Mereka juga menegaskan bahwa nilai-nilai politik Barat tidak cocok untuk Asia Timur karena nilai-nilai tersebut memupuk individualisme dan legalisme yang berlebihan, yang mengancam akan melemahkan tatanan sosial dan menghancurkan dinamisme ekonomi.
Di antara Asian Value yang sering dikutip adalah disiplin, kerja keras, berhemat, prestasi pendidikan, keseimbangan kebutuhan individu dan masyarakat, dan penghormatan terhadap otoritas; banyak dari nilai-nilai ini diperjuangkan selama Bulan Warisan AAPI (Asian American and Native Hawaiian/Pacific Islander), yang diadakan setiap bulan Mei di Amerika Serikat.
Baca Juga: Pengertian 'Sedentary Lifestyle' dan Dampaknya bagi Kesehatan
Kritik terhadap Asian Value membantah peran mereka dalam pertumbuhan ekonomi dan berpendapat bahwa nilai-nilai tersebut digunakan untuk melindungi kepentingan elit otoriter di Asia Timur.
Masyarakat Asia seringkali salah menggunakan nilai-nilai budaya mereka sebagai alasan untuk menyembunyikan tindakan korupsi.
Sistem politik dan birokrasi di negara-negara Asia, baik yang demokratis maupun otoriter, turut serta dalam menciptakan masyarakat korup. Dalam praktik korupsi itu, mereka memanfaatkan nilai-nilai Asia dalam praktik kehidupan politik, seperti korupsi, gratifikasi, dan nepotisme.
Hal ini membuat korupsi di Asia menjadi lebih sulit dilacak dan tidak pasti apakah suatu aktivitas tertentu merupakan tindakan korupsi atau tidak.
Itu dia penjelasan mengenai Asian Value yang sedang viral di media sosial belakangan ini.
Semoga informasinya bermanfaat!