Penulis : Akhmad Ibra Syahrial Maula
Kabupaten Malang, Sonora.ID ‒ Dalam upaya menciptakan generasi yang lebih paham akan pentingnya kependudukan dan perencanaan keluarga, Dinas Pendidikan dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Malang mengintegrasikan program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) ke dalam kurikulum sekolah.
Program ini tidak hanya berfokus pada materi akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting tentang kependudukan dan keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Muthoharoh, S.M., selaku Kasi Kesiswaan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, dalam program NGOPI Kalimaya Bhaskara FM menjelaskan, SSK adalah bentuk kolaborasi antara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian Pendidikan yang telah dimulai pada tahun 2011.
"Di Kabupaten Malang, program ini sudah mulai diterapkan sejak 2021. Saat ini, ada 42 SMP negeri dan swasta yang telah menjadi sekolah binaan SSK," ungkapnya.
Salah satu inovasi dalam program ini adalah adanya Pojok Kependudukan, sebuah ruang yang menyediakan literatur, video, serta materi pembelajaran seputar kependudukan.
Tujuannya adalah agar siswa dapat mengakses informasi dengan lebih mudah dan menjadi agen perubahan dalam keluarga dan masyarakat.
"Pojok Kependudukan ini diharapkan mampu menjadi sumber belajar bagi peserta didik untuk membentuk generasi berencana," tambah Muthoharoh.
Materi kependudukan tidak disajikan sebagai mata pelajaran tersendiri, melainkan diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran seperti PJOK, PPKn, IPA, dan IPS.
"Di mata pelajaran IPA, misalnya, siswa akan belajar tentang reproduksi manusia. Sementara dalam IPS, mereka akan diajarkan dampak sosial dan ekonomi dari kependudukan," jelas Muthoharoh.
Hal ini didukung oleh Rina, Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerak DPPKB Kabupaten Malang.
"Tahun depan, direncanakan ada 55 sekolah yang akan menerapkan SSK. Program ini juga mengajak siswa untuk lebih sadar akan pentingnya menunda pernikahan muda dan memfokuskan diri pada pendidikan," tambahnya.
Selain integrasi SSK di sekolah, DPPKB Kabupaten Malang juga menyediakan program CERIA (Cerdas, Empati, Responsif, Inovatif, Aman) yang dapat diakses melalui laman resmi DPPKB Kabupaten Malang.
Program CERIA ini menjadi solusi digital untuk memberikan informasi seputar kependudukan, keluarga berencana, dan isu-isu terkait yang relevan bagi remaja dan masyarakat luas.
Baca Juga: Aksi Kamisan Keluarga Tragedi Kanjuruhan Minta Sebagai Pelanggaran HAM Berat
Melalui laman ini, masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait pernikahan dini, pendidikan kependudukan, hingga bimbingan konseling melalui call center yang tersedia.
"CERIA juga menjadi wadah bagi siswa yang ingin curhat atau mencari solusi terkait masalah kependudukan dan keluarga secara lebih pribadi," ungkap Rina.
Dalam program SSK, DPPKB Kabupaten Malang juga berperan aktif melalui sosialisasi kependudukan yang diadakan di berbagai sekolah.
Selain itu, program PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) juga menjadi wadah bagi siswa untuk lebih mendalami isu-isu kependudukan dan keluarga berencana.
"Kami terus mendorong agar informasi tentang kependudukan dapat dipahami siswa dengan cara yang sederhana dan relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari," tutur Rina.
Meskipun program ini mendapat respons positif, tantangan tetap ada, terutama dalam menghadapi siswa dari generasi Z yang lebih kritis.
Namun, Muthoharoh optimistis bahwa melalui pendekatan yang tepat, materi kependudukan dapat disampaikan dengan baik.
Baca Juga: Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Perkuat Upaya Pencegahan Kekerasan di Satuan Pendidikan
"Kami juga berencana menambahkan SSK dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka dan Palang Merah Remaja (PMR) agar lebih menarik dan edukatif," ungkapnya.
Dengan evaluasi yang dilakukan setiap tahun, program ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak sekolah.
Melalui dukungan dari berbagai pihak, SSK berpotensi menjadi program unggulan dalam membentuk generasi muda yang peduli dan siap menghadapi tantangan kependudukan di masa depan.