Sebelum memasuki tahun baru Islam 1446 H, salah satu amalan yang bisa dilakukan selama bulan Muharram mendatang ialah dengan menjalankan ibadah puasa.
Menurut sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda:"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam," (HR Muslim).
Demikian mulianya bulan Muharram hingga disebut sebagai waktu yang paling mulia untuk melaksanakan puasa setelah Ramadhan.
Bahkan, diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:"Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram, maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa," (HR at-Thabarani.
Ma’asyiral muslimīn a’azzakumullāh........
Jelang berakhirnya tahun 1445 H, khotib kembali mengingatkan agar senantiasa tetap menjaga amalan ibadah, baik yang wajib maupun sunah.
Selama tahun baru Islam yang dimulai 1 Muharram 1446 H, mari kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dengan memperbaiki kekurangan hingga menambah amalan ibadah lain. Keimanan dan ketakwaan hendaknya selalu tetap terjaga seiring bertambahkan kesempatan hidup yang telah diberikan.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
2. Khutbah Jumat Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1446 H
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT
Segala puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmatnya, sehingga kita dapat berkumpul untuk melaksanakan kewajiban kita di hari yang penuh berkah ini. Tentu, khatib berwasiat kepada jamaah sekalian dan khususnya untuk diri khatib pribadi, marilah sama-sama kita menjaga kualitas ketakwaan kita sembari berusaha secara perlahan untuk meningkatkannya. Sebab dengan ketakwaan, Allah akan memberikan jalan kemudahan di setiap problem kehidupan yang kita alami.
Jemaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT
Di awal Tahun Baru Islam ini marilah kita berintrospeksi apakah tahun ini kita lalui dengan penuh kebaikan, peningkatan ketakwaan serta amal ibadah kita. Apakah pada tahun ini hubungan kita dengan orang-orang sekitar kita semakin harmonis atau sebaliknya.
Begitu pun hubungan kita dengan Allah subhanahu wa ta'ala. Pada tahun ini, sudah berapa banyak kita belanjakan harta kita di jalan Allah? Atau kita hanya larut dalam ketamakan dan nafsu mengejar dunia tanpa tersentuh hati kita untuk menyedekahkan rezeki yang kita dapat.
Begitu pun dengan ragam amal ibadah yang kita lakukan, apakah sudah kita sempurnakan dengan ibadah sunah lainnya? Apakah diri kita tergerak karena mengejar rida Allah? Atau sejauh ini karena hanya untuk menggugurkan kewajiban saja.
Jamaah yang dirahmati Allah SWT
Sebagai seorang muslim kita mesti memperhatikan perbuatan yang kita lakukan sebab di akhirat nanti akan dipertanggungjawabkan. Jangan sampai kita lalai dan lupa bahwa setelah kehidupan dunia ada kehidupan akhirat. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah al-Hasyr ayat 18:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS al-Hasyr: 18)
Ayat yang tadi dibacakan perlu kita renungi sebagai pengingat di penghujung tahun ini. Bukan hanya sebagai pengingat sehingga diri kita melakukan muhasabah, akan tetapi untuk memperbaiki diri kita di tahun selanjutnya. Bukan sekadar motivasi yang dibutuhkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, namun kita dituntut untuk bergerak dan melakukan perubahan sedikit demi sedikit dengan usaha yang nyata. Jamaah yang berbahagia, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki diri.
Pertama, niatkan diri kita untuk menjadi lebih baik sejak saat ini. Dengan niat, seorang muslim dapat memelihara tujuan yang ingin dicapainya. Itulah mengapa ibadah-ibadah dalam Islam diawali dengan niat. Di sisi lain, Rasululullah shallahu alaihi wa sallam pernah bersabda:
نِيةُ المُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ
Artinya: "Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya."
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Menyambut Hari Raya Idul Adha, SIngkat Menyentuh Hati
Hadits tersebut menegaskan bahwa niat lebih baik daripada perbuatan yang kita lakukan, oleh sebab itu perlu kita mengawali perubahan diri kita kepada yang lebih baik dengan niat yang baik. Hadis ini, tidak sama sekali mendukung seseorang untuk merencanakan sesuatu kemudian tidak merealisasikannya. Karena niat adalah suatu kehendak yang disertai dengan perbuatan.
Jemaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT
Yang kedua, melakukan tobat atas kemaksiatan yang kita lakukan di tahun lalu dan berkomitmen untuk berusaha tidak mengulanginya di tahun depan. Mungkin untuk bertobat saja adalah hal yang tidak begitu sulit, namun komitmen untuk tidak mengulanginya butuh usaha yang gigih dari diri seorang muslim. Jamaah sekalian, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sehari melakukan tobat seratus kal, kendati beliau sudah dijamin masuk surga. Beliau pernah bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللهِ، فَإِنِّي أَتُوبُ، فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ، مَرَّةٍ
Artinya, "Wahai sekalian manusia, bertobatlah kepada Allah, karena sesungguhnya aku juga bertobat kepada-Nya sehari seratus kali." (Hadis riwayat Imam Muslim)
Lantas bagaimana kita melakukan tobat? Cobalah dengan tahapan-tahapan yang ringan. Pertama niat untuk meninggalkan perbuatan tersebut, kedua memohon ampunan kepada Allah SWT atas perbuatan yang selayaknya tidak kita lakukan. Bacalah lafaz-lafaz istigfar seperti astagfirullahal 'azhim, dan sejenisnya. Lebih utama lagi, apabila mengamalkan sayyidul istigfar yang pernah Nabi ajarkan:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Artinya: "Ya Allah, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah dan janji-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau."
Jamaah shalat Jumah yang dirahmati Allah SWT
Langkah ketiga yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki diri kita adalah mensyukuri nikmat-nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita, khususnya nikmat ketaatan dan ibadah yang dapat kita jalankan sebab adanya rahmat dan taufik dari Allah SWT.
Di penghujung tahun ini, semoga kita dapat mempersiapkan diri untuk menjadi lebih baik dan lebih saleh. Semoga poin-poin yang telah disampaikan di atas dapat sama-sama kita jalankan. Janganlah menunda-nunda diri untuk melakukan kebaikan.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
3. Khutbah Jumat Menyambut Tahun Baru Islam 1446 H
اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمُ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوَى عَلَيْهِ الْجَنَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Puji syukur alhamdulillah mari kita tanamkan dalam hati kita bersama, sebagai ungkapan syukur kepada Allah swt atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, khususnya nikmat iman dan takwa, sehingga kita bisa terus istiqamah untuk bersama-sama menunaikan ibadah shalat Jumat.
Semoga ibadah yang kita lakukan ini diterima oleh-Nya, dan menjadi bukti bahwa kita termasuk hamba-hamba-Nya yang taat pada perintah-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alih wa sahbih, yang telah mengangkat manusia dari lembah kenistaan yang gelap lagi pekat menuju tempat yang terang benderang dan berada dalam ridha-Nya.
Semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semua umatnya.
Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.
Karena hanya dengan modal iman dan takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia dan akhirat.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara menata kembali masa depan menjadi lebih baik dan lebih positif.
Hal itu bisa dilakukan dengan cara mengatur kembali waktu dan segala kegiatan yang ada, khususnya saat ini kita semua berada pada awal tahun baru Islam.
Maka sudah seharusnya tidak hanya tahunnya yang baru, namun juga harus menumbuhkan semangat baru.
Menumbuhkan semangat baru di tahun baru merupakan salah satu ajaran Al-Qur’an, di mana Allah swt menegaskan kepada kita semua perihal pentingnya selalu berusaha untuk terus meningkatkan semua kualitas dan kuantitas.
Jaminan yang akan didapatkan adalah akan ditampakkan kepada mereka jalan-jalan yang benar.
Berkaitan dengan hal ini, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-‘Ankabut [30]: 69).
