2 Link PDF Teks Khutbah Jumat 16 Agustus 2024 dengan Tema Kemerdekaan

15 Agustus 2024 16:25 WIB
Kumpulan contoh teks khutbah Jumat 16 Agustus 2024 lengkap dengan link untuk mengunduhnya.
Kumpulan contoh teks khutbah Jumat 16 Agustus 2024 lengkap dengan link untuk mengunduhnya. ( Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia)

Sonora.ID - Dalam artikel ini kami sajikan kumpulan contoh teks khutbah Jumat 16 Agustus 2024 dengan tema Kemerdekaan.

Seperti yang kita ketahui, tanggal 17 Agustus nanti masyarakat Indonesia serentak akan merayakan Hari Kemerdekaan RI atau HUT ke-79 RI.

Berkaitan dengan Hari Kemerdekaan ini berikut kami sajikan kumpulan khutbah Jumat yang mampu membangkitkan rasa nasionalisme.

Kumpulan teks khutbah Jumat di bawah ini kami kutip dari laman Kemenag RI.

Baca Juga: Link PDF Teks Khutbah Jumat 9 Agustus 2024 tentang Spirit Kepahlawanan

Teks Khutbah Jumat 16 Agustus 2024 dengan Tema Kemerdekaan

Teks Khutbah Jumat 1

MENSYUKURI KEMERDEKAAN

Oleh: Muhammad Idris Usman

KHUTBAH PERTAMA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الحَمْدُ فِي الآخِرَة الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فيها وهو الرَّحِيمِ الغَفُور . أشهد أن لا إله إلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشادِ اللهُم فَصَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الهَادِينَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَثَابِ

أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Swt. Dzat Pencipta Alam Semesta, pemilik kita semua, manusia dan seluruh isi dunia. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan oleh Allah kepada Baginda Rasulullah Saw. Selanjutnya, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt.

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Khalifah kedua, Sayyidina Umar bin Khattab r.a. pernah melontarkan pertanyaan:

مَتَى اسْتَعْبَدْتُمُ النَّاسَ وَقَدْ وَلَدَتْهُمْ أُمَّهَاتُهُمْ أَحْرَارًا؟

"Sejak kapan kalian memperbudak manusia, sedangkan ibu-ibu mereka melahirkan mereka sebagai orang-orang merdeka." (Kitab al-Wilayah 'alal Buldân fî 'Ashril Khulafa' ar-Rasyidîn)

Umar memang menyampaikannya dengan nada tanya, namun sesungguhnya ia sedang mengorek kesadaran kita tentang hakikat manusia. 

Menurutnya, manusia secara fitrah adalah merdeka. Bayi yang lahir ke dunia tak hanya dalam keadaan suci tapi juga bebas dari segala bentuk ketertindasan. 

Sebagai konsekuensinya, penjajahan sesungguhnya adalah proses pengingkaran akan sifat hakiki manusia. 

Karena itu Islam mengizinkan membela diri ketika kezaliman menimpa diri. Bahkan, pada level penjajahan yang mengancam jiwa, umat Islam secara syar'i diperbolehkan mengobarkan perang. 

Perang dalam konteks ini adalah untuk kepentingan mempertahankan diri (defensif), bukan perang dengan motif asal menyerang (offensif).

Hal ini pula yang dilakukan para ulama, santri, dan umat Islam bangsa ini ketika menghadapi penjajahan Belanda dan Jepang pada masa lalu. 

Perjuangan mereka lakukan bersama berbagai elemen bangsa lain yang tidak hanya beda suku dan daerah tapi juga agama dan kepercayaan. 

Sebab, kemerdekaan memang menjadi persoalan manusia secara keseluruhan, bukan cuma golongan tertentu. Islam mengakuinya sebagai nilai yang universal.

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Tanah air menjadi elemen penting dalam perjuangan tersebut. Tanah air tidak ubahnya rumah yang dihuni jutaan bahkan ratusan juta manusia. 

Islam mengakui hak atas keamanan tempat tinggal dan memperbolehkan melakukan pembelaan bila terjadi ancaman yang membahayakannya. 

Al-Qur'an bahkan secara tersirat menyejajarkan posisi agama dan tanah air dalam Surat al- Mumtahanah/60: 8.

لَا يَنْهَبكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang- orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."

Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat tersebut memberi pesan bahwa Islam menyejajarkan antara agama dan tanah air. 

Oleh Al-Qur'an keduanya dijadikan alasan untuk tetap berbuat baik dan berlaku adil. Al-Qur'an memberi jaminan kebebasan beragama sekaligus jaminan bertempat tinggal secara merdeka.

Tidak heran bila sejumlah ulama memunculkan jargon hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman).

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Dengan demikian, cara pertama yang bisa dilakukan untuk menyambut hari kemerdekaan ini adalah mensyukuri secara sungguh-sungguh dan sepenuh hati atas anugerah kemanan atas agama dan negara kita dari belenggu penjajahan yang menyengsarakan. 

Sebab, nikmat agung setelah iman adalah aman (a'dhammun ni'ami ba'dal iman billah ni'matul aman). Lalu, bagaimana cara kita mensyukuri kemerdekaan ini?

Pertama, mengisi kemerdekaan selama ini dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

Menjalankan syariat secara tenang adalah anugerah yang besar di tengah sebagian saudara-saudara kita di belahan dunia lain berjuang mencari kedamaian. 

Umat Islam Indonesia harus mensyukurinya dengan senantiasa mendekatkan diri kepada sang Khaliq dan berbuat baik kepada sesama. 

Perlombaan yang paling bagus dimomen ini adalah perlombaan menuju paling menjadi pribadi paling takwa karena di situlah kemuliaan dapat diraih. 

Hal ini dijelaskan dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 13:

يأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنثى وَجَعَلْنَكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَبِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيْرٌ

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Kedua, mencintai negeri ini dengan memperhatikan berbagai kemaslahatan dan kemudaratan bagi eksistensinya. 

Segala upaya yang memberikan manfaat bagi rakyat luas kita dukung, sementara yang merugikan masyarakat banyak kita tolak. 

Dukungan terhadap kemaslahatan publik bisa dimulai dari diri sendiri yang berpatisipasi terhadap proses kemajuan di masyarakat, andil bergotong royong, atau patuh terhadap peraturan yang berlaku. 

Sebaliknya, mencegah mudarat berarti menjauhkan bangsa ini dari berbagai marabahaya, seperti bencana, korupsi, kriminalitas, dan lain sebagainya.

Inilah pengejawantahan dari sikap amar ma'ruf nahi munkar dalam pengertian yang luas. Ajakan kebaikan dan pengingkaran terhadap kemungkaran dipraktikkan dalam konteks pembangunan masyarakat. 

Tujuannya, menciptakan kehidupan yang lebih harmonis, adil, dan sejahtera. Termasuk dalam praktik ini adalah mengapresiasi pemerintah bila kebijakan yang dijalankan berguna dan mengkritiknya tanpa segan ketika kebijakan pemerintah melenceng dari kemaslahatan bersama.

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Al-Imam Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab Ihya' 'Ulumiddin mengatakan:

المُلْكُ وَالدِّينُ تَوْأَمَانِ فَالدِّيْنُ أَصْلٌ وَالسُّلْطَانُ حَارِسٌ وَمَا لَا أَصْلَ لَهُ فَمَهْدُوْمٌ وَمَا لَا حَارِسَ لَهُ فَضَائِعٌ

"Kekuasaan (negara) dan agama merupakan dua saudara kembar. Agama adalah landasan, sedangkan kekuasaan adalah pemelihara. Sesuatu tanpa landasan akan roboh. Sedangkan sesuatu tanpa pemelihara akan lenyap."

Imam Al-Ghazali dalam pernyataan itu seolah-olah ingin menegaskan bahwa ada hubungan simbiosis yang tak terpisahkan antara agama dan negara. 

Alih- alih bertentangan, keduanya justru hadir dalam keadaan saling menopang. Negara membutuhkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam agama, sementara agama memperlukan "rumah" yang mampu merawat keberlangsungannya secara aman dan damai. 

Indonesia adalah sebuah nikmat yang sangat penting. Kita bersyukur dasar negara kita senafas dengan substansi ajaran Islam. 

Kemerdekaan memang belum diraih secara tuntas dalam segala bidang. Namun, itulah tugas kita sebagai warga negara yang baik untuk tak hanya mengeluhkan keadaan tapi juga harus turut serta memperbaikinya sebagai bagian dari ekspresi hubbul wathan.

Sebagai kesimpulan, mari kita mengisi kemerdekaan selama ini dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. 

Mengisi kemerdekaan dengan berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengan profesi masing-masing. 

