Bogor, Sonora.ID - Pada seminar The 45th IPB Strategic Talks, Sekretaris Daerah Jawa Barat (Sekda Jabar) Herman Suryatman menekankan bahwa konsep pendidikan inklusif dan berkarakter menjadi kunci Indonesia Maju 2045 yang saat ini sedang dikembangkan di Jabar.
Seminar yang mengambil tema 'Pendidikan Karakter Berbasis Kesadaran Sistem dalam Setiap Jenjang Pendidikan' yang digelar di IPB International Convention Center Botani Square Mall di Kota Bogor, Jumat (13/9/2024), juga menyebut bahwa penerapan prinsip inklusivitas dan karakter menjadi hak setiap anak, utamanya akses pendidikan yang setara dan merata kualitasnya.
"Penerapan pendidikan inklusif dan berkarakter membutuhkan partisipasi semua pihak mulai dari peserta didik, sekolah, guru, hingga orang tua," ucap Sekda Herman, dikutip dari siaran pers Diskominfo Jabar.
"Kita bicara pendidikan inklusif menuju Indonesia Maju 2045. Kita bicara pendidikan dari perspektif karakter, dari perspektif sistem, dan lain sebagainya," tegasnya.
Di Jawa Barat, lanjut Sekda Herman, sektor pendidikan sudah semakin baik kualitasnya.
Baca Juga: BPBD Jabar: Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi pada Pilkada Serentak 2024 di Jawa Barat
"Tidak hanya di level pendidikan formal seperti SD, SMP, SMA, SMK, inklusivitas pendidikan juga harus diterapkan di sektor informal hingga nonformal," jelasnya.
Sejalan itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar bersama Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jabar, tengah berupaya mendorong semua tenaga pengajar menjadi guru penggerak, di antaranya melalui program Pelatihan Guru Penggerak Jawa Barat.
"Program ini mengambil spirit program yang sama yang dimiliki Pemerintah Pusat, tapi dengan praktik yang agak berbeda," kata Sekda Herman.
Menurutnya, materi pelatihan yang diberikan sudah terstandardisasi dan mengacu ke program Guru Penggerak dari Kemendikbud karena bekerja sama dengan BBGP.
"Upaya ini diharapkan dapat memiliki daya dorong terhadap kemajuan pendidikan yang lebih progresif di Jabar," ucapnya.
"Seperti menghadirkan guru-guru yang berkompeten, peka terhadap lingkungan, dan adaptif terhadap perubahan," jelasnya lagi.
Hingga saat ini, kata Sekda Herman, sebanyak 48.690 guru baik di tingkat SMA, SMK, SLB se - Jawa Barat tengah mengikuti Pelatihan Guru Penggerak Provinsi Jawa Barat dengan fasilitasi dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Kepegawaian Daerah, dan Dinas Pendidikan Jabar.
Pelatihan Guru Penggerak diselenggarakan melalui aplikasi Sistapraja, sarana pengembangan kompetensi berbasis teknologi yang bersifat kursus terbuka (open course).
Baca Juga: Diskominfo Dukung Anugerah Penyiaran KPID Jabar 2024 sebagai Momentum Penyiaran Berbasis Digital
Sekda Herman juga berharap pemerintah kabupaten dan kota juga menghadirkan guru penggerak di jenjang pendidikan SD dan SMP.
"Kita akan desain sedemikian rupa untuk memberikan treatment agar menjadi guru penggerak, guru yang bergerak dan menggerakkan, dalam perspektif Jawa Barat," ucap Sekda Herman.
"Dengan kolaborasi provinsi, kabupaten, kota, anak-anak akan mendapatkan pengajaran terbaik untuk Jabar Caang, Indonesia Maju," pungkasnya.