Sonora.ID – Poliomyelitis atau polio adalah salah satu penyakit yang menyerang sistem saraf dalam tubuh. Apakah penyebab penyakit polio?
Polio adalah salah satu penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat di Indonesia, penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan permanen pada penderitanya.
Penyakit ini disebabkan oleh virus polio yang menyebabkan infeksi, biasanya virus ini akan menyerang saluran pencernaan dan juga sistem saraf manusia.
Oleh sebab itu, vaksin polio pada anak itu sangat penting untuk dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi dari virus polio tersebut.
Baca Juga: Teridentifikasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Pemprov Kalsel Tingkatkan Antisipasi Penyebaran Polio
Pengertian polio
Polio adalah salah satu masalah kesehatan atau penyakit yang disebabkan oleh infeksi dari sebuah virus.
Virus tersebut nantinya akan merusak sistem saraf tubuh penderitanya sehingga dapat berisiko terjadi kelumpuhan, sulit bernapas, atau bahkan kematian.
Virus polio sering kali menyerang balita atau anak berusia di bawah 5 tahun, terutama apabila belum melakukan vaksinasi polio.
Namun, bukan tidak mungkin polio juga dapat dialami oleh orang dewasa.
Lantas, apakah penyebab penyakit polio?
Penyebab penyakit polio
Penyebab penyakit polio adalah karena sebuah virus bernama poliovirus. Virus polio tersebut dapat menyerang manusia melalui rongga mulut serta hidung.
Kemudian, virus tersebut memasuki aliran darah sehingga mengakibatkan kerusakan pada saraf.
Penularan polio terjadi apabila seseorang melakukan kontak langsung dengan tinja dan cairan tubuh penderitanya.
Selain itu, polio juga dapat ditularkan melalui makanan serta minuman yang terkontaminasi virus polio.
Di sisi lain, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang terjangkit penyakit polio. Di antaranya adalah:
Baca Juga: Temukan 99 Kasus Diduga Polio, Dinkes DKI Jakarta Himbau Vaksinasi Polio
Gejala Polio
Pada umumnya, penyakit ini jarang menimbulkan gejala. Namun, tetap ada gejala polio yang perlu diwaspadai. Gejala polio ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu polio paralisis dan non paralisis.
Polio non-paralisis
Polio non-paralisis adalah jenis polio bersifat ringan dan cenderung tidak mengakibatkan kelumpuhan. Adapun gejala polio non-paralisis antara lain:
Umumnya, gejala polio non-paralisis ini akan dialami oleh penderitanya dalam kurun waktu 7 sampai 10 hari. Setelah itu, gejala tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Polio Paralisis
Sementara Polio paralisis adalah jenis polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Biasanya, gejala polio paralisis akan serupa dengan non-paralisis di minggu pertama terinfeksi. Setelah 1 minggu, beberapa gejala dari polio paralisis yang akan muncul yaitu:
Pengobatan polio
Polio dapat diketahu dengan pemeriksaan lengkap terhadap seseorang yang diduga mengalami polio.
Selain itu, dokter pada umumnya akan mengambil swab dari tenggorokan, juga mengambil sampel dari kotoran penderita untuk di tes.
Apabila gejala-gejala kelainan saraf ditemukan, penderita perlu juga dites cairan otaknya.
Penyakit polio hingga kini belum ditemukan obatnya. Oleh karena itu, pengobatan baru hanya ditujukan untuk mengobati gejala dan menghindari timbulnya komplikasi yang lebih berat akibat infeksi virus polio tersebut.
Berikut ini beberapa hal yang bisa saja dilakukan untuk penanganan penyakit polio:
Baca Juga: Vaksin NOPV2 Buatan Bio Farma Siap Pulihkan Indonesia dari Polio
Penularan virus polio itu melalui percitan air liur dan kontaminasi feses, maka langkah pencegahan tentu akan mengarah pada dua hal tersebut. Berikut caranya: