Pontianak, Sonora.ID - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Pontianak (DP2KBP3A) menggelar kegiatan Rembuk Stunting Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Pontianak Tahun 2024 di HARRIS Hotel Pontianak, Rabu (10/7/2024).
Pada kegiatan ini seluruh instansi baik vertikal dan horizontal di kota Pontianak menandatangani komitmen percepatan penurunan stunting. Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian menghadiri sekaligus membuka acara tersebut.
Ani Sofian mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat mulai dari perangkat daerah, kecamatan, kelurahan, puskesmas, posyandu, BUMN, BUMD, media massa hingga TNI/Polri. Dengan upaya bersama ia yakin angka stunting di Kota Pontianak terus turun sesuai target pemerintah pusat.
“Semoga anak-anak Pontianak menjadi sehat semuanya, dengan sehat bisa menuntut ilmu dengan baik dan menjadi generasi emas ke depan,” ungkapnya.
Baca Juga: Bupati Kukar Perkuat Komitmen Penurunan Stunting dengan Kunjungan Langsung ke RSUD AM Parikesit
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pontianak, Sidig Handanu yang sekaligus menjadi narasumber pada kegiatan ini mengatakan untuk mempercepat penurunan stunting perlu adanya kebijakan dan komitmen semua pihak, peranan stakeholder dan didukung dengan anggaran yang cukup sehingga percepatan penurunan stunting maksimal bisa terwujud kurang lebih 2%-3% pertahun.
Menurutnya salah satu aspek yang secara tidak langsung yang bisa menjadi faktor stunting adalah pernikahan dini, kondisi ini terjadi karena orang tua belum mampu baik secara fisik maupun mental untuk mengasuh anak.
“Merupakan resiko juga ketika satu pasangan pada usia yang belum optimal melakukan pernikahan,” imbuhnya.
Tak lupa dia menghimbau kepada ibu yang hamil dan merencanakan kehamilan agar memeriksakan kesehatannya dengan baik.
Plt Kepala DP2KBP3A Kota Pontianak, Sintya Augustianti menyampaikan, agenda rembuk stunting akan menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan aksi intervensi penurunan stunting di tingkat kabupaten dan kota terintegrasi.
“Membangun komitmen publik dalam kegiatan percepatan penurunan stunting, harapannya ada komitmen oleh seluruh sektor baik pemerintah dan masyarakat,” jelasnya.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk DP2KBP3A, Ita Parmita mengatakan rembuk stunting bertujuan agar semua pihak sama-sama melakukan upaya penurunan angka stunting di Kota Pontianak. Seperti diketahui angka stunting di kota Pontianak tahun 2023 di posisi 16,7% menurut survey nasional dengan target nasional 14%.
“Insya Allah di tahun 2024 target nasional itu dapat kita raih,” tegasnya.
Kota Pontianak mendapat peringkat pertama dalam menurunkan angka stunting di Kalbar. Dia mengharapkan juga agar di tahun 2024 kota Pontianak bisa mempertahankan ranking pertama dalam 8 Aksi Konvergensi dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Sementara itu Kepala Bidang Pembangunan Sektoral Bappeda Kota Pontianak, Barsuni menyampaikan bahwa perlu adanya data yang akurat dalam melaksanakan upaya penurunan stunting di Pontianak agar pelaksanaannya tepat sasaran.
Barsuni mengatakan saat ini Bappeda Pontianak sudah melakukan inovasi dalam melakukan penyusunan data yang akurat sehingga data tersebut bisa diakses oleh semua stakeholder dan pemangku kepentingan.
Baca Juga: DP3KB Kubu Raya Gelar Seminar Diseminasi Audit Kasus Stunting
“Kami mengharapkan dalam penurunan stunting di kota Pontianak, selain didukung dengan data yang akurat, mesti juga melaksanakannya secara bersama-sama,”tuturnya.
Sementara itu Satgas stunting kota Pontianak, Dwi Yuniarto mengatakan setiap tahun memang diadakan kegiatan ini untuk menganalisa, menilai, mengevaluasi, dan melihat apa saja yang sudah dilakukan dalam program percepatan penurunan stunting di kota Pontianak. Maka kemudian TPPS kota Pontianak bisa mengevaluasi dan memonitor kegiatan yang dilakukan, setelah itu akan segera ditindaklanjuti dan diperbaiki sehingga angka penurunan stunting di kota Pontianak menurun.
Sebagai informasi angka prevelensi stunting di Pontianak tahun 2021 berada di posisi 24,3%, kemudian pada tahun 2022 turun menjadi 19,7%, dan tahun 2023 turun menjadi 16.7%.
“Diharapkan angka ini terus menurun dengan kerjasama dan komitmen seluruh OPD serentak untuk menurunkan stunting di Kota Pontianak, mengingat program stunting merupakan program strategis nasional yang harus didukung semua lapisan,” ujarnya.
Dia juga berpesan kepada para suami agar menjadi suami yang siaga sejak istrinya dinyatakan hamil sampai anaknya masuk usia dua tahun, agar diperhatikan asupan gizinya. Kemudian lanjutnya, untuk ibu harus mempunyai inisiasi menyusui dini kepada anaknya.
“ASI yang pertama keluar itulah yang bagus untuk anak-anak sehingga diharapkan Pontianak menjadi generasi yang lahir sehat, cerdas dan berkualitas,” tutupnya.