Bangunan jembatan sendiri baru pada bagian tengah yang dibuat cor, sementara sisi jembatan merupakan batuan, pasir dan tanah urug.
Jembatan yang longsor itu menyebabkan masyarakat tidak bisa melintas dan harus memutar lebih jauh, jembatan tersebut merupakan jalan alternatif penghubung Klaten-Boyolali.
Agus juga mengatakan jika jembatan ini di tutup banyak warga yang mengeluh, di karenakan harus memutar lebih jauh dan menghambat aktivitas para warga yang hendak berpergian.
Baca Juga: E-Meterai Jadi Kendala, CPNS Solo Diperpanjang Hingga 10 September
“Ini jalur alternatif, paling ramai dan banyak digunakan warga,” ujar Agus.
“Karena harus berputar 5 kilo,” paparnya.
Turunnya hujan setelah musim kemarau memanglah menyejukkan, apalagi setelah melewati hari hari yang begitu terik menyengat tubuh, namun curah hujan yang tinggi memang sering kali menyebabkan dampak atau bencana, seperti halnya longsor yang terjadi di Jembatan Desa Sudimoro, Kabupaten Klaten.
Untung saja dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa, hanya saja masyarakat harus memutar mencari jalan lain untuk beraktivitas.