Sonora.ID - Sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi akan mengalami suhu lebih panas atau kenaikan temperatur di tahun 2025 mendatang.
Hal ini diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Di bulan Oktober 2024, tutupan awan minim dan mempengaruhi pergerakan semu matahari sudah terjadi di Indonesia, terutama di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
BMKG memprediksi suhu permukaan rata-rata bulanan di tahun 2025 mengalami anomali sekitar +0,3 hingga +0,6 derajat Celsius.
“Artinya ini lebih hangat, lebih panas sebesar +0,3 hingga +0,6 derajat Celsius pada bulan Mei hingga Juli 2025 dengan rata-rata lebih hangatnya ini 0,4 derajat Celsius,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers: Climate Outlook 2025 secara daring pada Senin (4/11/2024) sore.
Lantas wilayah mana saja yang diprediksi suhu panas?
Berikut informasinya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini, 5 November 2024 di Jabodetabek
Wilayah yang Diprediksi Suhu Panas pada 2025
BMKG memantau suhu permukaan laut di Samudera Pasifik, di mana terjadi kecenderungan terus mendingin dengan indeks ENSO sudah melewati ambang batas La Nina sebesar -59.
ENSO adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya.
Adapun La Nina adalah terjadinya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.
Kondisi pendinginan tersebut menyebabkan potensi pertumbuhan awal di Samudera Pasifik tengah berkurang.
Dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
BMKG juga memantau Indian Ocean Dipole (IOD) atau perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah, yaitu Laut Arab di Samudera Hindia bagian barat dan Samudera Hindia bagian timur di selatan Indonesia.
Berdasarkan pemantauan BMKG, IOD saat ini dalam kondisi negatif dengan indeks bulanan sebesar -0,7.
“Sementara itu, perairan Indonesia secara umum menunjukkan, suhu muka laut yang lebih hangat daripada normalnya dengan nilai rata-rata anomali pada bulan Oktober sebesar +0,69 derajat Celsius. “Jadi ini lebih hangat kurang lebih sebesar 0,69 derajat Celsius,” jelas Dwikorita.
BMKG dan lembaga iklim dunia lainnya memprediksi La Nina lemah berlanjut hingga awal 2025 lalu beralih ke fase netral hingga akhir tahun depan.
ENSO yang mencapai -59 pada Oktober 2024 diprediksi kembali beralih ke fase netral. Kondisi ini terus bertahan hingga akhir 2025.
“Sementara itu, kondisi IOD atau pendinginan suhu muka air laut di bawah rata-rata normalnya di wilayah Samudera Hindia diprediksi akan kembali netral dan terus netral hingga akhir tahun 2025,” ujar Dwikorita.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News