Palembang, Sonora.ID - Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Sumatera Selatan (APTRINDO Sumsel), Edy Resdianto, memberikan penjelasan terkait dengan aksi mogok para supir truk Pelabuhan Boom Baru, yang menuntut pelonggaran jam masuk ke dalam kota Palembang.
Dalam wawancara eksklusif dengan Sonora FM Jumat (05/07/2024), Edy mengklarifikasi bahwa aksi mogok tersebut bukan dilakukan oleh asosiasi pengusaha truk, melainkan oleh para supir truk.
Aksi mogok yang dimulai pada tanggal 2 Juli ini mengejutkan banyak pihak, termasuk Edy Resdianto sendiri.
Para supir truk mengeluhkan kebijakan jam masuk ke dalam kota yang dimulai pukul 21.00 WIB, yang dianggap terlalu malam.
Menurut mereka, setelah selesai membongkar muatan di gudang-gudang di sepanjang Tanjung Api-Api dan Musi II, kontainer kosong baru bisa dikembalikan ke depo setelah jam 21.00 WIB.
Hal ini membuat mereka harus menunggu hampir 12 jam di sepanjang jalan Nurdin-Panji.
Edy Resdianto menyatakan bahwa asosiasi pengusaha truk tidak mendukung aksi mogok ini, meskipun mereka juga merasa prihatin dan dirugikan oleh situasi tersebut.
"Kami berharap pihak yang berwenang, seperti Dinas Perhubungan Provinsi dan Kota, serta Pj Wali Kota, dapat mendengarkan keluhan para supir dan memberikan kelonggaran waktu agar tidak terlalu malam mereka pulang. Kami sebagai pengusaha juga dirugikan karena barang tidak bisa terkirim dan mobil tidak produktif," ujar Edy.
APTRINDO Sumsel telah melakukan mediasi pada tanggal 3 Juli dengan Kepala Dinas Perhubungan Kota dan Kasatlantas serta jajarannya.
Baca Juga: Polda Sumsel Gelar Sidang Terbuka Penentuan Kelulusan Calon Taruna Akpol 2024
Dalam pertemuan tersebut, mereka meminta kebijakan yang lebih fleksibel terkait dengan jam operasional truk, mengingat barang-barang dari pelabuhan harus keluar dalam tempo 4 hari untuk menghindari biaya tambahan seperti storage dan demorage.
Edy juga menyoroti permasalahan lain, seperti jalan MP Makunegara yang digunakan sebagai jalur alternatif truk, padahal jalan tersebut bukanlah jalan kelas satu yang sesuai untuk kendaraan kontainer.
Ia berharap pemerintah dapat memberikan prioritas bagi truk untuk melewati jalan kelas satu dengan pengaturan yang baik.
Di akhir wawancara, Edy menyampaikan pesan kepada masyarakat agar berhati-hati saat berdekatan dengan kendaraan berat dan mematuhi aturan lalu lintas untuk menghindari kecelakaan.
Ia juga berharap ada solusi terbaik dari Dinas Perhubungan Kota dan Provinsi agar masyarakat aman, nyaman, dan logistik tidak terganggu.