Surakarta Sonora.ID - Wayang orang, merupakan kesenian pertunjukan tradisional Indonesia yang cara pementasannya menggabungkan unsur drama, tari, serta musik.
Wayang orang memang memiliki daya tarik yang luas dan bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Begitu pula dengan apa yang ada di Kota Surakarta, Wayang Orang Sriwedari mulai mengalami kebangkitan perlahan, tiap malam Gedung Wayang Orang Sriwedari dipadati oleh ratusan penonton.
Dhestian Wahyu Setiaji selaku Pamong Budaya Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Surakarta mengatakan bahwa kelompok kesenian ini bangkit dari keterpurukan, sempat juga melakukan pentas tanpa hadirnya penonton.
“Dulu ketika saya awal bergabung di tahun 2006 sering sekali main guyonannya ditonton seragam abang. Kursi WO warnanya merah tidak ada penonton. Disitu kita tetap main ada tidak ada penontonnya” dilansir dari Tribunsolo pada Rabu, (28/8/2024).
Berbagai upaya dilakukan agar Wayang Orang Sriwedari tetap lestari di kalangan para masyarakat, salah satunya dengan cara turut berpartisipasi dalam acara yang diselenggarakan oleh pemerintahan, sebagai bentuk bahwa Wayang Orang Sriwedari tidak kalah dengan budaya populer kini.
“Berbagai upaya dilakukan untuk kembali mensosialisasikan Wayang Orang Sriwedari. Dulu orang Solo saja banyak yang tidak tahu Wayang Orang Sriwedari masih eksis. Di tahun 2009-2017 kita berinisiatif sering tampil di publik. Ketika ada kegiatan di dinas kita sering minta yang ngisi Wayang Orang Sriwedari. Seperti acara 17 Agustus sebelum upacara kita minta. Kita ingin menunjukkan bahwa kita masih ada” tutur Dhestian.
Tidak hanya di Solo saja, Wayang Orang Sriwedari pun turut mencari panggung di berbagai daerah di luar Solo yang merupakan bentuk dari usaha mereka, bertujuan untuk menyatukan kembali para penggemar mereka yang tersebar diberbagai daerah.
“Ke masyarakat ada berbagai upaya roadshow di luar Kota Solo seperti di Surabaya, Kertosono. Kita tiap tahun ke Jakarta sampai punya komunitas penonton di Jakarta. Dulu punya kegiatan Wayang Pelataran dipentaskan di halaman Balai Kota” ujarnya.
Selain itu, adanya regenerasi juga turut serta andil dalam keberlangsungan jalannya Wayang Orang Sriwedari, atas kehadiran kalangan muda tersebut terjadi regenerasi dari penonton yang hadir.
“Senior kami mulai regenerasi melibatkan anak muda ikut main. Tahun awal 80 persen sudah berusia lanjut. Di 2015 atas kebijakan Pak Ruddy merekrut seniman muda untuk menjadi pegawai wayang orang. Hingga saat ini 90 persen pemain muda” jelasnya.
Upaya yang dilakukan pun membuahkan hasil, kini tiap malam Gedung Wayang Orang Sriwedari mampu menjual hingga sebanyak 500 tiket.
“Pemain muda ini menjadi nuansa baru ke penonton. Penontonnya juga mulai lebih baik. Kalau hari Senin di atas 50, weekend di atas 100. Perkembangan paling positif pertengahan 2023 luar biasa. Hari Senin di atas 200 Sabtu 400-500. Sekarang kalau diamati banyak anak muda. Secara bentuk pertunjukan sudah tidak sama dengan pertunjukan wayang orang dulu. Pertunjukan kesannya tidak monoton” ungkapnya.
Apa yang telah dilakukan Wayang Orang Sriwedari adalah suatu bentuk perhatian akan budaya yang telah lama ada, perubahan atau regenerasi yang terjadi membuktikan bahwa masih ada banyak kalangan muda yang ingin terjun ke dunia seni wayang orang.
Penulis: Rama Pujo
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Beri Ruang untuk UMKM Solo, SIPA 2024 Hadirkan Urban Market