Sonora.ID - Khutbah Jumat awal bulan Muharram dapat digunakan sebagai bahan materi untuk merayakan Tahun Baru Islam yang jatuh pada 7 Juli 2024.
Pada momen suci ini, khatib dapat menyampaikan khutbah Jumat awal bulan Muharram.
Lewat khutbah Jumat awal bulan Muharram, khatib dapat memberikan pesan kepada jemaah untuk menyikapi lembaran baru di tahun Hijriah ini.
Berikut ini 4 contoh khutbah Jumat awal bulan Muharram dikutip dari berbagai sumber.
1. Mengoptimalkan Bulan Muharram Dengan Amal Kebaikan
أَلْخُطْبَةُ الْأُوْلَى
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ مُصَرِّفِ الْأَوْقَاتِ وَالدُّهُوْرِ. وَمُدَبِّرِ الْأَحْوَالِ فِى الْأَيَّامِ وَالشُّهُوْرِ. وَمُسَهِّلِ الصِّعَابِ وَمُيَسِّرِ الْأُمُوْرِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الرَّحِيْمُ الْغَفُوْرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهَ وَرَسُوْلُهُ الشَّكُوْرُ الصَّبُوْرُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَضَاعِفِ اللَّهُمَّ لَهُمُ الْأُجُوْرَ.
أمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ, فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَخَابَ مَنْ طَغَى.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dengan sebenar-benar taqwa, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjahui larangan-larangan-Nya.
Jam berganti jam. Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Tahun berganti tahun. Tidak terasa, kita sekarang sudah berada di awal tahun hijriyyah, 1443. Waktu berjalan terasa sangat cepat. Jatah umur kita semakin menipis. Ajal kita semakin dekat. Maut ibarat pedang terhunus yang setiap saat bisa saja menebas batang leher kita. Kita tidak tahu kapan kita meninggalkan dunia yang fana ini. Kita juga tidak tahu di mana kita akan mengakhiri hayat kita.
Dan Subhanallah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan awal tahun hijriyyah itu bulan haram, dan menjadikan akhir tahun hijriyyah pun bulan haram. Tahun hijriyyah di mulai dengan bulan Muharram dan di akhiri dengan bulan Dzulqa’dah. Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah swt mengharamkan peperangan dan konflik di bulan mulia ini. Selain itu, bulan ini juga termasuk salah satu dari bulan-bulan yang mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab.
Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa setiap perbuatan maksiat di bulan haram akan mendapat siksa yang lebih dahsyat, dan begitu pula sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya. Beliau menyatakan:
وَمَعْنَى الْحَرَمِ: أَنّ الْمَعْصِيَّةَ فِيْهَا أَشَدُّ عِقَاباً وَالطَّاعَةَ فِيْهَا أَكْثَرُ ثَوَاباً
“Maksud dari haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak.”
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Bulan Muharram adalah momentum terbaik untuk meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah. Kita harus mengoptimalkan bulan ini dengan berbagai amal kebaikan, sehingga bulan-bulan berikutnya akan terasa mudah bagi kita untuk melakukan dan meningkatkan berbagai amal kebaikan. Para ulama’ berkata:
مَنْ كَانَتْ بِدَايَتُهُ مُحْرِقَةً كَانَتْ نِهَايَتُهُ مُشْرِقَةً
“Barangsiapa yang masa awal-awalnya membakar, maka masa-masa akhirnya akan bersinar.”
