Kemudian, terdapat biaya operasional yang terdiri dari pengadaan pakan ikan, benih ikan, dan dolomit, dengan total sekitar Rp20,7 juta.
Dengan demikian, Musakkar menilai bahwa budidaya Nilasa dengan metode bioflok lebih menguntungkan bagi para pembudidaya.
Diketahui, Bimtek tersebut terlaksana berkat kerja sama dengan Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, sejak 8 hingga 11 Oktober 2024.
Para narasumber Bimtek memberikan gambaran yang komprehensif mengenai budidaya Nilasa dengan beberapa media kolam. Mereka menjelaskan penggunaan metode kolam terpal bulat dan metode kolam beton. Namun, para narasumber lebih menyarankan agar melakukan budi daya Nilasa pada kolam terpal, baik menggunakan metode bioflok maupun tanpa bioflok, karena metode ini menawarkan keuntungan tersendiri.
“Istilahnya, jika menggunakan metode bioflok, operasional untuk menyediakan pakan menjadi lebih murah karena adanya bantuan pakan alami tambahan,” ungkap Musakkar, menekankan efisiensi metode tersebut.
Baca Juga: 920 Pemilih Pemula di kabupaten PPU Belum Melakukan Perekaman KTP