Sonora.ID - Deretan produk susu pasteurisasi, pupuk organik, dan sabun minyak tampak apik berjejer ditampilkan siswa SMK Pemda Puncak, Ponorogo, Jawa Timur.
Kehadiran para siswa ini adalah dalam rangka Ajang "Indo Livestock 2024 Expo dan Forum" di Jakarta Convention Center (JCC), yang digelar 17-19 Juli 2024.
Kepada wartawan, Kepala SMK 1 Pemda Pudak Ponorogo, Didik Eko Suryanto mengungkapkan produk susu pasteurisasi, namanya susuko, susu adalah susu, ko itu dari kata cow atau sapi jadi susu sapi murni dari Ponorogo, Jawa Timur.
"Produk lainnya, pupuk organik zero waste baik padat dan cair serta ada sabun dari minyak yang berkhasiat untuk bisa memperbaiki kulit," ujarnya.
Didik mengatakan, susu tersebut bebas zat kimia dan bahan pengawet. Sementara untuk pupuk, lanjut dia, berasal dari kotoran sapi, di mana di daerahnya populasi sapi terdapat 15 ribu ekor.
Baca Juga: Siapkan Lulusan Hadapi Tantangan Masa Depan, Pemerintah Siapkan SkillsIndonesia 2045
"Per harinya jadi ada sekitar 300 ton kotoran sapi yang belum diolah dan dibuang ke sungai semuanya. Akhirnya kita punya inisiasi, kita buat sekolah gratis berkualitas dengan cara mengolah limbah," kata Didik menjelaskan.
SMK 1 Pemda Ponorogo, salah satu sekolah swasta rintisan yang berlokasi di Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Menariknya, sekolah tersebut menggratiskan biaya pendidikan bagi para siswanya dan menggantinya dengan metode pembayaran menggunakan kotoran sapi.
"Di sana banyak anak-anak putus sekolah, setelah anak itu SMP atau MTs itu mereka putus sekolah, jadi mereka tdk mau sekolah. Mereka mending ke ladang mencari rumput dibanding sekolah," katanya.
Dalam kesempatan itu, Didik bersyukur dan menyampaikan terima kasih kepada Kemendikbudristek yang telah memfasitasi sekolahnya mengikuti pameran tersebut.
Bahkan, dalam pameran tersebut, pihaknya telah mendapat peminat dari dunia usaha dan industri.
"Alhamdulillah banyak peminatnya, artinya banyak yang tertarik di pengembangan pupuknya, ada beberapa perusahaan minta untuk suplay bahan baku pupuk kita. Sementara terkait susu, marak tentang program Pak Prabowo Subianto yakni minum susu gratis, jadi kita tangkap potensi itu," ujarnya.
Bukan hanya SMK 1 Pemda Ponorogo, di ajang "Indo Livestock 2024 Expo dan Forum" di Jakarta Convention Center (JCC), turut juga Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 61 Jakarta.
Para siswa ini menghadirkan tiga jenis biota laut ini merupakan budidaya dalam keseharian pembelajaran sekolah yang berlokasi di Kepulauan Seribu, Jakarta. Para siswa ternyata memang sudah rutin untuk mengurusi berbagai jenis ikan hias.
Baca Juga: Hadapi Tantangan Cybersecurity, Perbankan Digital Ikut Berevolusi dan Mengedukasi
Siswa Kelas XI SMKN 61 Jakarta, Muhammad Ainul Yakin menjelaskan bagaimana budidaya ikan hias sejatinya menyimpan potensi besar. Ainul bercerita, bahwa sekolah membekali dirinya dengan pengetahuan tentang budidaya ikan, mulai dari ikan hias sampai ikan konsumsi.
Tahapannya pun secara lengkap dihadirkan dalam pembelajaran, mulai dari pembibitan, pengembak biakan, hingga rantai penjualan ikan ke industri.
“Jadi disekolah ada sebuah laboratorium dimana kita diajarkan soal budidaya. Bukan cuma guru, juga ada mentor ahli dari industri yang beberapa kali mengajar,” kata Ainul saat ditemui dalam pameran Indo Livestock 2024 Expo dan Forum di Jakarta.
Berdasar pengalaman Ainul, budidaya ikan pun memiliki tingkat kesulitan beragam, berdasar jenis ikannya. Perawatan yang paling sulit, ada pada kuda laut.
"Perawatan kuda laut menjadi yang paling menantang karena membutuhkan pakan organik yang berasal dari zooplankton. Meski begitu, kuda laut menjadi salah satu jenis yang memiliki permintaan distribusi industri paling banyak," ujarnya
Ainul pun mengaku tertarik untuk berkecimpung di dunia budidaya. Ia yakin bisa mengikuti jejak salah satu alumni SMKN 61 yang kini telah sukses berkiprah di bidang budidaya ikan hingga ke Jepang.