Kita harus bertekat kuat melakukan amal kebaikan di awal tahun ini, baik amalan umum maupun amalan khusus di bulan Muharram. Berikut ini amalan-amalan khusus yang diperintahkan untuk kita lakukan di bulan Muharram ini:
Memperbanyak puasa sunnah mutlak
Puasa mutlak ialah puasa yang kita lakukan dengan niat menambah pahala dan mendekatkan diri kepada Allah. Kita boleh berpuasa disebagian besar hari disepanjang bulan Muharram ini. Baik di hari-hari awal, pertengahan maupun di hari-hari akhir. Hal ini didasarkan pada sabda Rasul saw:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ. (رواه مسلم)
“Puasa paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa bulan Allah yang bernama Muharram.” (HR. Muslim)
Menunaikan puasa ‘Asyura’
Puasa Asyura’ ialah puasa tanggal sepuluh Muharram. Keutamaan puasa ini dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lewat. Abu Qatadah al-Anshari ra. Menuturkan:
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
“Rasul saw. pernah ditanya mengenai puasa hari ‘Asyura’, lalu beliau menjawab: “Menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Menyempurnakanya dengan puasa Tasu’a’
Puasa Tasu’a’ adalah puasa tanggal sembilan Muharram. Rasulallah saw belum sempat menunaikan puasa ini semasa hidupnya. Namun, setahun sebelum meninggal beliau bertekat untuk melakukannya seraya bersabda:
لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ. (رواه مسلم)
“Seandainya tahun depan aku masih hidup, niscaya aku akan berpuasa hari kesembilan.” (HR. Muslim)
Sebagaimana dimaklumi, bahwa orang-orang Yahudi dan orang-orang Arab jahiliyyah melakukan puasa tanggal sepuluh Muharram. Karenanya, Rasul saw menambahkan puasa tanggal sembilan Muharram agar kaum muslimin berbeda dengan orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin, serta tidak menyerupai mereka dalam pelaksanaan ritual ibadah.
Memberi tambahan nafkah untuk anak dan istri
Rasulallah Muhammad saw bersabda:
مَنْ وَسَّعَ عَلَى أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ أَوْسَعَ اللَّهُ عَلَيْهِ سّنَتَهُ كُلَّهَا. (رواه الطبراني)
“Barangsiapa melapangkan nafkah untuk keluarganya pada hari ‘Asyura’, Allah akan melapangkan rizkinya sepanjang tahun.” (HR. ath-Thabrani)
Tidak ada salahnya jika kita menambahkan uang belanja untuk keluarga di bulan Muharram dan bulan-bulan setelahnya. Selain karena memang kebutuhan pokok dari tahun ketahun harganya semakin naik, pahala memberi nafkah kepada keluargaya juga lebih besar. Ibnu Uyainah berkata: “Kami telah membuktikannya selama lima puluh tahun atau enam puluh tahun, dan kami tidak melihatnya kecuali kebaikan.”
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Mengapa tanggal sepuluh Muharram disebut dengan ‘Asyura’? Badaruddin al-‘Aini dalam kitabnya Umdatul Qari’ menjelaskan sebuah pendapat bahwa di hari ‘Asyura’ Allah memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada sepuluh nabi-Nya. Yaitu:
(1) kemenangan Nabi Musa atas Fir’aun,
(2) pendaratan kapal Nabi Nuh,
(3) keselamatan Nabi Yunus dengan keluar dari perut ikan,
(4) ampunan Allah untuk Nabi Adam AS,
(5) keselamatan Nabi Yusuf dengan keluar dari sumur pembuangan,
(6) kelahiran Nabi Isa AS, (7) ampunan Allah untuk Nabi Dawud,
(8) kelahiran Nabi Ibrahim AS,
(9) Nabi Ya’qub dapat kembali melihat, dan
(10) ampunan Allah untuk Nabi Muhammad, baik kesalahan yang telah lampau maupun yang akan datang.
Selain di atas, para ulama juga menjelaskan beberapa keistimewaan para nabi di hari ‘Asyura’, yaitu kenaikan Nabi Idris menuju tempat di langit, kesembuhan Nabi Ayub dari penyakit, dan pengangkatan Nabi Sulaiman menjadi raja.
Dari beberapa kejadian di atas, hari ‘Asyura’ adalah hari yang amat istimewa. Karena itu, hari ‘Asyura’ menjadi moment yang amat baik untuk meniru akhlak para nabi, akhlak yang mulia, lemah lembut, dan menjunjung tinggi kasih sayang, berbagi kasih saying kepada anak-anak yatim, dan kerukunan. Menghindari terhadap kejelekan, penghinaan, kekerasan, permusuhan, dan adu domba. Ingat, kebaikan di bulan ini dilipatgandakan pahalanya. Kejelekan di bulan ini dilipatkan siksa dan malapetakanya.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Semoga dengan mengoptimalkan bulan Muharram ini dengan berbagai amal kebaikan, Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk mengoptimalkan bulan-bulan berikutnya dengan berbagai amal kebaikan yang akan menghantarkan kita kepada kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat. Aamiin.
وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ. وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ. إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
أَلْخُطْبَةُ الثَّانِيَّةُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى. وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى. وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ. أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ. فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ارْفَعْ وَادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْن وّفِرُوسْ قَرَنَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ،عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ والْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيأ حَسَنَةً, وَفِى ألآخِرَةِ حَسَنَةً, وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعّالّمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ. إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُؤْتِكُمْ. وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ.
Baca Juga: 65 Ucapan 1 Muharram 1446 H/2024 yang Penuh Doa dan Menyentuh Hati
2. Makna dan Keutamaan Bulan Muharram
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pujian hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, utusan Allah yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Amma ba'du,
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,
Hari ini, kita berkumpul di hadapan Allah untuk bersama-sama merenungkan makna dan keutamaan bulan Muharram. Muharram merupakan bulan yang sangat istimewa dalam kalender Islam, bulan yang memegang banyak pelajaran dan hikmah bagi kita umat Muhammad SAW. Marilah kita bersama-sama mengambil manfaat dari momen bersejarah ini.
Pertama-tama, mari kita mencermati makna dari nama "Muharram" itu sendiri. "Muharram" berarti "haram" atau dilarang. Ini menunjukkan betapa mulianya bulan ini dan betapa Allah memberikan keistimewaan kepadanya.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an yang artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS at-Taubah: 36).
Dalam hadits riwayat Abu Bakrah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya tahun itu dua belas bulan, dari waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Empat bulan di antaranya adalah bulan haram, tiga di dalam berurutan; Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram, dan Rajab Mudhar (yang terletak) di antara Jumadah dan Sya'ban." (HR. Bukhari-Muslim).
Di antara banyak keutamaan bulan Muharram adalah:
Peristiwa Hijrah: Bulan Muharram menandai peristiwa Hijrah, migrasi Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Hijrah menjadi momen bersejarah bagi perkembangan Islam dan juga menjadi awal dari penanggalan Hijriyah.
Hari 'Ashura: Hari ke-10 Muharram atau 'Ashura, adalah hari bersejarah dalam sejarah Islam. Allah menyelamatkan Nabi Musa AS dan umatnya dari kejaran Fir'aun pada hari ini dengan membelah Laut Merah. Nabi Musa AS berpuasa sebagai rasa syukur atas penyelamatan tersebut, dan kita dianjurkan untuk juga berpuasa pada hari 'Ashura.
Rasulullah SAW bersabda: "Puasa hari 'Ashura, Aku berharap kepada Allah bahwa dengan berpuasa pada hari ini, Allah akan menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lalu." (HR. Muslim).
Taubat dan Pengampunan: Bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk merenungkan amal kita di masa lalu dan bertaubat kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Kita harus berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas hidup spiritual kita.
Saudara-saudaraku,
Marilah kita manfaatkan bulan Muharram ini sebagai peluang untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan sesama, berbuat baik kepada orang lain, serta memperkuat iman dan taqwa kita.
Sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk memahami makna dan tujuan dibalik peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan ini. Kita harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita tentang ajaran Islam untuk dapat hidup lebih baik sesuai dengan tuntunan-Nya.
Akhir kata, marilah kita tingkatkan kecintaan kita terhadap agama ini, perkuat ukhuwah Islamiyah, dan bergandengan tangan menuju kebaikan dan kemuliaan. Semoga Allah memberkahi bulan Muharram ini dan memberikan hidayah serta rahmat-Nya kepada kita semua.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca Juga: 4 Doa Terhindar dari Mimpi Buruk agar Tidur Lebih Nyenyak
3. Keistimewaan dan Hikmah Bulan Muharram
Secara historis, peristiwa Hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari kota Mekkah ke Madinah yang terjadi pada tahun 622 Masehi bertepatan dengan bulan Muharram sehingga di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu anhu kemudian dijadikan sebagai awal bulan dalam kalender Islam atas usulan dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu.
Muharram memiliki makna dan keutamaan yang istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia karena dipandang sebagai salah satu bulan mulia dan diberkahi oleh Allah subhanahu wata'ala, bahkan disebut sebagai Bulan Allah seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadits:
Artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (HR. Muslim).
