Senada, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menyampaikan tujuan utama Perpusnas adalah meningkatkan literasi Masyarakat, terutama generasi muda.
“Alangkah baiknya apabila kita ingin mendorong kegiatan-kegiatan di daerah perpustakaan taman membaca dengan konsep ini namanya motor keliling, motor perpustakaan keliling,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, para legislator mengucapkan selamat kepada Perpusnas atas penghargaan Jikji Prize dari UNESCO berkaitan dengan pelestarian naskah kuno. Selain itu, ucapan selamat diberikan kepada pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz sebagai satu dari 100 tokoh berpengaruh di bidang Artificial Intelligence (AI) dalam daftar TIME100 AI 2024.
Menanggapi hal tersebut Plt. Kepala Perpusnas E.Aminudin Aziz menjelaskan bahwa Perpusnas telah mengubah orientasi rencana program prioritas tahun 2025 dan seterusnya untuk disesuaikan dengan program prioritas dari pemerintahan baru.
Adapun program-program tersebut adalah program peningkatan layanan literasi yang berkualitas dan merata, program TPBIS (Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial), program penguatan komunitas dan penggerak literasi, serta program pembiasaan kegemaran membaca.
“Kami betul sangat peduli terhadap hal-hal yang tadi disampaikan oleh Ibu pimpinan misalnya akreditasi perpustakaan. Mulai tahun ini kami memang mengganti sistem akreditasi bukan hanya akreditasi, tapi pada saat yang sama kita juga akan memperoleh data-data tentang status dari perpustakaan itu,” jelasnya.
Terkait Karya Cetak dan Karya Rekam Analog (KCKR) penggayaan literasi, lanjutnya, Perpusnas sangat memperhatikan keberadaan perpustakaan di daerah 3T. Selain itu, daerah yang belum memiliki pusat bacaan masyarakat juga diperhatikan melalui kerja sama dengan Kementerian Desa.
“Kami punya 10 ribu ruang baca di desa dan TBM di tahun ini. Harapannya tahun depan itu bukan hanya 10 ribu desa, tetapi 20 ribu desa. Nah, ini tentu saja akan menggunakan dana anggaran tambahan yang kami usulkan itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, terkait naskah kuno dia menjelaskan bahwa naskah kuno menjadi salah satu program prioritas di Perpusnas. Selain itu, Perpusnas akan memperluas program TPBIS dari 100 perpustakaan menjadi 600 perpustakaan.
“Tahun ini kami sudah alokasikan untuk 600 ya, kalau misalnya ada tambahan anggaran untuk tahun depan, ya selain yang 600 kita bisa sampai kepada angka misalnya 1.500 TPBIS baru,” tuturnya.
Mengenai Dana Alokasi Fisik (DAK), lanjutnya, akan terjadi penurunan anggaran dari Rp500 miliar menjadi Rp232 miliar sebagai peluang pemerintahan baru untuk pengalokasian DAK, serta akan ada Dana Alokasi non Fisik yang akan diterapkan pada 2025.
“DAK non fisik ini yang baru ya, ada 145 miliar. Ini menurut kawan-kawan di Kementerian PPN/ Bappenas, DAK fisiknya turun, DAK non fisik diberikan supaya memberikan fleksibilitas kepada Perpusnas untuk melakukan sinkronisasi program pusat ke kabupaten kota dan juga dimediasi oleh perpustakaan di tingkat provinsi agar kegiatan-kegiatan dapat dimonitor dengan baik,” ungkapnya.
Dia menyetujui saran dan masukan yang diberikan Komisi X DPR RI terkait perluasan jangkauan dan pemerataan sumber bacaan kepada masyarakat.
“Saya betul-betul sepakat dengan yang tadi sampaikan oleh Komisi X dan perwakilan fraksi bahwa jangkauan harus diperluas. Ini yang sebetulnya kami lakukan secara besar-besaran tahun ini, Perpusnas hadir di 10 ribu desa. Tujuannya adalah untuk itu, supaya tidak ada lagi istilah anak-anak tidak mau ke perpustakaan karena jauh,” tuturnya.
Perpusnas akan mengusahakan penyediaan motor perpustakaan keliling guna menjangkau masyarakat di kawasan jangkauan terbatas dan memperbanyak Pojok Baca Digital (Pocadi) yang memang diperlukan oleh masyarakat.
“Semoga perjuangan yang dilakukan di Badan Anggaran dan ada tambahan untuk Perpustakaan Nasional, untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan besar menjadikan literasi sebagai tulang punggung pembangunan bangsa ini. Terima kasih,” pungkasnya.