Sonora.ID – Rabu Wekasan adalah sebuah tradisi yang dilakukan pada hari Rabu terakhir pada bulan Shafar kalender Hijriah. Apa saja pantangan di hari Rabu Wekasan?
Adapun Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriah, atau tepatnya setelah Muharam atau sebelum Rabi’ul Awal.
Kegiatan pada Rabu Wekasan meliputi tahlilan atau zikir berjamaah, shalat sunah, dan berbagai makanan dalam bentuk selamatan.
Tradisi Rabu Wekasan ini pertama kali diadakan pada masa Wali Songo.
Saat itu, banyak ulama yang menyebutkan bahwa pada bulan Safar, Allah SWT menurunkan lebih dari 500 macam penyakit.
Sebagai antisipasinya, para ulama kemudian melakukan tirakat dengan banyak beribadah dan berdoa. Diharapkan dengan melakukan hal tersebut, Allah SWT menjauhkan mereka dari segala penyakit dan malapetaka.
Baca Juga: Amalan Tolak Bala di Hari Rebo Wekasan: Hukum, Niat dan Tata Caranya
Hingga kini, tradisi tersebut masih dilestarikan di berbagai daerah di Indonesia.
Beberapa masyarakat juga mempercayai bahwa ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan saat hari Rabu Wekasan.
Pada hari ini, banyak orang yang meyakini adanya pantangan yang harus dipatuhi untuk menghindari kesialan dan malapetaka.
Diantaranya adalah:
Pantangan di Hari Rabu Wekasan
Banyak yang percaya bahwa hari Rabu Wekasan merupakan hari yang penuh dengan energi negatif, sehingga banyak orang memilih mengurangi aktivitas di luar rumah.
Kegiatan keluar rumah hanya dilakukan jika ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini untuk menghindari kemungkinan adanya kejadian yang tidak diinginkan.
Bepergian jarak jauh juga dianggap kurang baik pada hari Rabu Wekasan. Banyak orang yang mempercayai bahwa perjalanan di hari ini dapat membawa sial atau nasib buruk, bahkan kecelakaan.
Oleh karena itu, mereka lebih memilih tetap berada di rumah dan menunda perjalanan hingga hari berikutnya.
Mengadakan pesta atau perayaan besar dianggap kurang tepat pada hari Rabu Wekasan. Mengadakan acara penting seperti pernikahan, khitanan, atau acara besar lainnya pada hari Rabu Wekasan tidak dianjurkan.
Beberapa masyarakat percaya, acara yang diadakan pada hari ini tidak akan berjalan lancar atau bahkan bisa membawa malapetaka. Selain itu, beberapa orang juga percaya bahwa perayaan pada hari ini dapat membawa kesialan atau energi negatif.
Baca Juga: Tata Cara Sholat Tolak Bala Rabu Wekasan, Lengkap dengan Bacaan Doa
Memulai pekerjaan baru, usaha, atau proyek besar pada hari Rabu Wekasan dianggap kurang baik. Banyak orang yang menunda pengambilan keputusan besar, seperti memulai bisnis baru, menandatangani kontrak penting, atau menikah pada hari Rabu Wekasan.
Hari ini dianggap kurang baik untuk memulai sesuatu yang baru atau mengambil keputusan penting. Jika dilanggar, hal ini bisa membawa kegagalan atau kesulitan dalam menjalankan usaha tersebut.
Melakukan pekerjaan berat atau berbahaya, seperti memanjat, menggunakan alat tajam, atau bekerja di tempat berisiko, juga dianggap tabu pada hari Rabu Wekasan.
Hal ini didasari kepercayaan bahwa hari Rabu Wekasan adalah hari yang rentan terhadap musibah, sehingga disarankan menghindari aktivitas yang bisa memperbesar risiko kecelakaan.
Sebagai gantinya, banyak yang memilih berdoa dan mengadakan pengajian atau ritual keagamaan yang lebih tenang dan khusyuk.
Masyarakat pun menggelar selamatan atau kenduri dengan membaca doa-doa.
Masyarakat juga percaya dengan menggelar tradisi Rabu Wekasan, seperti selamatan, akan menjauhkan dari bala dan malapetaka. Dengan begitu, tidak hanya mendapatkan berkah selalu dalam perlindungan Allah SWT, tetapi juga mendekatkan diri pada Yang Kuasa.
Meski ada hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat Rabu Wekasan karena dipercaya hari datangnya marabahaya, masyarakat tidak diperbolehkan meyakininya secara berlebihan. Bahkan, mengarah pada syirik. Apalagi dalam Islam semua hari adalah baik dan milik Allah SWT.