Menurutnya faktor yang paling tinggi berpeluang terjadinya stunting di dua desa adalah faktor Pola Asuh.
Pola asuh 1000 hari kehidupan pertama, dari sisi pertumbuhan, bagaimana memberikan makan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, yaitu pola makan isi piringku yang sesuai dengan umur, kemudian sisi perkembangan, bagaimana menstimulus perkembangan motorik perkembangan mental, kecerdasan yang harus terus diodorong, dan melatih kemampuan sesuai dengan umurnya.
“Ibu dalam pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan, itu memang harus kita dorong terus,”terangnya.
Sementara dr. Desmy Adelia, Sp.OG., menilai bahwa stunting harus diperhatikan dari sebelum waktu menikah, baik dari kelayakan umur ibu dan bapaknya, kemudian pada fase awal biasanya akan dicek HB nya. Mulai dari status gizi, obesitas, Kaheksi, dan berat badan. Apakah berat badannya sudah layak atau belum, lalu screening HB, apakah sudah layak atau belum.
“Jika layak, bisa diedukasi persiapan kehamilan, diberikan vitamin sebelum kehamilan, kemudian kalau belum layak, mungkin diedukasi cara kontrasepsi yang aman, “ jelasnya.
Dia menyarankan agar ibu hamil harus sering memeriksa atau melakukan kontrol kandungannya, agar mudah diintervensi.
Ia juga menyampaikan bahwa dari semester satu seharusnya ibu hamil melakukan USG, dikarenakan biasanya dari ibu hamil melakukan USG menunggu usia kehamilan 7 bulan.
“Mendiagnosis gangguan pertumbuhan janin pada masa kehamilan itu salah satu penentunya adalah USG 3 bulan pertama, “ucapnya.
Semua pihak di desa harus melakukan penggerakan mengajak ibu balita datang membawa anak balita ke Posyandu Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (Posyandu BKB HI) agar terpantau pertumbuhan (berat dan tinggi) di posyandu dan terpantau perkembangan (motorik, sensorik, mental dan kecerdasan) di BKB.