Semoga Allah Swt. senantiasa menjaga negara dan agama kita dari malapetaka hingga bisa kita wariskan ke generasi-generasi berikutnya.

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَأَقُولُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمِ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلامِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرَ الْأَنَامِ. وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أشهد أن لا إلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَأْيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوا تَسْلِيمًا . اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمْ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِينَ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَتَابِعِهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلَاء وَالوَبَاءِ وَالطَّاعُونَ وَالْأَمْرَاضِ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا انْدُوْنِيْسِيًا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ اللهُم أَصْلِحْ ولاة أمُؤرِنَا اللَّهُمْ وَقِقْهُمْ لِمَا فِيهِ صَلَاحُهُمْ وصلاح الإسْلامِ وَالْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبِّ الْعَالَمِينَ

اللَّهُمْ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِينَ وَقَرَبُ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِينَ يَا رَبِّ الْعَالَمِينَ اللهُم أَصْلِحْ وَلَاةَ أُمُورِ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

عِبَادَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

Link Unduh PDF Teks Khutbah Jumat 1

Untuk mengunduh teks khutbah Jumat di atas, Anda bisa klik tautan di bawah ini.

Link Unduh PDF Teks Khutbah Jumat 1

Baca Juga: Tema dan Logo HUT ke 79 Republik Indonesia (RI) Tahun 2024 yang Resmi

Teks Khutbah Jumat 2

HAKIKAT KEMERDEKAAN DAN TUGAS MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI

Oleh: Muhammad Syakir Ni'amillah Fiza

KHUTBAH PERTAMA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلْنَا خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ. أَشْهدُ أنْ لا إله إلا الله القابض الْخَافِضُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيْدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ذُو الْعَظَمَةِ وَالْعِرْضِ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلبِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah Swt.,

Segala puji hanyalah milik Allah Swt., Dzat yang telah memberikan kita kenikmatan berupa iman, hidayah Islam, dan fisik yang sehat wal afiat sehingga kita dapat melaksanakan shalat Jum'at yang penuh berkah ini. 

Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah membawa risalah pencerahan dan kasih sayang bagi segenap alam. Juga kita haturkan kepada keluarganya, dan sahabatnya. 

Melalui itu, kita semua selaku umatnya berharap kelak mendapatkan syafaatnya.

Khatib mengajak kita semua untuk dapat terus meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Tentu kita tidak ingin menjadi orang yang merugi, yaitu orang yang kadar keimanan dan ketakwaannya masih sama hari ini dengan hari sebelumnya. 

Kita harus menjadi orang yang beruntung, yaitu orang yang mampu menjadi lebih baik setiap harinya dengan mempertebal dan memperkuat keimanan dan ketakwaannya.

Jamaah jum'at yang dimuliakan Allah Swt.,

Di antara bentuk meningkatkan takwa kita adalah mengedepankan sikap kita sebagai khalifah di bumi. 

Sebab, kita diturunkan di bumi ini dijadikan oleh Allah Swt. sebagai khalifah. Hal ini seperti yang difirmankan Allah Swt. dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 30.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلبِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَلَّ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." 

Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab tafsirnya, Tafsir Al-Qur'anil Adhim atau yang dikenal dengan Tafsir Ibnu Katsir, bahwa yang dimaksud dengan khalifah pada ayat tersebut adalah manusia yang berkedudukan di bumi sebagai pengganti Allah Swt. untuk berlaku adil terhadap makhluk-makhluk ciptaan Allah Swt. yang lainnya. 

Ada juga yang mendefisinisikan khalifah itu sebagai orang yang tinggal dan memakmurkan bumi. 

Ini diungkapkan Muhammad Ibnu Ishaq dikutip Imam Ibnu Katsir dalam kitab yang sama.

Namun, ketika Allah Swt. menciptakan sosok manusia yang dijadikan sebagai khalifah, malaikat tidak ada yang percaya. 

Menurut pengetahuan mereka dari Allah swt. sendiri, nantinya makhluk yang diciptakan ini justru merusak dan menumpahkan darah. 

Imam al-Suyuthi dalam kitab Tafsir Jalalain, menyebutkan bahwa merusak yang dimaksud adalah dengan melakukan berbagai maksiat. 

Lebih terang, Imam As-Shawi menegaskan bahwa merusak yang dimaksud adalah dengan keputusan kekuatan syahwat, sedangkan menumpahkan darah merupakan ekspresi dari keputusan kekuatan amarahnya.

