Sonora.ID – Dongeng merupakan karya sastra lama yang menceritakan cerita fiktif atau tidak nyata. Ada berbagai jenis dongeng, salah satunya adalah dongeng sage.
Penyampaian dongeng ini dilakukan secara turun-temurun. Tujuannya adalah untuk mengajarkan nilai moral dan juga sebagai sarana hiburan.
Pada umumnya, dongeng ini berisi tiga bagian penting, yaitu pendahuluan, isi, dan juga penutup.
Pendahuluan berisi kalimat pengantar untuk memulai dongeng, isi adalah bagian terpenting dongeng yang berisi kejadian dan peristiwa, sementara penutup adalah bagian akhir dongeng.
Berikut ini adalah ciri-ciri dongeng:
Baca Juga: Dongeng Semut dan Belalang: Pendek Lengkap dengan Pesan Moralnya
Sementara itu, berdasarkan isinya, dongeng dibedakan menjadi:
Dongeng Sage
Melansir buku Intisari Bahasa Indonesia (2008) oleh Diana Nababan, sage adalah salah satu jenis karya sastra lama.
Dongeng sage adalah karya sastra lama yang mengandung unsur sejarah atau masa lalu.
Sementara melansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sage adalah cerita rakyat yang didasarkan pada sejarah, namun sudah ditambah dengan imajinasi masyarakat.
Sage sering dianggap sama dengan saga. Meski sama-sama merupakan karya sastra, sage dan saga perbedaan. Salah satunya, saga berisi legenda kepahlawanan atau kesaktian seorang tokoh.
Sedangkan sage memuat cerita bersejarah di masa lampau.
Dikutip dari situs Balai Bahasa Jawa Tengah - Kemdikbud, sage merupakan dongeng yang isinya mengandung unsur sejarah atau historis.
Nama sage berasal dari kata dalam bahasa jerman "was gesagt wird", artinya yang diucapkan atau dikatakan.
Pengertian sage adalah ceirta lisan historis mengenai suatu kejadian atau peristiwa di masa lampau.
Baca Juga: Dongeng Kancil dan Buaya, Lengkap dengan Pesan Moral di Dalamnya
Ciri-ciri sage
Contoh dongeng sage: