Pustakawan Bukan Sekadar Gelar, Harus Dijalankan Dengan Benar

2 September 2024 17:37 WIB
Ilustrasi Wisuda Sarjana
Ilustrasi Wisuda Sarjana ( Dok Perpusnas)

Pustakawan ahli utama Ahmad Hadadi memaparkan orasi berjudul “Lemari Pustaka untuk Bangsa (LPB): Strategi Peningkatan Minat Baca Masyarakat Berbasis Komunitas”. Dia mengemukakan keprihatinannya terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap bahan bacaan, terutama di wilayah pedesaan. Menurutnya, meskipun minat baca masyarakat cukup tinggi, pemanfaatan perpustakaan desa masih belum optimal. 

“Pemilihan judul ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan saya tentang kurangnya akses masyarakat terhadap bahan bacaan, terutama di pedesaan maupun kompleks pemukiman,” katanya.

Menurutnya, LPB merupakan solusi untuk meningkatkan akses bahan bacaan tanpa batasan jumlah dan waktu peminjaman. “LPB didirikan untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan masyarakat tanpa dibatasi jumlah dan lama bahan pustaka yang dipinjam, tanpa harus menjadi anggota perpustakaan,” urainya. 

Gagasan ini diharapkan mampu meningkatkan minat baca masyarakat, terutama di daerah yang akses terhadap perpustakaan masih terbatas​. 

Sementara pustakawan ahli utama Muhammad Tawwaf menggarisbawahi pentingnya peran pustakawan dalam penelitian kolaboratif di perguruan tinggi. Dalam orasi ilmiahnya berjudul “Peran dan Kontribusi Pustakawan sebagai Mitra Riset Kolaboratif”, dia menekankan pustakawan tidak hanya berperan sebagai pendukung, tetapi juga harus memiliki posisi yang sejajar dengan peneliti lain, seperti dosen dan akademisi.

"Penelitian kolaboratif tidak hanya sebatas mendampingi, tetapi pustakawan memiliki peran yang sejajar bersama peneliti lain dalam melakukan perencanaan, pengkajian, dan penyebaran hasil penelitian," ucapnya.

Melalui penelitian kolaboratif, pustakawan dapat meningkatkan kompetensi analisis mereka serta memperkuat budaya riset dan publikasi ilmiah di lingkungan perguruan tinggi​.

Pustakawan ahli utama Nimal Lahamang dalam orasi ilmiahnya berjudul “Advokasi dan Penguatan Kemitraan dalam Mendukung Perluasan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) di Indonesia” menyoroti pentingnya advokasi dan kemitraan dalam mengembangkan perpustakaan yang inklusif dan berdaya guna bagi masyarakat.

Nimal menjelaskan bahwa program TPBIS bertujuan untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan dan ruang terbuka bagi masyarakat dalam mengembangkan keterampilan serta meningkatkan kualitas hidup.

“Advokasi memainkan peranan penting dalam memastikan keberhasilan implementasi Program TPBIS, sehingga perpustakaan dapat menjadi ruang yang ramah dan terbuka bagi semua individu,” sebutnya.

Dia mengungkapkan pentingnya kemitraan antara perpustakaan dan berbagai pemangku kepentingan untuk memperluas dampak program ini. “Penguatan kemitraan dilakukan melalui kolaborasi dengan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk meningkatkan program-program literasi di daerah secara berkelanjutan,” pungkasnya. 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm