Sehingga ada pilihan data mana yang ingin digunakan sebagai referensi untuk program penurunan stunting yang dirancang.
Baca Juga: Puncak Hari Jadi ke-498 Kota Banjarmasin, Ibnu Sina 'Pamitan' ke Warga
Ia berharap dengan adanya lokus-lokus yang ada di Kota Banjarmasin pihaknya dapat memaksimalkan upaya penunrunan angka stunting lewat kolaborasi bersama lintas sektor.
“Mulai dari kader-kader Posyandu, dari Puskesmas, kader-kader PKK dan semuanya untuk dapat saling berkolaborasi,” pungkas Ibnu.
Prevalensi stunting di Kota Banjarmasin berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis Kementerian Kesehatan melonjak dari 22,4 persen menjadi 26,5 persen.
Padahal targetnya adalah 14 persen yang jadi indikator kesehatan masyarakat.
Namun kenaikan itu diklaim karena adanya perubahan indikator penilaian, yang menjadi semakin banyak dan meluas.