"Saat itu, saya ingat, approval rating saya adalah 72 (persen). Namun, karena menaikkan
(harga) BBM, jatuh melorot menjadi 43 (persen). Tapi sudah saya hitung, itu risiko yang memang
harus saya ambil,” ujarnya.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya persatuan dan optimisme dalam
menghadapi tantangan global. Salah satu yang digarisbawahi Presiden Jokowi adalah
kekompakan dalam pemikiran-pemikiran positif dan semangat optimistis. Beliau mengajak
bersyukur, salah satunya untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia yang tumbuh di atas 5
persen.
Di akhir pidatonya, Presiden Jokowi mengajak segenap pihak untuk mendukung pemerintahan
Prabowo.
“Marilah kita bersama-sama bekerja keras membangun negara ini. Kita dukung penuh
pemerintahan baru di bawah pemerintahan bapak Jenderal TNI Purnawirawan Prabowo
Subianto yang akan dilantik tanggal 20 Oktober yang akan datang. Terima kasih,” tutup Presiden
Jokowi.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan forum utama bertajuk “Diskusi Indonesia Bersatu:
Fondasi Menuju Indonesia Emas”. Sesi ini dimoderatori ekonom senior A. Prasetyantoko dan diisi oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Ahmad Muzani, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (UKM) Teten Masduki, Menteri Investasi Rosan Roeslani, serta Perwakilan Tim Ekonomi Prabowo-Gibran Laode Masihu Kamaluddin sebagai pembicara.
Secara garis besar, masing-masing narasumber membahas langkah strategis menuju visi
Indonesia Emas dengan fokus pada tiga aspek utama: Pembangunan ekonomi yang inklusif,
digitalisasi dan efisiensi, serta kolaborasi antarsektor. Harapannya, ketiga sektor ini dapat
berkontribusi dalam mendorong produktivitas dan menciptakan lapangan kerja yang lebih
berkualitas, sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Terkait peran UMKM dalam perekonomian nasional, Teten menekankan bahwa akses terhadap teknologi dan pembiayaan harus diperkuat. Menurutnya, perlu perlu intervensi teknologi selain dengan digitalisasi. Teten mengambil contoh digitalisasi yang telah berhasil memaksimalkan potensi-potensi daerah dan menjadi penggerak bangkitnya industri menengah berbasis keunggulan lokal.
Sementara itu, Laode menekankan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8
persen, perlu ada perubahan besar dalam sistem perekonomian bangsa.
"Dari semua studi, kalau tidak ada yang baru di ekonomi ini, nggak bakal tercapai 8%. Perlu sesuatu yang baru," ujarnya.
Beliau menyorot pentingnya penerapan teknologi canggih seperti big data, AI generatif, dan
blockchain untuk memastikan keakuratan data yang digunakan dalam pembuatan kebijakan
dapat diandalkan dan aman. Menurutnya, teknologi ini dapat memastikan terbentuknya
kebijakan yang lebih efektif dan tepat sasaran.