Penulis: Tantri Wulandari
Sonora.ID - Indonesia menjadi negara peringkat ke-14 sebagai pengguna internet yang lama menghabiskan waktunya untuk berinternet.
Melansir dari KOMPAS.com yang merujuk pada laporan terbaru bertajuk “Survei Penetrasi Internet Indonesia 2024” yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) baru-baru ini mengungkap bahwa pengguna internet di Indonesia pada 2024 dilaporkan mencapai 221,5 juta jiwa atau tepatnya 221.563.479 jiwa.
Dari jumlah tersebut, Generasi Z (kelahiran 1997-2012 berusia 12-27 tahun) menjadi kelompok usia yang paling banyak terkoneksi internet.
Artinya, tidak menutup kemungkinan Generasi Z mengalami kecanduan media sosial.
Baca Juga: Arti Bohir dalam Bahasa Gaul, Identik dengan Politik!
Media sosial digunakan untuk bersosialisasi satu sama lain secara online oleh penggunanya sebagai bentuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Aplikasi Facebook, X, TikTok, Line, WhatsApp, hingga Instagram adalah suatu jenis aplikasi yang belakangan ini sering kali digunakan oleh Generasi Z sebagai bagian dari aktivitas keseharian mereka.
Dari berbagai aplikasi tersebut, terdapat sisi positif dan negatif di dalamnya.
Oleh karena itu, kita sebagai pengguna harus lebih bijak mengendalikan atas apa yang disajikan oleh media sosial.
Mengapa demikian?
Hal ini dikarenakan terdapat bahaya yang mengintai bagi pengguna yang mengalami kecanduan media sosial.
Salah satu contoh konkret dari permasalahan ini adalah membandingkan diri dengan orang lain atau social comparison.
Social comparison adalah segala hal yang dilakukan secara otomatis. Tidak bisa dipungkiri bahwa fenomena social comparison menjadikan seseorang menjadi tidak percaya diri.
Apalagi, kalau menjadi seseorang yang terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain, mereka akan lebih rentang merasa iri, bersalah, dan menjadi penuh penyesalan.
Baca Juga: Menulis di Media Sosial Tidak Perlu Memerhatikan Kaidah Bahasa Indonesia, Benar Tidak sih?
Hal ini pun berisiko yakni dengan mudah mereka akan lebih sering berbohong, menyalahkan orang lain, dan tidak puas dengan kehidupan.
Dari fenomena tersebut terdengar cukup miris bukan? Untuk itu, bagaimana cara agar social comparison yang terlanjur kita lakukan tidak memberi dampak yang terlalu negatif?
1. Perkuat mengenali diri sendiri dan yakin terhadap diri sendiri
Kita harus tahu apa yang baik bagi diri sendiri, karena dengan ini kita memiliki arah dan tujuan untuk menjalani kehidupan.
2. Peka terhadap perasaan diri sendiri
Poin ini diibaratkan sebagai rem, ketika keadaan kita sedang tidak baik. Dalam keadaan ini, usahakan jangan berlama-lama membuka media sosial.
Jika perlu, uninstall media sosial untuk sementara waktu.
3. Menyadari bahwa sosial media adalah tempat sandiwara
Dalam konteks ini, kita hanya melihat sebagian kecil dari kehidupan orang-orang di media sosial.
Media sosial adalah ajang untuk mempertunjukkan diri seseorang di dunia, tentunya mereka berlomba-lomba menampilkan sisi baiknya.
Padahal, belum tentu yang ditampilkan adalah kehidupan yang sebenarnya.
Baca Juga: Apa Arti Topi Biru dalam Emoji yang Sering Digunakan Warganet?
4. Fokus untuk mengembangkan diri sendiri
Sebagaimana bahwa setiap orang memiliki waktu masing-masing. Oleh karena itu, membandingkan diri dengan orang lain adalah hal yang sangat tidak adil untuk diri sendiri.
Dikatakan tidak adil, karena sudah pasti masing-masing orang memiliki perbedaan mulai dari segi lingkungan, kemampuan atau bakat, hingga tingkat kesuksesan yang berbeda.
Nah, apabila kalian berhasil menerapkan dari keempat cara di atas, artinya kalian adalah pribadi yang peduli dengan mengutamakan kesehatan mental diri sendiri daripada takut tertinggal berita atau tren di media sosial.