Banjarmasin, Sonora.ID – Pemerintah Kota Banjarmasin mendorong adanya inovasi dari berbagai aspek untuk menunjang pembangunan daerah.
Apalagi hingga saat ini, Banjarmasin menyumbang 33 inovasi daerah yang telah terverifikasi di pusat. Yakni untuk sektor layanan publik dan tata kelola pemerintahan daerah.
Dalam arahannya beberapa waktu lalu, Wakil Wali Kota Banjarmasin, Arifin Noor, menekankan pentingnya inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik maupun pembangunan yang berkelanjutan.
“Dibutuhkan pemahaman yang kreatif, inovatif dan solusi yang cerdas guna mengatasi tantangan di masa depan,” ungkap Arifin, saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Inovasi Daerah Tahun 2024, baru-baru ini.
Kegiatan itu menghadirkan Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Litbang Kota Banjarmasin, Ignasius Salan; Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Kemendagri, Imam Iskandar; serta peneliti pada Pusat Riset Pemerintahan Dalam Negeri BRIN, Adi Suhendra.
Baca Juga: Paman Birin Resmi Lantik Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Provinsi Bali
Selama dua hari, para pelaksana, inovator serta operator Sistem Analisis Pelaporan Inovasi Daerah (SAPIDa) yang ada di masing-masing SKPD dan juga Puskesmas se-Kota Banjarmasin.
Ia berpesan kepada mereka agar menuangkan ide-ide dan inovasi serta langkah perbaikan untuk memaksimalkan kinerja di masing-masing instansi.
“Bagaimana kemudian inovasi lewat produk hukum, baik Peraturan Wali Kota maupun yang lainnya dapat semakin baik saat diterapkan,” jelasnya lagi.
Terutama untuk mendukung representasi dari visi misi kepala daerah, yakni Banjarmasin Baiman (Barasih wan Nyaman) yang dampak positifnya juga dapat dirasakan oleh masyarakat.
Sementara itu, Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Litbang Kota Banjarmasin, Ignasius Salan, menuturkan bahwa pihaknya berharap narasumber yang kompeten dapat membantu pihaknya dalam mendorong kualitas dari inovasi daerah.
Baca Juga: Kunjungi DPRD Bali, DPRD Kalsel Pelajari Pengelolaan Informasi dan Humas
“Kami harapkan juga untuk dapat meningkatkan kualitas pelaporan supaya indeks inovasi daerah dapat meningkat,” tuturnya.
Mengingat adanya target untuk dapat naik menjadi Kota Terinovatif, setelah sebelumnya sudah meraih predikat Kota Sangat Inovatif.
Meski begitu, Ia mengakui ada beberapa SKPD yang kesulitan dalam pelaporan meskipun sudah dinilai cukup inovatif.
Hal itu menurutnya terjadi karena kendala administrasi yang berimbas pada implementasi dari inovasi tersebut.