Benarkah Rebo Wekasan Hari Sial Diakhir Bulan Safar? Ini Jawabannya

27 Agustus 2024 23:58 WIB
Buya Yahya
Buya Yahya ( Instagram @buyayahyaofficial)

Sonora.ID – Berikut ulasan selengkapnya mengenai “Benarkah Rebo Wekasan Hari Sial Diakhir Bulan Safar? Ini Jawaban Alim Ulama”.

Safar menjadi salah satu bulan didalam rentetan tahun Hijriah. Bulan Safar merupakan bulan kedua di penanggalan islam.

Berbicara mengenai bulan Safar ada banyak “kisah dibaliknya” salah satunya mengenai keyakinan bahwa ini merupakan sebuah bulan sial atau bulan bencana.

Masyarakat suku Jawa kebanyakan beranggapan bahwa bulan Safar adalah bulan yang penuh akan Bala. Salah satu bala terbesar yang akan terjadi adalah pada hari rabu terakhir dibulan Safar.

Bahkan hari tersebut dikenal dengan istilah Rebo Wekasan, atau Rebo Kasan dalam Bahasa Sunda.

Baca Juga: Tata Cara Pembagian Warisan Menurut Islam Kata Buya Yahya

Lantas benarkan rebo wekasan merupakan hari paling sial? Untuk menemukan jawaban mengenai hal tersebut seorang alim ulama ternama menjelaskan mengenai hal tersebut.

KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab disapa sebagai Buya Yahya menjabarkan bahwa didalam silsilah islam tidak ada istilah hari sial untuk muslim.

Hari sial adalah sebuah hari dimana setiap insan menyibukan diri dengan maksiat.

"Jangan percaya bulan Safar (adalah) bulan celaka, bulan sempit rezeki. Nggak ada itu semua. Hari Allah adalah baik semuanya. Hari jelek itu adalah hari kita bermaksiat," kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV, Senin (26/8/2024).

Kemudian Buya Yahya juga mengomentari yang mana Rebo Wekasan tidak ada didalam ajaran nabi akan tetapi bila ada yang dikatakan ulama dan tidak bertentangan dengan ajaran islam berarti bukan bid’ah.

“Kalau (ajaran) dari nabi tidak ada, cuma kalau udah katanya ulama selagi tidak bertentangan dengan ajaran nabi tidak bisa kita (katakan) langsung murni bid’ah,” kata Buya Yahya.

Baca Juga: Hukum Mengucapkan Selamat Imlek dalam Islam, Muslim Wajib Tahu

Buya Yahya menuturkan, orang saleh yang mendapat ilham boleh dipercaya dengan catatan tidak bertentangan ajaran nabi. Adapun bila ada yang tidak percaya ilham tersebut, maka jangan dicaci maki.

“Misalnya bersedekah atau salat hajat agar dijauhkan dari malapetaka, maka mengikuti ilham selagi itu tidak bertentangan syariat itu boleh,” ia mencontohkan.

Berdasarkan penjelasan Buya Yahya bahwa tradisi Rebo Wekasan bukanlah dari nabi dan rasul, tapi tidak murni bid’ah juga. Pertanyaanya, apakah boleh umat Islam percaya dengan mitos hari sialnya?

"Kaidah mempercayai ini dibahas dalam bab ilhaamat. Jika ada seorang sholeh (wali) lalu berkata tentang sebuah kejadian, maka jika omongannya itu tidak bertentangan dengan syariat, maka Anda bebas, mau dengar (percaya) boleh, mau tidak (percaya) juga boleh," jelas Buya Yahya.

Baca Juga: NAUZUBILLAH, Sholat Akan Sia-sia Jika Dilakukan pada 5 Waktu Ini, Kata Buya Yahya Hukumnya Haram

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm