Sonora.ID - Berikut ini contoh teks amanat pembina upacara hari Senin tentang ‘Menyambut Bulan Agustus dan HUT RI’ yang bisa menjadi referensi.
Contoh teks amanat pembina upacara berikut ini cocok untuk upacara bendera untuk SMP dan SMA.
Amanat pembina upcara memiliki pengertian secara umum yaitu suatu kegiatan yang mendorong penyair untuk berbicara di depan khalayak umum dan disampaikan kepada banyak orang.
Singkatnya, amanat pembina upacara yaitu suatu pesan atau perintah yang disampaikan oleh pejabat tinggi kepada seluruh peserta upacara untuk mengajak dan memberi nasihat.
Yuk langsung saja simak contoh amanat pembina upacara berikut ini:
Kepada Yang Terhormat Bapak/Ibu Kepala.....
Tidak terlupakan juga untuk ...............
Yang kami sayangi, ……………..
Pertama, mari kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi berkah dan hidayah sehingga bisa mengikuti upacara di hari Senin ini.
Kedua, tidak lupa kita selalu berikan sholawat dan salam untuk junjungan bersama, Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan dari yang sebelumnya gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.
Hadirin sekalian yang saya hormati...
Sebentar lagi memasuki bulan Agustus di mana di bulan tersebut negara Indonesia memperoleh kemerdekaan tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 setelah mengalami masa penindasan yang sangat lama hingga mencapai ratusan tahun di bawah naungan kolonial Hindia Belanda.
Selama itu bangsa Indonesia berada di bawah pengaruh kolonial hingga timbul bermacam-macam penindasan, baik yang ada kaitannya dengan wilayah, ekonomi, maupun terhadap fisik rakyat di penjuru daerah.
Selama itu pula bangsa Indonesia tidak mampu menjadi dirinya sendiri lantaran berada di bawah kekuasaan bangsa lain.
Namun, hadirnya Soekarno-Hatta dan kawan-kawan disertai semangat yang gigih dari para pejuang serta dukungan penuh rakyat, Indonesia akhirnya memperoleh kemerdekaan pada tahun 1945 dan lepas dari penjajahan Belanda.
Para peserta upacara yang kami muliakan...
Kemerdekaan itu diperoleh tidak dengan cuma-cuma. Namun, banyak mengorbankan harta dan nyawa hingga menelan ribuan korban jiwa dari pihak Indonesia.
Baca Juga: 40 Contoh Lomba 17 Agustus 2024 Paling Lucu dan Kreatif, Dijamin Ngakak
Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh para generasi muda saat ini?
Setelah silih berganti kepemimpinan sejak era Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo, terjadi banyak perubahan dan pembangunan dimana-mana.
Di luar masalah infrastruktur tersebut, hendaknya para generasi muda saat ini senantiasa selalu meneladani apa yang sudah dilakukan para pejuang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebagai bangsa yang berdaulat penuh, Indonesia kini dapat menentukan nasib di tangan sendiri. Artinya, kemajuan bangsa Indonesia tanpa dipengaruhi oleh pihak luar bisa menjadi salah satu bangsa yang maju dan bersaing penuh di kancah internasional.
Pada Sidang Umum PBB ke-15, 30 September 1960, Soekarno menyampaikan pidato dengan judul "To Build the World Anew". Ia menyampaikan "Imperialisme, dan perjuangan untuk mempertahankannya, merupakan kejahatan yang besar didunia kita ini.
"Banyak diantara Tuan-tuan dalam Sidang ini tidak pernah mengenal imperialisme. Banyak diantara Tuan-tuan lahir merdeka dan akan mati merdeka. Beberapa diantara Tuan-tuan lahir dari bangsa-bangsa yang telah menjalankan imperialisme terhadap yang lain, tetapi tidak pernah menderitanya sendiri.
"Akan tetapi Saudara-saudara saya di Asia dan Afrika telah mengenal cambuk imperialisme. Mereka telah menderitanya. Mereka mengenal bahayanya dan kelicikannya serta keuletannya,".
Jauh sebelumnya, pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945, Soekarno juga telah menyampaikan pidato yang kelak menjadi Pancasila.
"Jikalau pada suatu hari Ki Bagus Hadikoesoemo misalnya, menjadi kepala negara Indonesia, dan mangkat, meninggal dunia, jangan anaknya Ki Hadikoesoemo dengan sendirinya, dengan automatis menjadi pengganti Ki Hadikoesoemo.
"Maka oleh karena itu saya tidak mufakat kepada prinsip monarchieitu. Saudara-saudara, apakah prinsip ke-5?
Saya telah mengemukakan 4 prinsip:
Kebangsaan Indonesia.
Internasionalisme, – atau peri-kemanusiaan.
Mufakat, – atau demokrasi.
Kesejahteraan sosial.
Prinsip yang kelima hendaknya:
Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan!"
Berangkat dari pengalaman tersebut, maka mari kita isi era kemerdekaan saat ini dengan semangat gigih dan pantang menyerah dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia seperti yang diimpikan Soekarno-Hatta sebagai pencetus proklamasi kemerdekaan RI.
Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, kemajuan suatu negara juga ditentukan oleh baik dan buruknya para generasi penerus yang ada.
Demikian pidato amanat upacara yang kami sampaikan dalam rangka menyambut perayaan 17 Agustus. Semoga apa yang kami berikan bisa bermanfaat untuk semua.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca Juga: 10 Tema Karnaval 17 Agustus 2024 untuk Sekolah, Desa, hingga Kecamatan