kita dapat berkumpul di aula sekolah dalam keadaan sehat dan bahagia.

 
Juga, mari kita kirimkan selawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan pertolongan di hari akhirat.

Hadirin yang berbahagia,

Kita sangat bersyukur atas kesempatan ini untuk memperingati momentum yang istimewa.

Setiap tanggal 1 Juni adalah hari yang bersejarah karena kita memperingati hari kelahiran Pancasila. Tepat pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidato tentang usulan dasar negara yang akhirnya menjadi dasar lahirnya Pancasila.

Namun, bagaimana kita seharusnya memaknai Hari Lahir Pancasila? Apakah cukup hanya menghafal lima silanya?

Jika itu saja, maka ratusan juta penduduk Indonesia bisa menghafal kelima sila dan mengucapkannya dengan lantang.

Namun, apakah kita benar-benar dapat menerapkan kelima sila tersebut dalam kehidupan sehari-hari?

Sepertinya masih sedikit orang yang benar-benar bisa mengamalkan kelima sila tersebut dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini dapat terlihat dari adanya perilaku-perilaku yang menyimpang yang sering kita dengar di media.

Misalnya, perilaku siswa yang tidak sopan terhadap guru, perilaku orang tua yang tidak pantas terhadap anak, siswa yang nakal, tawuran, perpecahan antar suku, ras, agama, dan sebagainya.

Oleh karena itu, peringatan Hari Lahir Pancasila ini diharapkan dapat membangkitkan semangat nasionalisme dan penerapan sila-sila Pancasila.

Hadirin yang saya hormati,

Ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk menghidupkan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila.

Sebagai sesama manusia, kita seharusnya saling membantu, bergotong royong, dan saling mengasihi, bukan saling terpecah belah dan melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan sila-sila tersebut.

Saudara sekalian,

Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila. Mohon maaf atas segala kesalahan dalam penyampaian.

Saya mengakhiri pidato ini,

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm