Direktur TI BPJS Kesehatan Ajak Faskes dan Peserta JKN Manfaatkan Layanan Digital

6 Juli 2024 12:55 WIB
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, berkunjung ke RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, berkunjung ke RS PKU Muhammadiyah Bantul. ( BPJS Kesehatan Yogyakarta)

Sonora.ID - Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan mengajak fasilitas kesehatan mitra dan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memanfaatkan layanan digital dengan maksimal.

Digitalisasi ini mengarah pada perubahan budaya dan kebiasaan sehingga layanan kesehatan dapat dinikmati dengan efektif dan efisien.

“Melalui Aplikasi Mobile JKN semua sudah ada dalam genggaman, mengambil antrean pun sudah bisa dilakukan dari rumah dengan aplikasi tersebut. Masyarakat harus lebih efisien menggunakan waktunya, tidak perlu menunggu lama untuk menerima layanan di fasilitas kesehatan," kata Edwin dalam kunjungannya ke RS PKU Muhammadiyah Bantul, Jumat (02/05).

"Kami ingin mengajak peserta, rumah sakit bahkan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang menerbitkan rujukan ke rumah sakit untuk memanfaatkan layanan digital yang ada,” lanjutnya.

Melalui antrean online lanjut Edwin, peserta bisa mengambil antrean FKTP dan rumah sakit sebelum hari kunjungan yang diinginkan peserta.

Antrean dapat dipantau dan peserta dapat memperkirakan waktu layanan sehingga bisa datang jika antreannya sudah dekat. Selain cepat, kepastian layanan juga didapatkan peserta karena tidak khawatir kehabisan antrean.

“Dahulu orang berbondong-bondong datang antre sejak pagi hari. Sekarang tidak, setiap orang memiliki kepastian layanan.Tinggal datang ke fasilitas kesehatan mendekati antreannya dan ini bisa dipantau di aplikasi. Peserta bisa melakukan aktifitas lain sembari menunggu antreannya. Ibu-ibu bisa memasak dahulu di rumah, mengurus anak-anak, yang bapak-bapak mungkin bisa menyelesaikan pekerjaannya dahulu dan sebagainya,” katanya.

Edwin menjelaskan, selain antrean online BPJS Kesehatan juga bergerak pada digitalisasi riwayat pelayanan kesehatan peserta melalui i-Care JKN. Sistem ini membantu dokter melihat riwayat pelayanan kesehatan peserta dalam satu tahun terakhir.

Tentu sistem ini memperhatikan kerahasiaan serta keamanan data sesuai ketentuan yang berlaku dan pasien akan dimintai persetujuan sebelum tenaga medis mengakses riwayat pelayanan kesehatannya.

Baca Juga: Dampingi Istri Bersalin, Zainur Apresiasi Program JKN

“Dengan i-Care JKN kami berharap dokter memiliki informasi yang cukup atas riwayat pelayanan kesehatan yang pernah diterima peserta. Sehingga dapat membantu dalam menegakan diagnosa dan menentukan keperawatan yang tepat bagi peserta,” kata Edwin.

Edwin melanjutkan, perubahan ke arah digital awalnya dilakukan pada tubuh BPJS Kesehatan sendiri. Setelah berproses dengan dirinya sendiri, digitalisasi kemudian ditularkan kepada para pemangku kepentingan utama dalam penyelenggaraan Program JKN yakni fasilitas kesehatan, pemerintahan dan peserta.

Menurut Edwin, digitalisasi tak bermanfaat jika dilakukan untuk diri sendiri karena itu Edwin mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memanfaatkan layanan digital untuk pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik, cepat, tepat dan mudah.

“Kami di BPJS Kesehatan masih terus berproses untuk menggodok inovasi dan layanan digital lain agar peserta JKN merasakan layanan yang mudah, cepat dan setara,” tegas Edwin.

Gayung bersambut, Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Bantul, Nurcholid Umam mengatakan ia dan jajaran siap untuk mendukung dan melaksanakan transformasi digital di lingkungan rumah sakitnya. Nurcholid menyebut, kemajuan dan inovasi dalam bidang teknologi informasi yang dilakukan BPJS Kesehatan memberikan efek domino yang positif pada pelayanan peserta di rumah sakit.

“Layanan i-Care JKN sudah dimanfaatkan optimal di rumah sakit kami. Langkah awal yang kami ambil adalah mengintegrasikan i-Care JKN dengan sistem informasi rumah sakit. Dokter memiliki gambaran kondisi pasien sehingga lebih mudah untuk menentukan perawatan apa yang dibutuhkan,” katanya.

Nurcholid mengatakan, selain komitmen dari rumah sakit, digitalisasi di RS PKU Muhammadiyah Bantul juga didukung dengan semangat dari tim teknologi informasi rumah sakit yang memastikan setiap unsur di rumah sakit memahami dan dapat mengoperasikan layanan digital. Nurcholid pun menyatakan kesiapannya untuk terus mendukung digitalisasi demi pelayanan yang semakin membaik.

“Kerja keras teman-teman di jajaran RS PKU Muhammadiyah Bantul membuahkan hasil. Layanan digital seperti antrean online, Surat Eligibilitas Peserta secara elektronik (SEP Elektornik), validasi sidik jari (fingerprint) kini dapat dirasakan masyarakat Bantul yang datang ke rumah sakit kami. Kami terus memegang komitmen untuk senantiasa mendukung digitalisasi layanan dan kami berharap dapat memberikan yang terbaik untuk peserta,” katanya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm