Banjarmasin, Sonora.ID – Pertumbuhan pasar modal di Kalimantan Selatan diklaim tumbuh positif, baik dari jumlah investor maupun nilai transaksi.
Kepala Unit Pengembangan Produk Syariah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Selatan, Yunan Akbar, pasar modal syariah jadi pilihan masyarakat untuk berinvestasi.
“Per bulan September 2024 di Indonesia sudah ada 158.499 investor atau melejit pesat dari empat tahun lalu yang hanya 85.891,” tuturnya.
Dari total tersebut, investor syariah aktif mencapai 24.236 dengan nilai transaksi Rp3,7 triliun, volume transaksi Rp10,2 miliar dan frekuensi transaksi 1.153.
Baca Juga: Lapangan Usaha Meningkat, Ekonomi Kalsel Tumbuh 5,23% di Triwulan ke-3 2024
“Khusus di Kalimantan Selatan, jumlah investornya mencapai 1.919 dengan nilai transaksi investor syariah 50.161,” tambah Yunan.
Jumlah investor diyakini akan terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan pemahaman dan beragamnya produk yang ditawarkan.
Mulai dari wakaf saham, zakat saham, reksadana saham, wakaf sukuk, sedekah saham hingga Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS).
“Tak hanya berinvestasi, tapi juga juga sekaligus bisa beramal atau berdonasi untuk kebaikan umat,” tuturnya lagi.
Sementara itu, Kepala BEI Kalimantan Selatan, Yuniar, mengatakan bahwa pasar modal syariah penting dalam memberikan alternatif dalam investasi yang sesuai dengan syariat Islam.
Secara keseluruhan, saat ini jumlah investor di Kalimantan Selatan 170.638 orang yang datanya diambil dari Single Investor Identification (SID).
Baca Juga: Akselerasi Swasembada Pangan, Kalsel Ditarget 500 Ribu Hektar Lahan Cetak Sawah Rakyat
Pencapaian itu diakuinya tidak lepas dari upaya BEI Kalimantan Selatan dalam mengedukasi masyarakat terkait dengan pasar modal.
“Sekitar 538 kegiatan literasi pasar modal yang diikuti sekitar 54.000 peserta sudah kita gelar,” jelas Yuniar.
Pihaknya optimis, semakin banyak masyarakat yang teredukasi, maka semakin tinggi juga minat mereka untuk terlibat dan melakukan investasi.
Tahun ini, pertumbuhan investor meningkat 6,57 persen atau mencapai 10.548 orang yang berinvestasi di provinsi ini.
Hal itu menunjukkan bahwa meskipun Kalimantan Selatan bukan pusat ekonomi terbesar di Indonesia, tapi minat untuk berinvestasi terbilang tinggi.