(Alhamdulillahi rabbil ’alamin. Wassholatu wassalamu ’ala asyrafil ambiyaai wal mursalin. wa’ala alihi wa ashhabihi waman tabi’ahum bi ihsanin ilaa yaumiddin. Amma ba’du.)
Hadirin yang saya hormati.
Melalui pertemuan di pagi yang indah ini, marilah sebelumnya kita panjatkan pujian dan rasa syukur kita kepada Allah sebhanahu wa ta'ala. Semua limpahan rahmat dan hidayahNya yang telah diberikan, telah mengantarkan kita untuk berkumpul bersama-sama dalam rangka memuliakan anak yatim seperti yang dituntunkan oleh Allah dan Rasulullah shallallahu alaihi wa salam.
Tidak lupa, mari kita bersama-sama untuk menyampaikan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya, dan semua umat Islam yang konsisten menjaga agama ini dengan benar. Semoga kita menjadi hamba Allah yang dibangkitkan di akhirat dengan mendapat syafaat dari Rasulullah.
Hadirin yang berbahagia.
Bulan Muharam telah tiba dengan membawa berbagai keutamaannya. Allah bahkan menjadikan bulan tersebut sebagai bulan haram. Di waktu inilah kita dianjurkan untuk memperbanyak berbagai amalan ibadah dan mengurangi, bahkan tidak melakukan sama sekali, terhadap perbuatan dosa atau pun kemaksiatan.
Selain salah satunya menjalankan puasa Asyura pada 10 Muharam, kita juga bisa melakukan amalan menyantuni anak yatim. Sebagian orang Islam menjadikan tanggal tersebut sebagai peringatan Idul Yatama atau lebarannya anak yatim. Mereka memberikan kepedulian pada anak yatim yang memang harus dibantu oleh umat Islam lainnya yang lebih mampu.
Idul Yatama memang hanya sebagai peringatan biasa untuk mengingatkan kembali betapa mulianya amalan menyantuni anak yatim. Momentum tersebut dapat dijadikan penyemangat untuk senantiasa berbuat baik pada anak yatim kapan pun juga, tanpa perlu menunggu peringatannya tiba. Dengan demikian, sunnah Rasulullah terhadap anak yatim akan terus terjaga sampai kapan pun.
Hadirin yang dimuliakan Allah.
Menyayangi anak yatim dan menyantuni mereka dapat melembutkan hati. Orang-orang yang menolong anak yatim pun akan diganti Allah dengan memberikan kecukupan terhadap keperluan mereka. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah: