Terutama dalam membantu jalannya program pemerintah yang dinilai lebih tepat sasaran karena melibatkan kader yang dekat dengan masyarakat.
Ia menegaskan, tugas dan peran kader dasawisma tak hanya berdampak bagi Pemerintah Kota Banjarmasin saja, tapi juga kesejahteraan masyarakat yang didampingi, terutama dari aspek kesehatan.
Bahkan dapat diperluas dengan melaksanakan langsung program optimalisasi lahan pekarangan rumah untuk menanam sayuran atau pengobatan tradisional yang dapat dimanfaatkan oleh warga terdekat.
“Yang terpenting adalah bagaimana warga di lingkungan sekitarnya dapat memaksimalkan perannya di masyarakat,” pungkas Helfi.
Baca Juga: Inflasi Terkendali, Pemko Banjarmasin Dapat Hibah Rp5,7M dari Pusat
Penurunan prevalensi stunting di Kota Banjarmasin menjadi fokus utama pemerintah daerah setempat di tahun ini.
Sempat turun signifikan dalam dua tahun terakhir, angka stunting kembali naik.
Dari yang sebelumnya 22,4 persen di tahun 2022, di akhir tahun lalu justru melonjak ke angka 26,5 persen.
Kendati demikian, kenaikan itu diklaim karena perubahan indikator penilaian.
Jika sebelumnya di tahun 2022 menggunakan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), di tahun 2023 justru menggunakan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dengan variabel yang lebih banyak.