Angka Pernikahan Menurun, Kepala BKKBN: Terjadi Perubahan Persepsi Tentang Pernikahan

27 Juni 2024 23:14 WIB
Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo,Sp OG (K)
Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo,Sp OG (K) ( Dok BKKBN)

Semarang,Sonora.Id– Sambangi Universitas Negeri Semarang (UNNES), Rabu (26/06/2024), Kepala BKKBN dokter Hasto bicara tentang angka pernikahan yang menurun dari tahun ke tahun.

“Dulu pernikahan setahun 2 juta lebih, sekarang meskipun jumlah usia nikahnya masih cukup besar, tapi hanya sekitar 1,5 sampai 1,7 juta,” katanya.

Dokter Hasto memaparkan bahwa tujuan pernikahan di Indonesia, mayoritas untuk prokreasi, yang artinya untuk mendapatkan keturunan. “Ada juga yang rekreasi, supaya hubungan suami-istri sah, ada yang 'security' yaitu supaya bisa mendapatkan perlindungan,” paparnya.

Menurutnya, terdapat atau terjadi perubahan persepsi tentang pernikahan saat ini, di mana pernikahan dianggap sebagai tradisi atau budaya yang tidak mesti perlu dilakukan. Ada beberapa penelitian menemukan bahwa keinginan menikah mengalami penurunan sehingga Total Fertility Rate (TFR) ada di angka 2,18.

“Di Jawa Tengah sendiri, Angka Kelahiran Total senilai 2,04. Secara nasional saya memiliki tanggung jawab agar penduduk tumbuh seimbang. Saya berharap adik-adik perempuan nanti punya anak rata-rata 1 perempuan. Kalau di desa ada 1000 perempuan maka harus ada 1000 bayi perempuan lahir. Hal itu diperlukan agar suatu desa tidak 'zero growth' bahkan 'minus growth', lama-lama habis orangnya,” ujar dokter Hasto.

Dirinya juga menghimbau remaja agar jangan menikah terlalu muda. Dokter Hasto memaparkan berbagai potensi masalah yang dapat terjadi pada kehamilan usia dini.

Lebih lanjut, ia juga memberikan penyuluhan mengenai organ reproduksi dan proses perkembangan bayi sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). “Siap nikah itu memiliki makna yang dalam, artinya menyiapkan kehamilan,” tukasnya.

Pada kegiatan ‘Siap Nikah Goes To Campus’ yang merupakan inovasi terbaru dari BKKBN, UNNES menjadi lokus perdana pelaksanaannya.

Kakak Asuh Anak Stunting

Hadir mewakili Rektor UNNES, Wakil Rektor III Bid. Riset, Inovasi dan Sistem Informasi Prof. Dr. Ngabiyanto, M.Si, yang menyambut baik program ini. “Siap nikah tidak hanya secara fisik, ada pengelolaan rumah tangga, kemudian mentalitas. Saya harap semua mahasiswa siap mengikuti seluruh kegiatan,” tukasnya.

Ngabiyanto menyebut bahwa UNNES mendukung program pemerintah, salah satunya pada Kuliah Kerja Nyata (KKN) terdapat Kakak Asuh Anak Stunting, “Ini menjadi program utama di KKN. Kita baru saja menerjunkan 4500 mahasiswa KKN. Salah satu temanya mengentaskan stunting,” terangnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm