4. Pengalaman Berharga yang Bisa Saya Petik
Pengalaman berharga yang bisa saya petik dari menyelesaikan permasalahan ini adalah pentingnya memahami kebutuhan individu setiap murid dan pendampingan yang sesuai pada setiap proses pembelajaran sehingga dapat menarik minat dan bakat peserta didik.
2. Studi Kasus PPG 500 Kata II
1. Permasalahan yang Dihadapi
Saya pernah menghadapi permasalahan dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas rendah. Salah satu permasalahan utama adalah adanya perbedaan kemampuan yang signifikan di antara murid-murid. Beberapa murid sangat cepat memahami materi, sementara yang lain memerlukan waktu lebih lama dan pendampingan lebih intensif.
Selain itu, ada murid yang cenderung pasif dan enggan berbicara atau berpartisipasi dalam diskusi kelas, yang membuat saya kesulitan untuk menggali ide dan pendapat mereka.
2. Upaya untuk Menyelesaikan Masalah
Identifikasi Kebutuhan Murid: Saya melakukan asesmen awal untuk mengidentifikasi kemampuan dan kebutuhan setiap murid. Hal ini membantu saya memahami siapa saja yang memerlukan pendampingan lebih intensif dan siapa yang bisa diberikan tantangan tambahan.
Pendampingan Individu: Saya memberikan pendampingan individu kepada murid yang cenderung pasif dan enggan berbicara. Saya menggunakan pertanyaan pemantik untuk membantu mereka menyusun cerita atau pendapat yang akan disampaikan. Misalnya, saya bertanya tentang pengalaman menarik yang pernah mereka alami dan bagaimana perasaan mereka saat itu.
Diferensiasi Konten dan Proses: Saya membagi murid menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat pemahaman mereka. Murid yang memerlukan bimbingan diberikan materi dasar dan pendampingan lebih intensif, sementara murid yang cukup mahir diberikan tugas mandiri yang lebih menantang. Murid yang sangat mahir diberikan tugas tambahan seperti membuat presentasi menggunakan PowerPoint.
Penggunaan Media Pembelajaran: Saya menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, seperti gambar, video, dan alat peraga sederhana, untuk menarik minat murid dan memudahkan mereka memahami materi. Misalnya, saya meminta murid untuk menggambar pengalaman menarik mereka sebelum menceritakannya secara lisan.
3. Hasil dari Upaya yang Dilakukan
Hasil dari upaya tersebut cukup memuaskan. Murid yang sebelumnya pasif mulai menunjukkan peningkatan dalam partisipasi dan keberanian untuk berbicara. Mereka lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan ide mereka.
Baca Juga: 5 Contoh Soal Studi Kasus PPG Daljab 2024, Paling Lengkap!
Murid yang memerlukan bimbingan juga menunjukkan peningkatan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, murid yang sudah mahir merasa lebih tertantang dan termotivasi dengan tugas tambahan yang diberikan.
4. Pengalaman Berharga dari Penyelesaian Masalah
Pengalaman berharga yang bisa saya petik dari menyelesaikan permasalahan ini adalah pentingnya memahami kebutuhan individu setiap murid dan memberikan pendampingan yang sesuai.
Pembelajaran berdiferensiasi membantu saya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan setiap murid sesuai dengan kemampuan mereka.
Dengan pendekatan yang dilakukan, saya belajar bahwa penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan minat dan motivasi murid dalam belajar.
Murid yang cukup mahir dapat mengumpulkan hasil kerja mandiri, sementara murid yang sudah mahir dapat mempresentasikan hasil kerja menggunakan PowerPoint yang dilengkapi gambar dan grafis.
3. Studi Kasus PPG 500 Kata III
1. Permasalahan yang Pernah Saya Hadapi Sebagai Seorang Guru, saya pernah menghadapi permasalahan dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas rendah.
Salah sa satu permasalahan utama adalah adanya perbedaan kemampuan yang signifikan di antara murid murid. Beberapa murid sangat cepat memahami materi, samentara yang lain memerlukan waktu lebih lama dan pendampingan lebih intensif.
Selain itu, ada murid yang cenderung pasif dan enggan berbicara atau kurang berpartisipasi dalam diskusi kelas, yang membuat saya kesulitan untuk menggali ide dan pendapat mereka.
2. Upaya Saya untuk Menyelesaikannya: Untuk mengatasi permasalahan ini saya melakukan beberapa upaya sebagai berikut:
Identifikasi Kebutuhan Murid, Saya melakukan asesmen awal untuk mengidentifikasi kemampuan dan kebutuhan setiap mund. Hal ini membantu saya memahami siapa saja yang memerlukan pendampingan lebih intensif dan siapa yang bisa diberikan tantangan tambahan.
Pendampingan Individu, Saya memberikan pendampingan individu kepada murid yang cenderung pasif dan enggan berbicara. Saya menggunakan pertanyaan pemantik untuk membantu mereka menyusun cerita atau pendapat yang akan disampaikan. Misalnya, saya bertanya tentang pengalaman menarik yang pemah mereka alami dan bagaimana perasaan mereka saat itu.
Diferensiasi Konten dan Proses Saya membagi murid menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat pemahaman mereka. Murid yang memerlukan bimbingan diberikan materi dasar dan pendampingan lebih intensif, sementara murid sudah mampu diberikan tugas tambahan seperti membuat gambar terkait dengan pengalaman menarik tentang pembelajaran pada hari tersebut.
Penggunaan Media Pembelajaran: Saya menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, seperti gambar, video, dan alat peraga sederhana, untuk menarik minat murid dan memudahkan mereka memahami materi. Misalnya, saya meminta murid untuk menggambar pengalaman menarik mereka sebelum menceritakannya secara lisan.
3. Hasil dari Upaya yang telah Saya lakukan, Hasil dari upaya tersebut cukup memuaskan, murid yang sebelumnya pasif mulai menunjukkan peningkatan dalam partisipasi dan keberanian untuk berbicara. Mereka lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan ide mereka. Murid yang memerlukan bimbingan juga menunjukkan peningkatan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, murid yang sudah mampu merasa lebih tertantang dan termotivasi dengan tugas tambahan yang diberikan.
4. Pengalaman Berharga yang Bisa Saya Petik: Pengalaman berharga yang bisa saya petik dari menyelesaikan permasalahan ini adalah pentingnya memahami kebutuhan individu setiap murid dan pendampingan yang sesuai pada setiap proses pembelajaran sehingga dapat menarik minat dan bakat peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi membantu saya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan setiap murid sesuai dengan kemampuan mereka. Berdasarkan asesmen awal pembelajaran, saya memperoleh data karakteristik peserta didik untuk dijadikan dasar variasi aktivitas pembelajaran di kelas.
Saya menciptakan suasana belajar yang gembira, menarik, aman dan bebas dari perundungan, serta menggunakan berbagai variasi metode dengan mempertimbangkan aspirasi dari peserta didik, seperti menggunakan permainan atau game dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Selain itu, saya mengakomodasi keberagaman gender, budaya, bahasa daerah setempat, agama atau kepercayaan karakteristik, dan kebutuhan setiap peserta didik Misalnya, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, saya memberikan teks bacaan yang berbeda sesuai dengan kemampuan murid. Murid yang memahami teks lebih cepat diberikan tantangan tambahan dengan membaca teks lain, untuk murid yang memerlukan bimbingan, saya memberikan pendampingan lebih intensif.
Saya juga membuat suasana ruangan yang berbeda dan menanyakan perasaan peserta. didik di awal pembelajaran dengan menggunakan emoticon atau memilih respon yang diharapkan seperti tos, tangan semangat, atau salam. Dengan pendekatan ini, saya belajar bahwa penggunaan media pembelajaran yang bervariatif dapat meningkatkan minat dan motivasi murid dalam mengikuti pembelajaran. Murid yang cukup mampu dapat mengumpulkan hasil kerja mandiri, sementara murid yang sudah mampu dapat mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dalam bentuk tulisan maupun gambar yang telah dibuatnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.