Kemudian Buya Yahya juga mengomentari yang mana Rebo Wekasan tidak ada didalam ajaran nabi akan tetapi bila ada yang dikatakan ulama dan tidak bertentangan dengan ajaran islam berarti bukan bid’ah.
“Kalau (ajaran) dari nabi tidak ada, cuma kalau udah katanya ulama selagi tidak bertentangan dengan ajaran nabi tidak bisa kita (katakan) langsung murni bid’ah,” kata Buya Yahya.
Baca Juga: Hukum Mengucapkan Selamat Imlek dalam Islam, Muslim Wajib Tahu
Buya Yahya menuturkan, orang saleh yang mendapat ilham boleh dipercaya dengan catatan tidak bertentangan ajaran nabi. Adapun bila ada yang tidak percaya ilham tersebut, maka jangan dicaci maki.
“Misalnya bersedekah atau salat hajat agar dijauhkan dari malapetaka, maka mengikuti ilham selagi itu tidak bertentangan syariat itu boleh,” ia mencontohkan.
Berdasarkan penjelasan Buya Yahya bahwa tradisi Rebo Wekasan bukanlah dari nabi dan rasul, tapi tidak murni bid’ah juga. Pertanyaanya, apakah boleh umat Islam percaya dengan mitos hari sialnya?
"Kaidah mempercayai ini dibahas dalam bab ilhaamat. Jika ada seorang sholeh (wali) lalu berkata tentang sebuah kejadian, maka jika omongannya itu tidak bertentangan dengan syariat, maka Anda bebas, mau dengar (percaya) boleh, mau tidak (percaya) juga boleh," jelas Buya Yahya.
Baca Juga: NAUZUBILLAH, Sholat Akan Sia-sia Jika Dilakukan pada 5 Waktu Ini, Kata Buya Yahya Hukumnya Haram