Sonora.ID – Berikut beberapa contoh khutbah Jumat Sumpah Pemuda, penuh makna dan menyentuh hati yang dapat dijadikan referensi bagi yang membutuhkan.
Setiap tanggal 28 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati momen penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yaitu Hari Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda menjadi tonggak sejarah yang mengukuhkan semangat persatuan dan kesatuan di antara para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia.
Ikrar Sumpah pemuda memiliki arti yang mendalam bahwa di tengah keragaman, pemuda Indonesia siap bersatu untuk memperjuangkan cita-cita kemerdekaan.
Maka dari itu, dalam rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda 2024 tema khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda sangat cocok dibawakan khatib saat sholat Jumat.
Berikut 3 khutbah Jumat Sumpah Pemuda, penuh makna dan menyentuh Hati.
Baca Juga: 40 Contoh Soal Materi Tentang Sumpah Pemuda, Beserta kunci Jawabannya
1. Khutbah Jumat tentang Sumpah Pemuda
Peran Pemuda dalam Pembangunan Bangsa.
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَعَزَّنَا باِلْإِيمَانِ بِهِ، وَهَدَاناَ إِلَى عَظِيمِ شَرِيْعَتِهِ، وَأَسْعَدَنَا بِاتِّبَاعِ أَفْضَلِ رُسُلِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، فيِ أُلُوهِيَّتِهِ وَرُبُوْبِيَّتِهِ وَأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَبَعْدُ
Alhamdulillahi a’azzana bil imani bih. Wahadana ila ’adzimi syari’atih. Wa as’adana bittiba’i afdhali rusulih. Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, fii uluuhiyyatihii, warubuubiyyatihii wa asmaaihi washifatih. Wa asyhadu anna muhammadan ’abduhu warasuluh. Allahumma Shalli Wasallim Wabarik ’ala sayyidina Muhammadin wa’ala alihi Washahbihi ajma’in. Waba’du.
Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan kita dengan iman, memberi petunjuk pada kita menuju keagungan syariat-Nya, memberikan kebahagiaan kepada kita dengan mengikuti rasul-Nya yang paling mulia.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata tanpa sekutu bagi-Nya, baik dalam uluhiyah-Nya, rububiyah-Nya, nama dan sifat-Nya.
Dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Ya Allah berikanlah rahmat, keselamatan, dan barokah kepada Junjungan kami Muhammad serta keluarga dan sahabatnya semuanya. Dan setelahnya.
Hadirin jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Swt.,
Dalam peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, para pemuda menunjukkan peran sentral mereka dalam menggerakkan perubahan.
Dalam Islam, pemuda juga memiliki posisi penting. Rasulullah saw. melalui riwayat Ibnu Abbas.
Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara :masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang sakitmu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa senggangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang masa matimu." (HR. Al-Hakim).
Masa muda adalah waktu yang paling produktif, saat energi dan kreativitas berada di puncaknya.
Rasulullah saw. dan para sahabatnya memulai dakwah Islam saat usia muda, 40 tahun. Begitu pula, Sumpah Pemuda mengingatkan kita bahwa pemuda merupakan motor perubahan sekaligus agen pembangunan.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Pemuda muslim saat ini memunyai tanggung jawab besar, bukan hanya untuk diri sendiri melainkan juga untuk bangsa dan agama.
Mari kita arahkan energi dan potensi kita ke hal-hal produktif seperti pendidikan, kreativitas, dan amal sosial. Dengan demikian, kita bisa menjadi pemuda yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti pesan Nabi saw. berikut:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Hadis riwayat al-Tabrani dalam Mu'jam al-Awsathnya.
Semoga Allah Swt. menjadikan kita generasi muda yang tangguh dan bermanfaat. Aamiin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
2. Khutbah Jumat Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda untuk Generasi Indonesia Berkualitas
اَلْحَمْدُ للهِ عَظِيْمِ الْعَطَاءِ، اَلْوَاهِبِ الْمُتَفَضِّـلِ عَلَى عِبَادِهِ بِنِعْمَةِ الأَبْنَاءِ، سُبْحَانَهُ أَمَرَ بِتَرْبِيَتِهِمْ وَرِعَايَتِهِمْ كَيْ يَكُوْنُوا أَتقِيَاءَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ.
Hadirin Jamaah Jumat yang mulia
Sumpah Pemuda adalah ikrar para pemuda Indonesia yang menyatakan bertumpah darah satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 pada Kongres Pemuda II yang diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya 106, Jakarta.
Kongres Pemuda II dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain Jong Indonesia, Jong Batak, Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, dan Pemuda Indonesia.
Kongres Pemuda II bertujuan untuk mempersatukan pemuda Indonesia dalam satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
Hadirin Jamaah Jumat yang mulia Pada hari terakhir Kongres Pemuda II, yaitu tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda Indonesia mengikrarkan Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda dibacakan oleh Soegondo Djojopuspito, seorang pemuda dari Jawa Timur.
Isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut:
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah penting bagi bangsa Indonesia. Ini merupakan simbol dari semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Lebih dari itu, Sumpah Pemuda juga menjadi bukti bahwa perbedaan suku, agama, ras, dan bahasa tidak menjadi penghalang dalam upaya mempersatukan bangsa Indonesia.
Hadirin Jamaah Jumat yang mulia Dalam perjalanannya, Sumpah Pemuda juga memiliki makna yang penting bagi generasi penerus bangsa.
Sumpah Pemuda menjadi pengingat bagi generasi penerus bangsa untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sumpah Pemuda juga menjadi motivasi bagi generasi penerus bangsa untuk membangun bangsa Indonesia yang lebih baik.
Dalam konteks sekarang, Sumpah Pemuda masih memiliki makna yang sangat penting. Terlebih Indonesia segera memasuki puncak bonus demografi.
Berdasarkan data Kementerian PPN/Bappenas dan Badan Pusat Statistik tentang Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045, penduduk Indonesia akan mencapai 318,96 juta jiwa pada 2045.
Berdasarkan catatan, penduduk usia produktifnya (15-64 tahun) diperkirakan mencapai 207,99 juta jiwa.
Di sisi lain, penduduk usia tidak produktifnya diperkirakan mencapai 110,97 juta jiwa, dengan persentase 44,99 juta dengan usia 65 tahun ke atas [tidak produktif] dan 65,98 juta usia 0-14 tahun [belum produktif].
Dari data tersebut menggambarkan bahwa dekade 2030 dan puncaknya 2045 mendatang Indonesia akan mengalami puncak demografi.
Artinya, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang besar, dari segi penduduk. Diprediksi Indonesia berada di posisi tujuh besar dunia pada 2030 dan empat besar dunia pada 2045.
Pasalnya, orang mudanya di angka 207 juta lebih, dari 300 juta keseluruhan penduduk Indonesia. Sementara, Islam memberikan perhatian penting bagi orang muda.
Islam menekankan pentingnya merawat dan mengembangkan generasi yang kuat dan berkualitas.
Sebagaimana dalam Al-Qur'an Q.S An-Nisa [4] ayat 9:
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
Artinya: "Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya)."
Ayat ini menjadi peringatan bagi seluruh umat Muslim untuk menjaga dan melindungi generasi muda, terutama yang lemah dan membutuhkan. Generasi muda merupakan aset yang sangat berharga bagi bangsa dan agama.
Anak muda adalah harapan masa depan, dan merekalah yang akan melanjutkan perjuangan para pendahulunya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa mereka tumbuh dan berkembang dengan baik, baik secara fisik maupun mental.
Hadirin Jamaah Jumat yang mulia Syekh Ali Ibn Ahmad Al-Wahidi An-Naisaburi dalam kitab Tafsir Al-Wajiz menjelaskan bahwa ayat Qur'an surat An-Nisa ayat 9 berpesan agar seseorang yang memiliki anak kecil dan khawatir atas nasib mereka setelah kematiannya.
Orang tua harus memikirkan keberlanjutan kesejahteraan anak-anak tersebut.
Hal ini dapat dilakukan dengan meninggalkan harta waris yang cukup bagi mereka dan juga mengucapkan perkataan yang benar.
{وليخش الذين لو تركوا} الآية أَيْ: وليخش مَنْ كان له وُلدٌ صغارٌ خاف عليهم من بعده الضَّيعة أن يأمر الموصي بالإِسراف فيما يعطيه اليتامى والمساكين وأقاربه الذين لا يرثون فيكون قد أمره بما لم يكن يفعله لو كان هو الميِّت وهذا قبل أن تكون الوصية في الثُّلث
Artinya: " [Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan, An-Nisa ayat 9], artinya Dan hendaklah orang-orang yang jika mereka meninggalkan (anak-anak) yang kecil merasa khawatir terhadap (nasib) mereka setelah (kematian) mereka, khawatir bahwa orang yang memberikan wasiat akan memerintahkan pemborosan dalam pemberian kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin serta kerabatnya yang tidak mendapatkan bagian waris. Maka dia telah diperintahkan oleh sesuatu yang sebelumnya tidak dilakukannya, seolah-olah dia yang telah meninggal. Dan ini terjadi sebelum wasiat diberlakukan pada sepertiga."
Hadirin Jamaah Jumat yang mulia
Lebih lanjut, dalam Ayat 21 surat At-Tur merupakan salah satu ayat yang sangat penting dalam Islam, khususnya dalam konteks kepemudaan.
Ayat ini menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran penting sebagai penerus nilai-nilai dan perjuangan dalam masyarakat.
Mereka diharapkan untuk tetap kuat, berpikiran jernih, dan berani menghadapi tantangan.
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۗ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ
Artinya: "Orang-orang yang beriman dan anak cucunya mengikuti mereka dalam keimanan, Kami akan mengumpulkan anak cucunya itu dengan mereka (di dalam surga). Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."
Baca Juga: 13 Tokoh Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Beserta Penjelasan Perannya
Dengan demikian, generasi muda memiliki peran penting dalam meneruskan perjuangan, baik dalam segi politik, pendidikan, sosial, atau budaya yang telah dimulai oleh generasi sebelumnya.
Dengan berpartisipasi aktif generasi muda dapat membantu mewujudkan perubahan yang lebih baik bagi masyarakat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
3. Khutbah Jumat Sumpah Pemuda
Membangun dan Mempersiapkan Generasi Penerus yang Tangguh
اَلْحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاه. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيّ بعدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin jamaah Jumu'ah rahimakumullah. Alhamdu lillah, puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wata'ala yang telah memberikan nikmat dan karunia kepada kita semua.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya serta kaum muslimin dan muslimat hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah subhanahu wata'ala.
Mari kita tingkatkan amal ibadah, serta senantiasa meneladani kehidupan baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan akhlaknya yang mulia, senantiasa menjaga kejujuran, dan memberi jalan keluar setiap permasalahan, dengan semangat keadilan, kemaslahatan, dan kebijaksanaan.
Khutbah Jum'at pada hari ini akan membahas tentang upaya Mempersiapkan Generasi Penerus Yang Tangguh.
Hadirin jamaah Jumu'ah rahimakumullah.
Pada bulan ini, baik berdasarkan tahun masehi maupun tahun hijriyah, masing-masing ada peristiwa penting yang dapat diambil pelajaran dalam pewujudan generasi penerus yang tangguh.
Di tahun hijriah, kita masih berada di bulan Rabiul Awwal, di dalamnya ada peristiwan bersejarah dalam kehidupan keagamaan kita, yaitu kelahiran baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang kemudian setiap tahunnya diperingati dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Kedua, pada tahun masehi, kita berada di Bulan Oktober, yang di dalamnya ada peristiwa bersejarah dalam kehidupan kebangsaan kita, yaitu Kongres Pemuda yang melahirkan tekad dan komitmen persatuan melalui Sumpah Pemuda, dan kemudian setiap tahunnya pada 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kemudian juga ada heroisme semangat keagamaan kaum santri dalam mengartikulasikan semangat cinta tanah air melalui Resolusi Jihad, dan kemudian setiap tahunnya pada 22 Oktober, sejak 8 tahun yang lalu, diperingati sebagai Hari Santri.
Salah satu pesan penting dari peringatan Maulid Nabi adalah meneladani sikap-sikap terpuji baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Nabi Muhammad, sejak muda sudah ditempa oleh Allah subhanahu wata'ala, dan dikenal sebagai sosok yang jujur dan dapat dipercaya.
Di saat muda, sebelum diangkat menjadi Nabi, Nabiyullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam memiliki rekam jejak yang sangat baik, yang bisa menjadi teladan sempurna sepanjang masa.
Salah satu cara memperingati maulid nabi adalah dengan menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan, dengan mengikuti sunnah beliau dalam seluruh aspek kehidupan kita. Disebutkan dalam QS al-Ahzab ayat 21 :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ٢١
Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah." (QS al-Ahzab [33] ayat 21)
Salah satu akhlak yang diteladankan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah kejujuran.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah menunjukkan kualitasnya sebagai manusia berakhlak mulia jauh sebelum menjadi Rasul.
Hal ini telah diakui olah para penduduk Mekkah yang menyematkan gelar al-Amin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, orang yang dapat dipercaya.
Mengapa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapat gelar tersebut?
Pemberian gelar ini bukan tanpa alasan. Sebagai pedagang, Nabi Muhammad tidak pernah berkata dusta demi keuntungan.
Beliau selalu mengatakan dengan jujur tentang barang yang dijualnya, termasuk tentang kerusakan atau kejelekan barang tersebut selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan sesuai dengan kualitas yang diminta pelanggan.
Reputasi kejujuran dan akhlak yang baik yang dimiliki sosok muda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut telah dikenal publik, dan memunculkan kepercayaan publik kepada sosok beliau.
Ketika terjadi pembangunan kembali Ka'bah setelah diterjang banjir, saat rampung, terjadi perselisihan sengit mengenai siapa yang berhak untuk meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.
Semua kabilah berebut untuk bisa meletakkan Hajar Aswad yang menyebabkan konflik dan ketegangan.
Kemudian Abu Umayyah bin Mughiroh sebagai orang tertua di antara semua kabilah menawarkan jalan keluar dengan menetapkan bahwa yang pertama kali masuk melalui pintu as-Shafa maka ialah yang berhak untuk mengambil kebijakan tentang peletakkan Hajar Aswad tersebut.
Allah subhanahu wata'ala menakdirkan bahwa orang yang pertama kali memasuki pintu masjid adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika melihat sosok Muhammad, maka semua bersepakat dan menyatakan bahwa sosok tersebut adalah al-Amin dan karenanya semua ridha terhadap keputusan yang dibuatnya.
Memperoleh kesempatan meletakkan hajar aswad pada tempatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak egois.
Lagi-lagi, beliau menunjukkan kelasnya sebagai sosok integrator ulung. Beliau kemudian meminta kain untuk digunakan mengangkat Hajar Aswad.
Beliau meminta setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain tersebut dan kemudian bersama-sama mengangkatnya menuju tempat Hajar Aswad.
Alhasil dengan keputusan yang bijaksana ini, hilanglah perselisihan di antara kaum Quraisy.
Julukan al-Amin yang disandang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam merupakan bukti bahwa beliau adalah orang yang sudah diakui kredibilitasnya di masyarakat Arab.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan gelar al-Amin juga menjadi salah satu teladan bagi umatnya untuk senantiasa berkata jujur baik dalam bentuk lisan maupun dalam perbuatannya sehari-hari. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menekankan sifat kejujuran ini dalam sabdanya:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ
وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
Artinya: "Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong." (HR. Muslim)
Di samping soal kejujuran dan akhlakul karimah, Etos kerja Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam saat usia muda juga harus menjadi teladan bagi umatnya, terutama bagi pemuda dan pemudi.
Dengan memiliki profesi, berarti Nabi mengajarkan umatnya untuk hidup mandiri. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
Artinya : "Seseorang di antara kamu membungkus seikat kayu bakar lalu dibawa di atas pundaknya, kemudian menjualnya, itu lebih baik baginya daripada meminta-minta pada seseorang, yang akan memberinya atau menolaknya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits di atas menegaskan bahwa mendapatkan penghasilan dari hasil keringat sendiri lebih utama daripada meminta-meminta.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan pekerjaan mencari kayu bakar dalam hadits tersebut karena profesi itu merupakan salah satu mata pencaharian sahabat saat itu.
Komitmen membangun kemandirian dengan spirit kewirausahaan adalah teladan Nabi yang bisa melahirkan generasi yang tangguh, mandiri, dan berkarakter.
Hadirin Jamaah Jumu'ah rahimakumullah.
Saat menjadi rasul, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam banyak ditemani oleh para sahabat pemuda dan perjuangan dakwahnya, dan bahkan memberikan kepercayaan kepada anak-anak muda pada posisi-posisi strategis, baik di bidang pertahanan, ilmu pengetahuan, dan politik pemerintahan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi kepercayaan kepada Usamah bin Zaid menjadi panglima perang, padahal usianya masih sangat belia, sementara di situ ada banyak sahabat senior.
Usamah bin Zaid, pada usia 18 tahun dipercaya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memimpin pasukan yang di dalamnya ada sahabat-sahabat ternama, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Pasukannya berhasil dengan gemilang mengalahkan tentara Romawi.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga memiliki sepupu sekaligus sahabat terpercaya, Ali bin Abi Thalib.
Perannya dalam dakwah mencakup berbagai bidang, seorang ulama, pemimpin, sekaligus pejuang. Ali merupakan salah satu orang yang pertama-tama masuk Islam dari golongan pemuda, umurnya belum 10 tahun.
Saat Rasulullah hijrah ke Madinah, Ali bin Abi Thalib diperintahkan untuk menggantikan posisi di tempat tidur beliau, dengan segala resikonya.
Di bidang keilmuan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi kepercayaan luar biasa kepada sahabat Zaid bin Tsabit, pemuda Anshar yang masuk Islam pada usia 11 tahun. Kecerdasan Zaid membuat pemuda ini dipercaya menjadi penulis wahyu oleh Rasulullah.
Ia mampu menguasai berbagai bahasa dalam tempo singkat. Pada masa kodifikasi al-Quran, Khalifah Abu Bakar pertama kali menunjuk Zaid untuk menghimpun ayat-ayat Al-Qur'an.
Dalam urusan politik, duta pertama yang dikirim Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga berasal dari golongan pemuda, yaitu Mush'ab bin Umair. Ia adalah seorang pemuda kaya, rupawan, dan terpandang di Makkah.
Ia rela meninggalkan keluarga, kemewahan, dan kehormatan di tengah kaumnya demi dakwah Islam. Mush'ab adalah duta pertama dalam sejarah Islam.
Ia diminta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajar al-Quran kepada penduduk Madinah. Ketika itu, di antara sahabat Rasulullah sebenarnya masih ada beberapa sahabat yang lebih tua dan lebih berkedudukan, tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam punya pertimbangan sendiri mengutus Mush'ab.
Hadirin jamaah Jemu'ah rahimakumullah.
Peristiwa kedua adalah Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda adalah suatu ikrar pemuda-pemudi Indonesia yang mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar tersebut merupakan hasil putusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928.
Di antara pelajaran penting dalam momentum Sumpah Pemuda ini adalah pentingnya kepeloporan pemuda dalam mewujudkan kesatuan dan persatuan, jangan terjebak pada konflik akibat eksploitasi dan mempertentangkan terhadap realitas adanya perbedaan.
Perbedaan adalah sunnatullah, sebagaimana perbedaan suku, bangsa, dan juga bahasa serta budaya.
Bagaimana kita menyikapi perbedaan tersebut dengan membangun kesepahaman, dan sebanyak mungkin mencari titik temu dengan komitmen persatuan.
"Persatuan Indonesia", sebagaimana dirumuskan dalam sila ketiga Pancasila memuat prinsip integrasi dan persatuan. Allah subhanahu wata'ala telah menegaskan persatuan di tengah perbedaan ini dalam al-Qur'an yang termaktub dalam surat al-Hujurat ayat 13:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ١٣
Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti." (QS. al-Hujurat [49] ayat 13)
Di samping soal komitmen merawat persatuan (wahdah) dan persaudaraan (ukhuwwah), anak muda harus menjadi pioneer di bidang pendidikan, meningkatkan inovasi dan kreatifitas untuk mewujudkan hal-hal yang bermanfaat, baik bagi diri maupun orang lain.
Generasi muda merupakan penerus tongkat estafet kepemimpinan bangsa. Mereka harus mengisi masanya dengan hal-hal yang bermakna dan membawa manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.
Usia remaja adalah usia yang sangat produktif untuk menuntut ilmu. Masa muda dengan keadaan yang bugar, kuat dan semangat tinggi itu hendaknya diarahkan pada hal-hal yang mengandung manfaat di dalamnya; Baik manfaat kepada dirinya atau pun kepada orang lain, bahkan alam sekitarnya. Baginda Nabi bersabda :
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ». حَدِيْثٌ حَسَنٌ, رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَغَيْرُهُ هَكَذَا
Artinya: "Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang; Jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya." (HR. Ahmad)
Hadirin jamaah Jumu'ah rahimakumullah.
Peristiwa ketiga adalah Hari Santri. Hari Santri 22 Oktober merupakan supremasi perjuangan para santri dan ulama pesantren dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Saat itu NICA (Netherlands Indies Civil Administration) membonceng tentara Sekutu (Inggris) hendak kembali menduduki Indonesia dalam Agresi Militer Belanda II pasca kekalahan Jepang oleh Sekutu setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Hal ini menunjukkan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 bukanlah akhir perjuangan.
Justru perjuangan makin tidak mudah ketika bangsa Indonesia harus menegakkan kemerdekaan karena upaya kolonialisme masih tetap ada.
Ulama pesantren sudah melakukan antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi perang senjata saat Jepang menyerah kepada Sekutu.
Benar saja, setelah Proklamasi Kemerdekaan, terjadi Agresi Militer Belanda kedua yang puncaknya adalah berupa pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945 yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan.
Peperangan melawan agresi militer ini tidak terlepas dari pencetusan Fatwa Resolusi Jihad NU oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.
Resolusi Jihad ini menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda ini.
Dari sejarah ini kita juga bisa mengambil hikmah bahwa agama dan cinta tanah air bisa saling memperkuat dalam membangun bangsa dan negara. Dua unsur ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kecintaan terhadap tanah air merupakan manifestasi dari keimanan.
Hadirin jamaah Jumu'ah rahimakumullah.
Salah satu elemen yang memiliki kedudukan strategis dalam perubahan masyarakat adalah elemen kaum muda.
Dalam sejarah perubahan masyarakat, selalu ditentukan oleh sejauh mana peran kaum muda dalam menggerakkan perubahan tersebut.
Dalam sejarah bangsa Indonesia, mulai dari perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga reformasi tak lepas dari keberperanan kaum muda. Peristiwa Sumpah Pemuda telah menggelorakan semangat persatuan di tengah perbedaan.
Bapak Proklamator, Sukarno-Hatta menjadi pejuang kemerdekaan sejak usia belia, dan memiliki konsens terhadap kaum muda. Panglima Besar Jenderal Sudirman memimpin gerilya saat usia masih 25 tahun.
Kyai Haji Abdul Wahid Hasyim menjadi ketua MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) pada usia 26 tahun, dan menjadi Ketua Masyumi (Majlis Syura Muslimin Indonesia), partai terbesar pada usia 29 tahun.
Bung Tomo menggelorakan semangat perlawanan arek-arek Suroboyo dengan semboyan Merdeka atau Mati, isy kariiman au mut syahiidan, sebagai wujud cinta tanah air yang dibalut dengan kesadaran keagamaan, berusia 25 tahun.
Setelah ditetapkan Resolusi Jihad oleh para Ulama tanggal 22 Oktober 1945, tidak butuh waktu lama, anakanak muda mengambil prakarsa untuk mempertahankan tanah air, atas dasar panggilan iman dan kecintaan pada tanah air.
Hari ini, saat kita berada dalam proses recovery pasca krisis kesehatan yang bersifat global yang bisa berdampak pada lahirnya krisis ekonomi dan sosial, dibutuhkan kepeloporan kita, khususnya kaum muda, untuk hadir sebagai solusi, dengan inovasi, kreatifitas, dan kepeloporan yang dimiliki.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan pentingnya memanfaatkan masa muda untuk modal kemajuan suatu bangsa.
Dalam setiap perubahan sosial, pemuda selalu menjadi peran sentral, dengan kreatifitas, inovasi, dan kekuatannya, baik kekuatan fisik maupun nalarnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi nasehat kepada kita semua tentang pentingnya mengoptimalkan masa muda untuk kebaikan:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Artinya: "Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara; masa mudamu sebelum datang waktu tuamu, masa sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang matimu." (HR. al-Hakim)
Hadits di atas secara khusus menempatkan usia muda dalam urutan pertama dalam prioritas perhatian.
Momentum usia muda tak akan kembali. Kondisi bonus demografi ini juga tak akan lama.
Dalam perubahan sosial yang bersifat strategis, selalu ada peran penting kaum muda dan kaum milenial. Karena kaum muda memiliki fungsi sebagai agen perubahan (agent of change) dalam perbaikan masyarakat.
Semoga kita semua termasuk orang yang dapat meneladani baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dengan membiasakan akhlakul karimah, berkomitmen untuk jujur dan memegang janji, menjadi solusi atas masalah sosial yang muncul dengan penuh harmoni, serta memberi ruang keberperanan secara optimal terhadap partisipasi, dan invasi dan kreativitas anak muda di berbagai bidang, karena masa depan bangsa lima sepuluh tahun ke depan terletak pada kondisi pemuda hari ini.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: 5 Cerpen Tentang Sumpah Pemuda, Singkat Namun Seru dan Menginspirasi