Bulan Muharram juga merupakan Empat bulan terhormat (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab) sepeti yang disebutkan dalam Qur'an Surat at-Taubah:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan,326) (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (QS. At-Taubah [9]: 36)
Hikmah Bulan Muharram
Dengan merenungkan peristiwa penting hijrahnya Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam serta keistimewaan bulan Muharram selayaknya kita mengambil ibrah, pelajaran dan hikmah untuk bekal kita menapaki Tahun Baru 1445 Hijriyah. Perganitian tahun ini harus menjadi tonggak baru untuk melakukan untuk melakukan muhasabah, evaluasi, introspeksi diri terhadap perjalanan hidup selama ini agar kedepannya menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan hadits:
مَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ خَيۡرًا مِنۡ اَمۡسِهِ فَهُوَ رَابِحُ. وَمَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ مثل اَمۡسه فهو مَغۡبُون. ومَن كان يومه شَرًّا مِنۡ امسه فهو مَلۡعُون
Artinya : “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka)” (HR. al-Hakim).
Hadits lain yang senantiasa mejadi pengingat kita agar selalu waspada dan mawas diri adalah hadits berikut:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Artinya: "Gunakan lima perkara sebelum datang lima perkara; masa mudamu sebelum masa tua, sehatmu sebelum sakitmu, kekayaanmu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum kesibukanmu, dan kehidupanmu sebelum kematianmu." (Imam Hakim)
Akhirul kalam, dengan hikmah singkat di atas mari kita jadikan tahun baru ini sebagai momentum transformasi diri agar Hijrah Makani (memaknai peristiwa perjuangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari Mekkah ke Madinah) menjadi Hijrah Maknawi, yaitu perubahan berarti baik secara individual (menjadi pribadi takwa dan berakhlak mulia) maupun sosial (membangun peradaban masyarakat dan bangsa).
4. Khutbah Jumat: Bulan Muharram Bulannya Allah
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ : فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ﷺ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى نَبِيِّنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْنِ
Kaum muslimin jama’ah Jumat rahimakumullah
Di hari yang mulia ini hari Jumat, bertepatan dengan bulan mulia bulan Muharram, berkumpul 2 waktu mulia yang mana kita ketahui bahwa hari Jumat hari terbaik dalam sepekan, dan bulan Muharram salah satu di antara 4 bulan haram, amalan shalih dilipat gandakan pahalanya, dan amalan buruk dosanya lebih besar.
Alhamdulillah, kita masih diberikan kesempatan untuk hidup di tahun baru 1443 H, menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala masih mau jika kita benar-benar mengisi sisa waktu kehidupan kita ini dengan sebaik-baiknya, dan memohon ampun kepadaNya dengan sebenar-benarnya dan sebanyak-banyaknya
Jama’ah Jumat yang semoga dimuliakan Allah Ta’ala
Tentunya bulan Muharram terdapat di dalamnya berbagai macam perkara yang sangat penting untuk kita bahas, maka izinkanlah kami sebagai khatib untuk membawakan khutbah pada kali ini dengan tema “bulan Muharram bulannya Allah”.
Di antara beberapa poin yang ingin kami sampaikan seputar bulan Muharram ini adalah:
Keutamaan bulan Muharram
a. Bulan Muharram disebut sebagai bulannya Allah, sebagaimana dalam hadits
شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
“bulannya Allah al Muharram” (HR Muslim)
Kita ketahui bahwa semua makhluq adalah milik Allah Ta’ala, namun kadang disandarkan nama Allah Ta’ala dengan beberapa makhluqNya yang menunjukkan keutamaan tersendiri makluq tersebut, seperti Muharram bulannya Allah. tentunya semua bulan milik Allah, namun adanya penyandaran tersebut menjadikan bulan Muharram ini memiliki keutamaan khusus di sisi Allah Ta’ala. Begitupun dengan naqatullah (untanya Allah), baitullah (rumahnya Allah), abdullah (hambanya Allah), dan seterusnya
b. Perkataan al Hasan al Bashri rahimahullah, “Allah memulai tahunnya dengan bulan haram dan juga mengakhiri waktu sehatun dengan bulan haram, tidak ada bulan yang lebih agung di sisi Allah setelah Ramadhan melebihi Muharram (Lathaiful Ma’arif)
c. Abu Utsman an Nahdi rahimahullah berkata, “Dahulu mereka mengagungkan 3 waktu: 10 hari terakhir bulan Ramadhan, 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, 10 hari pertama bulan Muharram” (Lathaiful Ma’arif)
Keutamaan berpuasa pada bulan Muharram secara umum
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
“Puasa terafdhal setelah Ramadhan adalah bulan Allah al Muharram” (HR Muslim)
Oleh karena itu, mari memperbanyak puasa di bulan mulia ini.
Pentingnya berpuasa khusus di hari Asyura tanggal 10 Muharram
Dalam sirah nabawiah disebutkan, “Setibanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah, beliau mendapatkan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Mereka ditanya tentang masalah itu, lalu mereka menjawab; “Ini adalah hari di saat Allah memenangkan Musa ‘alaihissalam dan bani Isra’il atas Fir’aun. Dan kami berpuasa untuk mengagungkan hal itu.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kami lebih berhak kepada Musa daripada kalian.” Kemudian beliau memerintahkan untuk berpuasa pada hari ‘Asyuro`.” (Muttafaqun Alaihi)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma berkata, “Tidak pernah aku melihat Nabi ﷺ sengaja berpuasa pada suatu hari yang Beliau istimewakan dibanding hari-hari lainnya kecuali hari ‘Asyura’ dan bulan ini, yaitu bulan Ramadan”. (HR Al Bukhari)
Jama’ah Jumat yang berbahagia
Keutamaan puasa Asyura
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” (HR Muslim)
Anjuran puasa Tasu’a
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ
“Seandainya tahun depan aku masih hidup, niscaya saya benar-benar akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharam).” (H.R. Muslim)
Beliau bersabda demikian untuk menyelisihi ahlu kitab (yahudi dan nasrani) yang hanya berpuasa pada hari Asyura, namun tahun depan pun belum tiba sedangkan Nabi shallallahu alaihi wasallam telah diwafatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk itu, mari kita melaksanakan puasa juga pada hari ke 9 Muharram.
Perlunya melatih anak berpuasa
Ar-Rubai’ binti Mu’awwidz berkata, “Kami berpuasa dan kami juga mendidik anak-anak kecil kami untuk berpuasa dan kami sediakan untuk mereka semacam alat permainan terbuat dari bulu domba, apabila seorang dari mereka ada yang menangis meminta makan maka kami beri dia permainan itu. Demikianlah terus kami lakukan hingga tiba waktu berbuka”. (Muutafaqun ‘alaihi)
Amalan di hari Asyura selain puasa
“Semua hadits yang menjelaskan anjuran mandi, bercelak, dan seterusnya pada hari asyura semuanya palsu kecuali puasa” (Ad Durrah al Yatimah fii Takhrij Ahadits at Tuhfah al Karimah fii Bayani Katsirin Min al Ahadits Al Maudhu’ah wa as Saqimah)
Kesesatan Syiah dalam menyikapi Asyura, mereka memperingati dan meratapi kematian Husain
Maka bantahan kepada mereka:
– Kematian pembunuhan yang terbesar di zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah Hamzah bin Abdul Mutthalib radhiyallahu anhu namun tidak dijadikan hari kematiannya sebagai hari kesedihan dan ratapan
– Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu pun terbunuh secara tragis zalim, namun mereka tidak memperingati hari kematiannya sebagaimana Husain, padahal Ali tentunya lebih utama daripada anaknya
Kaum muslimin rahimakumullah
Demikian khutbah pertama ini, semoga Allah Ta’ala memberikan kepada kita semua taufiq untuk memuliakan dan beramal dengan baik di bulan Muharram ini, dan menyembuhkan orang-orang sakit serta mengampuni dan merahmati orang-orang yang telah diwafatkannya dari kaum muslimin, aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ إِن نَّسِینَاۤ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَیۡنَاۤ إِصۡرࣰا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَاۤۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَـٰفِرِینَ
رَبَّنَا ظَلَمۡنَاۤ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِینَ
رَبَّنَا اَتِنَافىِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفىِ الاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ
إِنَّ ٱللَّهَ یَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَـٰنِ وَإِیتَاۤىِٕ ذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَیَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَاۤءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡیِۚ یَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ یَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ
Demikian 4 contoh khutbah Jumat awal bulan Muharram yang dapat menjadi referensi.