Pontianak, Sonora.ID -Kota Pontianak dipilih sebagai salah satu dari enam kota di Indonesia yang akan menjadi pilot project dalam program percepatan menuju akses air minum aman 100 persen.
Kolaborasi ini melibatkan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan USAID IUWASH, yang bertujuan untuk memastikan setiap warga mendapatkan akses air minum yang layak dan aman.
Program ini tidak hanya penting untuk kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, menegaskan komitmen Pemerintah Kota Pontianak untuk menyediakan air minum yang aman bagi seluruh masyarakatnya.
"Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu memperhatikan peluang maupun tantangan yang mungkin dihadapi," ujarnya ketika membuka Workshop Menuju 100% Akses Air Minum Aman bersama APEKSI dan USAID IUWASH di Bappeda Pontianak.
Saat ini, cakupan layanan Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa sebesar 87,67 persen dengan total sambungan rumah (SR) 153.700 dan target Standar Pelayanan Minimal untuk akses air minum Layak di Kota Pontianak sebesar 90 persen.
Baca Juga: Ani Sofian Sampaikan Pendapat Akhir Terhadap Raperda Kota Pontianak
Adapun target akses air minum aman Kota Pontianak berdasarkan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) tahun 2024-2026 yaitu sebesar 15 persen pada tahun 2026. Di mana capaian pada tahun 2023 sebesar 14,3 persen dengan idle capacity 106 L/dtk.
Ani Sofian bilang, kolaborasi APEKSI dengan USAID IUWASH Tangguh, menjadi peluang untuk mendukung upaya percepatan pemenuhan layanan air minum yang aman dan perbaikan perilaku kebersihan masyarakat.
Hal ini diharapkan dapat mendukung upaya Pemkot Pontianak untuk menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah, kelompok masyarakat berkebutuhan khusus dan kelompok rentan lainnya.
"Sehingga mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) air minum," ujarnya.
Direktur Eksekutif APEKSI Alwis Rustam berharap, dari 98 kota yang menjadi bagian dari anggota APEKSI, minimal ada beberapa di antaranya yang bisa menjadi percontohan dengan regulasi bagus, kelembagaan kuat, implementasi terukur, evaluasi dan penganggaran tepat.
“Jadi tujuan workshop ini untuk melakukan verifikasi terhadap seluruh gap dan potensi percepatan pencapaian menuju 100 persen akses air minum aman di enam kota, termasuk di Kota Pontianak,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak, Firdaus Zar'in mengatakan pelayanan air PDAM sudah cukup bagus, yang mana retribusi air juga termasuk murah sehingga masyarakat merasa terlayani dengan baik.
Namun memang pada momen-momen tertentu seperti musim kemarau, timbul gangguan sehingga air terlihat agak kotor.
Baca Juga: BWSK I Pontianak Lakukan Pembersihan Sungai Kawasan Sungai Raya Dalam
Menurutnya, itu semua bisa disiasati dengan teknologi yang bagus agar air bisa kembali bersih.
"Kita mendukung PDAM baik itu dari APBD maupun kerjasama dengan funding internasional, "ungkapnya, Senin (22/7/2024).
Firdaus merasa air PDAM bisa digunakan untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus, namun tidak menyarankan untuk dikonsumsi sebagai air minum.
Meski demikian dirinya menilai kinerja Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak sudah cukup baik.