Baca Juga: IPRC Tanggapi SE Mendagri Tentang Kepala Daerah & Netralitas ASN Di Pilkada Serentak 2024
Sementara itu dalam bincang IKP Fest 2024 bertema "Penguatan Unit Saber Hoaks Daerah Jelang Pilkada Serentak 2024", Ketua Program Studi Ilmu Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (UNPAD) Mudiyati Rahmatunnisa, yang hadir sebagai pembicara memaparkan, bahwa potensi hoaks di setiap pemilu atau pilkada selalu besar, terlebih di Indonesia, termasuk Jabar dengan pengguna media sosial terbanyak.
"Sampai Januari 2024, pengguna internet di Indonesia sebanyak 185,8 juta, termasuk di dalamnya pengguna media sosial yang jumlahnya cukup banyak. Indikator ini menjadi peluang besar unuk penyebaran hoaks," papar Mudiyati.
"Jadi masyarakat itu harus terus diingatkan tentang ciri-ciri utama dari berita atau informasi hoaks agar bisa cegah dini dan informasi bohong itu tidak tersebar," ucap Mudiyati.
"Beberapa ciri utama hoaks adalah judul berita yang bombastis, selalu minta disebarkan, isi, dan judul tidak bersesuaian, kemudian selalu mencantumkan nama pesohor atau lembaga terpercaya," paparnya.
Mudiyati juga menjelaskan tentang bahaya hoaks terhadap pilkada, di antaranya bisa mendelegitimasi hasil pilkada dan mengacaukan informasi pilkada.
Baca Juga: Hasil Survei SMRC: Pasangan Ridwan Kamil Dan Ono Surono Tertinggi
"Apalagi pada pilkada 2024 berita hoaks akan lebih bahaya karena menggunakan media video editan yang mudah sekali langsung dipercaya masyarakat," pungkas Mudiyati.
Diketahui, IKP Fest merupakan program rutin yang dilakukan Bidang Informasi Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Jabar.
IKP Fest 2024 merupakan gelaran ke-3 kalinya untuk menyamakan persepsi bidang IKP seluruh kabupaten/kota dalam pengelolaan infomasi dan komunikasi publik.