Merespons hal tersebut, Allah Swt. menegaskan bahwa Diri-Nya lebih mengetahui atas segala yang diputuskan-Nya. 

Dijelaskan lebih lanjut oleh Imam As-Shawi, bahwa ada satu potensi manusia yang tidak dilihat malaikat, yaitu keputusan akalnya yang melahirkan keutamaan dan kesempurnaan. 

Imam Jalaluddin As-Suyuthi menambahkan bahwa hal yang tidak diketahui malaikat itu adalah kemaslahatan yang dilahirkan dari Nabi Adam a.s.

Jamaah jum'at yang dimuliakan Allah Swt.,

Oleh karena itu, kita sebagai anak cucunya, harus dapat menjadi khalifah dari Nabi Adam, penggantinya yang meneruskan dan menjaga bumi sebagai langkah untuk mudik kembali ke surga, tempat kita berpulang. 

Sebab, hanya orang-orang yang dapat menjaga nafsunya yang dapat kembali mudik ke tempat asalnya, dalam hal ini surga. 

Yaitu orang yang tidak merusak bumi, baik secara lahir dengan membuang sampah sembarangan, menebang pohon seenaknya, dan lainnya, ataupun dengan perilaku maksiat.

Juga orang yang tidak menumpahkan darah, baik secara lahir dengan seenaknya menumpahkan darah orang, ataupun secara yang lebih sederhana, yaitu mudah mengeluarkan amarahnya.

Begitulah sebetulnya hakikat dari kemerdekaan, yaitu memakmurkan bumi kita, memakmurkan negara kita, melahirkan kemaslahatan di tanah air kita. 

Bukan malah merusak, saling berebut kuasa satu sama lain. Kita sejatinya sama dalam kapasitas dan peranannya masing-masing, menjunjung tinggi kemaslahatan, menjauhkan segala keputusan yang berimbas pada kemafsadatan.

Dalam hal ini, Rasulullah saw. bersabda:

لا ضَرَرَ ولا ضِرار

"Tidak boleh berbuat madharat, mencelakakan diri sendiri, maupun orang lain" (H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Malik).

Hal ini juga sejalan dengan al-Qur'an surat Hud ayat 61.

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَلِحاً قَالَ يَقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُه هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوا إِلَيْهِ إِنَّ

رَبِّي قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ

"Kepada (kaum) Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat lagi Maha Memperkenankan (doa hamba-Nya)"

Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah Swt.,

Oleh karena itu, negeri kita sendiri, tanah yang sudah leluhur kita dan para pendiri negara ini merdekakan, sudah sepatutnya harus kita rawat dengan sebaik-baiknya. 

Tidak cukup dengan itu, tetapi harus dimakmurkan dengan segala potensi yang kita miliki, yang terdapat pada negeri kita ini. 

Dengan begitu, niscaya kita bisa menjadi negara yang betul-betul merdeka dan kita sendiri juga benar-benar menjadi seorang khalifah yang dipercaya oleh Allah Swt.

Semoga cita-cita luhur kita itu, menjadikan negara ini merdeka secara hakiki, dalam arti makmur rakyatnya, sejahtera warganya, dan maju negaranya dapat tercapai dengan baik. 

Dan kita sebagai manusia, warga di dalam negaranya, dan khalifah di atas bumi ini betul-betul dilaksanakan.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِينَ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أشهد أن لا إلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَأْيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ

مَجِيدٌ

اللَّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ. وَعَنْ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِينَ. وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَتَابِعِهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغلاء والوَبَاءِ وَالطَّاعُونَ وَالْأَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا انْدُوْنِيْسِيًا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً يَا رَبِّ الْعَالَمِينَ. اللهم أصلِح ولاة أمورنَاء اللَّهُمْ وَقَفْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ الإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبِّ الْعَالَمِينَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِينَ وَقَرَّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. اللهم أصلِح ولاة أمور الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

عِبَادَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

Link Unduh PDF Teks Khutbah Jumat 2

Untuk mengunduh teks khotbah Jumat di atas, Anda dapat klik tautan di bawah ini.

Link Unduh PDF Teks Khutbah Jumat 2

Demikianlah paparan mengenai kumpulan contoh teks khutbah Jumat 16 Agustus 2024 lengkap dengan link untuk mengunduhnya.

Baca Juga: Link PDF Teks Khutbah Jumat 26 Juli 2024: Gerakan Halal sebagai Gaya Hidup

Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm