Sonora.ID - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menginisiasi Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung Prau dan Kawasan Wisata Alam Dieng.
Aksi yang berlangsung selama dua hari berhasil mengumpulkan 934 kg sampah. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai pihak dari instansi pemerintah, pemerintah daerah, komunitas peduli lingkungan, hingga mitra swasta.
Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Warsito, menyampaikan bahwa aksi ini berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 409 kg dari Gunung Prau dan 525 kg dari Kawasan Wisata Alam Kawah Sikidang.
"Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung ini merupakan inisiasi untuk menggerakkan seluruh potensi masyarakat dalam melakukan aksi kebaikan khususnya gerakan Indonesia Bersih demi pelestarian lingkungan", ujar Deputi Warsito usai kegiatan Aksi Bersih Gunung Prau dan Dieng, pada Kamis (29/8/2024).
Kegiatan yang berlangsung pada 28-29 Agustus 2024 ini mencakup beberapa titik operasi bersih di Gunung Prau, meliputi jalur pendakian Patak Banteng, Sunrise Camp, Sunset Area, dan Cemoro Tungal/Sunrise Area Plawangan.
Baca Juga: Pemprov Sumsel Luncurkan LAKSAN di PS Mall: Mendekatkan Layanan Perizinan kepada Masyarakat
Selain itu, aksi bersih dan kampanye zero waste juga dilakukan di kawasan wisata alam Sikidang dan Candi Arjuna.
Warsito menekankan pentingnya keberlanjutan dari aksi ini.
Menurutnya, setelah kegiatan ini sangat penting untuk memastikan bahwa upaya yang telah dilakukan ini dapat memberi dampak yang berkelanjutan.
"Tentu agar lingkungan tetap terjaga dengan baik dan kegiatan ini tetap bisa diagendakan dengan rutin," tambahnya.
Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung Prau merupakan pengembangan dari kegiatan serupa yang sebelumnya dilakukan di Gunung Gede Pangrango. Kegiatan ini melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, serta pihak swasta dan berbagai komunitas peduli lingkungan seperti : Mapala UI, Mapala UNJ, Mapala Unsoed, Mapala Unsiq, APGI, Trahsbag Community, Prodi Olahraga UNJ, Forum Koordinasi Prau Indonesia, Perum Perhutani KPH Kedu Utara, AREI Outdoor Gear, dan BRI.
Warsito menambahkan gunung adalah simbol kehidupan, seperti dalam pewayangan gunung menjadi pembuka dan penutup gelaran. Jika hulunya bersih maka hilirnya juga bersih.
"Dengan menjaga kebersihan gunung, kita menjamin kelestarian alam untuk generasi berikutnya," ungkapnya.
Dirinya berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat luas untuk melakukan hal serupa dan mendorong pemerintah daerah untuk membuat kebijakan yang mendukung perlindungan dan pengelolaan kawasan gunung.
"Mari kita syiarkan semangat ini dan jangan biarkan usaha kita hari ini berhenti di sini. Kita ajak lebih banyak orang untuk bergabung dalam menjaga kebersihan dan melestarikan alam," pungkas Warsito.
Sementara itu, dalam aksi bersih gunung Prau ditemukan sampah-sampah menarik misalnya : sampah "purba" berupa barang-barang yang tertera tahun 2003 dan 2005. Ini menunjukkan bahwa kesadaran para pendaki tentang kelestarian alam masih rendah.
"Manusia ditakdirkan menjadi khalifah di muka bumi, termasuk di dalamnya menjaga dan memberi hak kepada alam untuk tetap lestari demi kebaikan kehidupan umat", ungkap Panca Yudha Dirgantara, Koordinator Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung Prau.