MSG pertama kali diisolasi oleh ilmuwan Jepang, Kikunae Ikeda, dari rumput laut pada awal abad ke-20. Saat ini, MSG diproduksi melalui proses fermentasi alami, mirip dengan cara pembuatan kecap, yoghurt, dan anggur.
"Ini berarti MSG bukanlah bahan kimia buatan seperti yang sering disalahpahami, melainkan berasal dari sumber alami," kata Leony.
Alternatif untuk Diet Rendah Garam
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya diet rendah garam, penggunaan MSG semakin populer di kalangan mereka yang peduli kesehatan. MSG memungkinkan orang menikmati makanan yang lezat tanpa harus khawatir akan asupan natrium yang berlebihan.
"Sering kali, kita khawatir makanan diet akan terasa hambar karena garam dikurangi. Namun dengan MSG, kita bisa tetap menikmati rasa yang lezat tanpa tambahan garam berlebih," jelas Leony.
Menutup wawancara, Leony Susan menekankan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan tentang MSG.
"Yang terpenting adalah cerdas dalam memilih bahan makanan dan menggunakan bumbu. Diet sehat tidak harus membatasi segala hal, melainkan tentang bagaimana kita bisa menyeimbangkan kebutuhan nutrisi dan kenikmatan makanan," tutupnya.
Dengan penggunaan yang tepat, MSG tidak hanya membantu mengurangi asupan garam, tetapi juga menjaga kenikmatan dalam setiap hidangan. Bagi mereka yang menjalani diet rendah garam, MSG bisa menjadi solusi yang cerdas dan aman untuk menikmati makanan yang lezat tanpa khawatir akan risiko kesehatan.