Bandung - Sebagai salah satu gedung yang dibangun pada masa kolonial Belanda, Gedung Pos Indonesia yang ada di Jalan Cilaki Kota Bandung, menyajikan perpaduan gaya art deco dan unsur lokal yang menarik untuk diabadikan.
Ini terungkap dalam workshop fotografi yang digelar Pos Indonesia (PosIND) bagi puluhan pelajar dari berbagai SMK di Kota Bandung, Jumat (18/10/2024).
Workshop fotografi yang mengambil lokasi di Kantor Pusat Pos Indonesia, Jalan Cilaki Kota Bandung ini bertema "Peranan Fotografi dalam Desain Komunikasi Visual”, menghadirkan narasumber Corporate Secretary Pos Indonesia Tata Sugiarta, serta fotografer Profesional Hendri Hassan, dan diikuti oleh 45 siswa dari tiga SMK di Kota Bandung, yaitu SMK 3, SMK 14, dan SMK 9.
"Para pelajar ini selain mengikuti workshop mengenai pendidikan dan pengetahuan sejarah dan dunia fotografi, juga diajarkan bagaimana cara penggunaan teknologi fotografi sederhana menggunakan ponsel," ucap Tata.
"Selain itu, kami ingin mereka ini bisa mengenal lebih dekat dengan dunia pos dan sejarahnya," imbuh Tata.
Baca Juga: Badan POM Gelar Forum Bisnis Guna Tingkatkan Kemitraan Lintas Sektor
Tata menjelaskan, workshop fotografi ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Pos Indonesia, yang tidak hanya fokus pada aspek sosial dan ekonomi, tetapi juga pada pendidikan.
"Tujuan utamanya adalah mengingatkan generasi muda tentang pentingnya peran Pos, sambil memberikan mereka keterampilan fotografi yang berguna," jelas Tata.
Workshop ini, kata Tata, juga dalam rangkaian memperingati Hari Bhakti Postel, selain adanya gelaran pameran foto bertajuk "Jejak Bisu AMPTT".
Terkait Gedung Pos Indonesia, Tata menjelaskan, bahwa gedung ini memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan Indonesia.
Di mana pada 27 September 1945, terjadi perebutan kekuasaan Post Telepon dan Telegraf (PTT) dari tangan Jepang oleh para pegawai muda Indonesia, yang dikenal dengan Angkatan Muda Pos Telepon dan Telegraf (AMPTT), dan peristiwa tersebut saat ini dikenang sebagai dengan nama Hari Bhakti Postel.
"Gedung ini sangat bersejarah, namun jarang ada yang merekam sejarahnya. Oleh karena itu, kami berinisiatif, selain workshop, juga ada pameran foto ini untuk mengapresiasi sejarah yang terkandung di dalamnya,” ungkap Tata.
Pameran ini, lanjut Tata, merupakan pameran foto pertama yang memamerkan berbagai sudut Gedung Pos Indonesia sebagai saksi bisu peristiwa bersejarah tersebut.
Baca Juga: KPU Jabar Akan Gunakan Sirekap di Penghitungan Pilkada Serentak
Diketahui, pameran ini pertama kali dipamerkan di Bandung pada 27 September, kemudian di Jakarta dan dipamerkan di Pos Blok Jakarta.
Di akhir Tata menyebut, pameran "Jejak Bisu AMPTT" diharapkan dapat menjadi acara rutin yang bisa diselenggarakan di kota-kota lain seperti Surabaya dan Medan.
Bahkan, Tata mengungkapkan, PosIND akan menerbitkan buku yang berisikan dokumentasi-dokumentasi sejarah gedung-gedung tua Pos Indonesia yang masih berdiri hingga saat ini.