Berkaitan dengan ayat ini, Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa ayat ini menjelaskan perihal jaminan dan balasan dari Allah bagi orang-orang yang terus berusaha untuk selalu meningkatkan semangat dalam melakukan ketaatan, yaitu akan ditunjukkan kepada mereka jalan yang benar.
Orang-orang yang terus berusaha untuk selalu meningkatkan ketaatan dan kebaikan dalam hidupnya, akan mendapatkan balasan yang istimewa dari Allah.
Karena itu, Allah mengajak kepada kita semua untuk terus semangat dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam meningkatkan ketaatan, keimanan dan kebaikan.
Allah swt berfirman:
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya, “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS Yunus [10]: 26).
Dua ayat ini mengingatkan kita semua perihal pentingnya peningkatan ketaatan dan kebaikan dalam setiap harinya.
Oleh karena itu, momentum tahun baru ini sudah seharusnya kita jadikan ajang untuk terus meningkatkan semangat baru dalam melakukan ibadah dan ketaatan kepada-Nya.
Dengan demikian, maka tidak hanya tahunnya yang baru namun akan ada ketaatan dan kebaikan baru pula yang akan kita kerjakan.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Terus semangat dalam meningkatkan ketakwaan dan kebaikan menjadi salah satu tanda bahwa mereka merupakan manusia terbaik.
Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah, bahwa suatu saat ia ditanya oleh para sahabat perihal paling baik dan buruknya manusia.
Kemudian nabi menjelaskan bahwa manusia terbaik adalah mereka yang oleh Allah diberikan umur yang panjang kemudian ia gunakan umur tersebut untuk melakukan kebaikan.
Sebaliknya, paling buruknya manusia adalah mereka yang diberikan umur yang panjang, namun panjangnya umur tersebut digunakan untuk keburukan.
Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah saw dalam salah satu haditsnya bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَ سَاءَ عَمَلُهُ
Artinya, “Paling baiknya manusia adalah orang yang dikaruniai umur panjang dan baik (benar) perbuatannya. Sedangkan paling buruknya manusia adalah orang yang panjang umurnya dan jelek perbuatannya.” (HR at-Tirmidzi)
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Mengutip pendapat Imam Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitab Lathaiful Ma’arif fima li Mawasimil ‘Am minal Wazhaif, bahwa bertambahnya umur dan kebaikan menjadi barometer keimanan seseorang, karena orang-orang yang beriman akan terus bertambah kebaikannya seiring dengan bertambahnya umur,
فَالْمُؤْمِنُ الْقَائِمُ بِشُرُوْطِ الْإِيْمَانِ لَا يَزْدَادُ بِطُوْلِ عُمْرِهِ إِلاَّ خَيْرًا وَمَنْ كَانَ كَذَلِكَ فَالْحَيَاةُ خَيْرٌ لَهُ مِنَ الْمَوْتِ
Artinya, “Maka orang beriman yang menunaikan semua ketentuan-ketentuan iman, tidak akan bertambah dari panjangnya umur selain (juga bertambah) kebaikan. Dan, siapa saja yang bisa seperti ini, maka hidup (di dunia) lebih baik baginya daripada mati.”
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Itulah pentingnya menumbuhkan semangat baru dalam setiap harinya, khususnya saat ini kita semua berada pada momentum tahun baru Islam.
Maka hal terbaik yang layak untuk kita lakukan adalah terus menumbuhkan semangat baru untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam melakukan ketaatan dan kebaikan.
Orang-orang yang terus berusaha untuk meningkatkan ketaatan dan kebaikannya, akan mendapatkan balasan dan jaminan yang sangat istimewa dari Allah swt, yaitu ditempatkan dalam surga yang dipenuhi dengan nikmat.
Mereka akan kekal di dalamnya bersama dengan para kekasih-kekasih Allah. Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menumbuhkan semangat baru di tahun baru ini.
Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua dan kita digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Awal Bulan Dzulhijjah, Singkat Namun Menyentuh Hati