Namun, dengan populasi besar, kawasan ini juga menghadapi tantangan yang tidak kalah besar, termasuk dalam hal perubahan demografi.
Direktur Regional IPPF ESEAOR, Tomoko Fukuda, berharap dengan bekerja bersama akan dapat dikuatkan kembali kebijakan yang mendukung kehormatan dan hak. "Secara bersama-sama kita dapat bersuara lantang pada mereka yang tidak menaruh perhatian terhadap isu kesehatan reproduksi."
Tiga pilar terkait kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan isu remaja sangat penting terutama di Asia dan Pasifik. Meskipun banyak kemajuan, namun masih banyak pekerjaan rumah. Perempuan masih mengalami tidak adanya kesetaraan.
Demikian pula, penurunan fertilitas telah mengubah dinamika pendudukan di Asia Pasifik. Misalnya, masih terdapat 3,7 persen remaja perempuan hamil di Asia dan Pasifik. Perkawinan anak juga masih tinggi, tercatat 8 persen.
Meskipun upaya telah dilakukan namun masih ada kesenjangan. Termasuk data terhadap orang muda. "Kesejangan data mempengaruhi kebijakan,” jelasnya.
Di sisi lain, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Ukik Kusuma Kurniawan, menyebut bahwa Indonesia, sebagai negara ketiga dengan populasi terbesar di Asia juga menghadapi tantangan serupa.
Di Asia dan Pasifik, pernikahan dini terus menurun yang memungkinkan lebih banyak anak perempuan untuk mengenyam pendidikan; kehamilan remaja telah berkurang setengahnya; harapan hidup rata-rata orang di seluruh wilayah meningkat dan orang-orang hidup lebih sehat, serta angka kematian ibu dan bayi juga menurun.
Indonesia, lanjut Ukik, juga berkomitmen memperkuat pelaksanaan Aksi Program ICPD dan pengarusutamaan SDGs di tingkat daerah. Sejak tahun 2014, kabupaten-kabupaten telah menyusun Grand Desain Pembangunan Kependudukan.
Pada tahun 2021, Pemerintah Indonesia menerapkan SDGs Desa untuk melokalisasi tujuan SDGs. SDGs Desa memastikan bahwa suara dari akar rumput didengar dan bahwa masyarakat setempat memiliki rasa kepemilikan atas proses pencapaian tujuan SDGs.
Secara keseluruhan, selama tiga puluh tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan pencapaian yang mengesankan di luar dari sekadar memenuhi target numeriknya.