Sonora.id - Pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2024, pemuda Indonesia yang berasal dari 26 provinsi berkumpul secara daring melalui Zoom Meeting untuk mengikuti pre-summit (Konferensi) Local Conference of the Youth (LCOY) Indonesia yang diselenggarakan oleh Green Welfare Indonesia dan Green Economy Youth Organization.
Pertemuan ini bertujuan mendiskusikan tiga isu prioritas utama: akses air bersih dan sanitasi, transisi energi berkeadilan, serta ketahanan pangan dan pertanian.
Ketiga isu diharapkan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Selama pertemuan, kami mengangkat perspektif dan kearifan lokal untuk merumuskan rekomendasi kebijakan yang akan diajukan oleh pemuda dalam mekanisme Konstituen Anak dan Pemuda untuk United Nations Framework Conventions on Climate Change (UNFCCC), yang dikenal sebagai YOUNGO.
Rekomendasi ini akan menjadi bagian dari Global Youth Statement (GYS) yang akan diadopsi dalam Global Conference of the Youth (GCOY) ke-19 di Baku, Azerbaijan, bersamaan dengan Conference of the Parties (COP) ke-29.
LCOY Indonesia 2024 juga telah melaksanakan serangkaian kegiatan pendukung, seperti pra-acara, pelatihan pembuatan kebijakan, dan pre-summit, yang melibatkan ratusan pemuda secara aktif bersama pemerintah dan aktor-aktor lainnya untuk membahas isu-isu krusial terkait perubahan iklim di tingkat internasional maupun nasional.
Melalui kegiatan-kegiatan ini, berbagai perspektif telah dikumpulkan untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan yang representatif dari aspirasi pemuda Indonesia dalam menghadapi krisis iklim.
Qisthan Ghazi, Project Officer Local Conference of Youth Indonesia 2024, menekankan bahwa LCOY adalah platform bagi pemuda untuk menyampaikan aspirasi, ide, dan gagasan dari berbagai provinsi dalam mengatasi masalah lingkungan.
"Melalui Pre-Summit LCOY Indonesia 2024, kami berharap dapat menyediakan wadah bagi pemuda untuk merumuskan kebijakan positif yang akan meningkatkan partisipasi mereka dalam menyuarakan isu-isu lingkungan di masa mendatang," ujar Qisthan.
Hendi, Vice Project Officer Local Conference of Youth Indonesia 2024, juga menekankan bahwa setiap delegasi terpilih dari seluruh provinsi memiliki hak dan kewajiban untuk menyampaikan ide, gagasan, serta bertukar pikiran dalam membahas isu iklim melalui forum ini.
"Selain itu, terlaksananya Pre-Summit LCOY Indonesia 2024 diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pemuda yang berkelanjutan di Indonesia dalam mengikuti forum-forum konferensi lingkungan dan kepemudaan.
Hal ini akan membekali pemuda untuk lebih proaktif dalam mensosialisasikan dan menyuarakan isu-isu iklim," ujar Hendi. Hasil dari pre-summit tersebut menghasilkan berbagai klausul penting.
Di bidang Clean Water and Sanitation, ditekankan pentingnya sosialisasi mengenai air, sanitasi, dan kebersihan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terkait pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sosialisasi ini diusulkan melalui gerakan kolaborasi yang melibatkan pemuda dan komunitas lokal dalam mengembangkan modul serta mengadakan lokakarya di bidang lingkungan.
Di bidang Food and Agriculture, direkomendasikan penerapan konsep agroforestri untuk meningkatkan diversifikasi pertanian bagi petani serta memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Konsep ini mencakup pembentukan iklim mikro, perlindungan tanah dan air, serta penyimpanan karbon di berbagai tingkat.
Agroforestri dapat diterapkan melalui penggunaan lahan secara terpadu yang mengombinasikan tanaman pertanian, tanaman kehutanan, dan ternak. Selain itu, diusulkan pemanfaatan teknologi pertanian berkelanjutan dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan lahan yang ada.
Di bidang Just Energy Transition, direkomendasikan peninjauan program pemerintah terkait "Indonesia's Framework for Blue Economy," yang meliputi pembangunan laut rendah karbon, pariwisata laut berkelanjutan, dan Community-Based Coastal Resource Management (CBCRM) yang komprehensif.
Program ini juga didukung oleh penyederhanaan regulasi lingkungan melalui penerapan One-Stop Environmental Licensing System.
Platform ini bertujuan untuk memperkuat penerapan strategi blue economy, mempertegas kolaborasi antara nelayan dan pelaku usaha melalui penguatan tata kelola dan kelembagaan wilayah pengelolaan perikanan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, melestarikan ekosistem laut, dan mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Kami, para pemuda Indonesia, menekankan pentingnya peran seluruh pemangku kepentingan dalam menghadapi krisis iklim, terutama di negara kami, Indonesia, yang merupakan salah satu negara yang paling terdampak oleh perubahan iklim global.